BAGIAN 8 (Bekas Luka)

45 18 25
                                    

Malam harinya, Ayesha duduk di meja belajarnya sambil menyangga wajahnya menatap kosong ke depan, lalu menghela nafas lelah.

"Mencari pekerjaan ternyata se-sulit itu."

"Aku sudah mengelilingi beberapa toko di sekitar sekolah, namun tetap saja tidak ada yang menerima pekerja baru."

"Padahal aku bisa saja menjadi jasa cuci piring atau mengepel dan menyapu lantai. Kegiatan itu bukan hal asing bagiku, selagi halal aku bisa mendapatkannya."

"Bagaimana aku mau membantu ekonomi Ayah jika keadaanku saja seperti ini. Banyak dari pemilik toko enggan menerimaku hanya karena aku seorang tuna wicara." Tanpa sadar matanya berkaca-kaca kembali mengingat kondisi fisik dirinya yang tak sempurna.

Siapa yang bisa menentang takdir? Seandainya seseorang bisa merubah takdir, dirinya sama sekali tidak akan melakukan hal seperti itu. Ia harus bersyukur, menerima, dan jalani saja. Seperti yang dikatakan oleh Ayahnya.

Menatap lurus tumpukkan buku pelajaran di depannya, pikirannya tiba-tiba melayang pada tugas kerja kelompok yang diberikan beberapa hari yang lalu. Dengan cepat Ayesha melihat jadwal pelajaran, dan benar saja, lusa!

Mana belum di kerjakan sama sekali, lagi.
Sejenak Ayesha menghela nafas panjang mengingat anggota kelompoknya yang bermacam tingkat keanehan dan kemalasannya.

Tanpa berpikir lama lagi, Ayesha membuka ponselnya kemudian membuat grup chat untuk tugas kelompoknya itu. Tak akan ia biarkan tugas itu terbengkalai lama. Karena dirinya adalah tipe anak yang gercep saat diberi tugas.

Kelompok 2 Matematika

Bima
Weh, grup ape ni?
Mendadak mata gue burem liat tulisan 'Matematika'
Otak gue juga puisng
Telinga gue juga pengang dengernya
19.53

Danu
Bisa gitu ya, Bim.
19.55

Me
Tugasnya nanti akan ku kirim kesini.
Aku hanya mengingatkan,
sebab tugasnya akan dikumpul lusa.
Semoga kita semua bisa bekerjasama
dengan baik.
19.56

Begitulah Ayesha, gadis itu terbiasa memakai bahasa formal. Baik itu di sekolah, kepada temannya, bahkan kepada Ayahnya pun, ia berucap formal.

Ting!

Bima
Baik, terimakasih ku ucapkan, karena telah mengingatkan :)
19.56

Danu
Mendadak formal gitu bahasa lo anjir.
Geli gue!
19.56

Laras
Rencana kapan nih, mau nugasnya?
19.57

Hansel
Wih, gercep ya Sha. Bagus👍🏼
Belum di rencanain, kita rundingin dulu.
19.58

Me
Pastinya besok
Sehabis pulang sekolah bagaimana?
20.00

Hansel
Oke. Yang lain gimana?
20.00

Megan
Anjir kok gue baru tau ada tugas?!
20.03

Bima
Gini nih, kebiasaan buruk yang sudah turun-temurun dari nenek moyang kita.
20.03

Unspoken Love (Ayesha Gabriella)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang