CHAPTER 2 ; It is the tea

Start from the beginning
                                    

"ya?"

"Kau tidak terlihat nyaman"

Catherine berdeham pelan.

"Tidak, hanya saja aku sedikit terkejut dengan kehadiranmu"

Edward mengangguk.

"Aku memiliki beberapa hal yang ingin diurus di istana"

Tapi jika benar begitu, Simon atau Siana pasti akan memberitahunya.

Tidak ingin menginterogasi sang tunangan, gadis itu hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Meskipun mereka memakai bahasa non-formal namun hubungan mereka jauh dari kata dekat. Pertunangan mereka itu 1000% formal. Semua orang akan setuju akan hal itu.

Dan Catherine pun tak bisa menyalahkan siapapun, kenyataan bahwa dirinya pun kaku dan pendiam membuat mereka semakin tidak ada kemajuan.

Gadis itu hanya akan berbicara panjang lebar pada Edward jika mereka sedang mendiskusikan sebuah masalah -entah itu masalah yang terjadi di kawasan Emeric maupun Istana.

Sisanya Catherine tidak akan banyak bicara meskipun di kepalanya ada ratusan pertanyaan atau ungkapan yang ingin ia katakan, namun gadis itu memilih diam.

"Apa Raja meminta bantuanmu lagi?"

Catherine berfikir sejenak.

"Tidak, hanya ada hal yang perlu kami diskusikan"

Catherine dan Raja Horion bisa dibilang cukup dekat, selain karena Catherine merupakan Putri dari Kerajaan Berdinth, Raja Eudonia itu memang beberapa kali meminta bantuan Catherine.

Tidak banyak yang tahu apa yang dibutuhkan Raja Horion dari gadis itu namun yang jelas bantuannya sangat berpengaruh.

"Bagaimana denganmu?" tanya Catherine.

"Ada beberapa urusan dengan Pangeran"

Setelah mendapat jawaban, Catherine kembali bungkam.

Gadis itu melihat kearah luar jendela yang mendapati beberapa prajurit yang setia mengawal kereta mereka dengan menunggangi kuda.

Abigail...

Catherine memperhatikan wanita itu.

Seberapa spesial dia dimata Edward?

***

"Salam, Yang Mulia"

Raja Horion menerima salam Catherine dan meminta gadis itu untuk duduk di sofa yang berhadapan dengannya.

"Kurasa ini pertama kalinya aku melihat tunanganmu mengantarmu ke istana"

Catherine tersenyum simpul.

"Ia memiliki beberapa urusan dengan Pangeran, Yang Mulia"

'Jika tidak, mana mau pria itu mengantarku ke istana dan duduk di kereta kuda selama 5 jam?'

Bukannya puas dengan jawaban Catherine, Raja Horion justru mengerutkan dahinya.

"William sedang berada di Kerajaan Trianus, dan Theodore berkata akan mengambil cuti hari ini. Pangeran siapa yang ingin ditemui Duke Emeric?" tanya Raja penasaran.

"Entahlah... kurasa itu mendesak" jawab gadis belia tersebut.

Raja Horion hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Lelaki paruh baya dengan tubuh yang mulai memekar di makan usia tersebut kini menatap Catherine dengan raut wajah serius.

"Jadi haruskah kita membicarakan inti keberadaanmu disini, shall we?"

***

Theodore mengusap wajahnya frustasi.

"Mengapa kau harus mengerjakan pekerjaan pribadimu disini?" tanya-nya dengan wajah kesal tertahan.

Edward yang kini mengambil alih meja kerja Theodore, tetap fokus pada beberapa dokumennya.

Pangeran kedua itu menatap Grand Duke Utara dihadapannya dengan tatapan sengit.

Padahal ia sudah mengambil cuti hari ini untuk bersantai dengan istri dan putrinya, bisa-bisanya monster ini datang tanpa kabar!

"James sebenarnya ada apa dengan Tuan-mu?"

James- ajudan setia Edward yang berada disebelah kanan pria itu hanya bisa menatap Theodore dengan sama heran nya.

"Pergilah jika ingin bersama keluargamu, aku hanya meminjam tempat ini sebentar"

Lihat? Siapa lagi yang berani berbicara pada anggota kerajaan seperti itu? Hanya Edward Sylvenne Emeric!

"James awasi Tuan-mu," pesan Theodore sebelum keluar dari ruangannya.

Bodo amat dengan monster utara itu, yang penting hari bersama keluarganya tidak boleh diganggu!

***

"Apa alasan semua ini juga karena mimpimu?"

Dengan lembut, Catherine mengangguk.

Ya, Raja memang mengetahui mimpi-mimpi tersebut. Dan tidak ada alasan lain selain mempercayai mimpi itu setelah pendeta agung mengatakan bahwa Catherine memang diberkati.

Di dunia ini, banyak hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Para pendeta suci lebih suka mengatakan bahwa itu adalah kehendak para dewa dan dewi yang tidak bisa kita ketahui alasannya.

Meskipun begitu, jumlah orang-orang yang 'diberkati' terhitung tidak banyak, hanya dalam skala 3 dari 10 penduduk. Kebanyakan dari mereka yang diberkati memilih untuk menjadi pendeta suci dan mengabdi pada dewa.

Awalnya pendeta agung cukup terkejut mendapati fakta bahwa Catherine merupakan salah satu orang yang diberkati. Mengingat dalam sejarah hanya 2 orang anggota keluarga kerajaan yang pernah diberkati di benua ini.

Catherine mengingat sebutan Pendeta agung untuk berkatnya yaitu 'Vision'.

Katanya, Dewi memberikan pandangan akan masa depan melalui bunga tidur Catherine.

Dan katanya lagi, Para Dewa dan Dewi tidak akan menurunkan berkat ini pada orang yang salah. Karena itu Catherine sungguh diperlakukan istimewa oleh orang-orang yang mengetahui hal tersebut.

"Kau sudah membicarakannya pada Duke Emeric?"

"Rencananya aku ingin memastikan semuanya berjalan dengan lancar lalu memberitahunya"

Dengan seksama Raja kembali menatap lembaran kertas ditangannya.

"Apa kau yakin Duke Emeric akan menyetujuinya?"

Catherine menatap Raja Horion dengan tatapan rumit.

"Semuanya akan berakhir baik jika Duke Emeric setuju dengan ini"

***
TBC

Published, 03-06-2023

DREAM [END]Where stories live. Discover now