BAGIAN 4 (Aku Berbeda)

58 32 37
                                    

Bosan.

Satu kata yang menggambarkan keadaan Ayesha saat ini. Menjalani hari-hari disekolah tanpa temannya yang cerewet itu ternyata sebosan ini. Sangat-sangat membosankan.

Ayesha menghela nafas pelan, daripada pusing dengan memikirkan tugas kerja kelompok matematika tadi, mending dirinya pergi ke kantin untuk mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya.

Wijaya, Ayahnya itu mungkin terlihat kelelahan sekali dengan pekerjaannya. Tadi pagi entah lupa atau apa, Ayahnya itu tidak memberinya bekal makanan seperti biasanya. Ayesha merasa sedih, namun dirinya juga harus menghargai Ayahnya yang sibuk pada pekerjaannya, dunia nya bukan hanya tentang dirinya saja.

Akhirnya Ayesha memutuskan untuk memakan kue kering nya saja di kantin, sekalian membeli air mineral.

Kali ini dia lupa. Tidak membawa botol minum. Kebiasaan.

Saat perjalanan menuju kantin, dirinya hanya berjalan pelan sambil menatap lurus jalan dan termenung.

"Aku tidak mungkin hidup terus-terusan bergantung hanya pada Ayah seperti ini. Aku harus bisa mendapatkan pekerjaan untuk menambah keperluan ekonomi Ayah." Batin Ayesha.

"Sepulang sekolah aku akan mencoba mencari pekerjaan, semoga saja ada yang membuka lowongan pekerjaan bagi murid sekolah,"

"Semangat Yesha! You can do it!!" Lanjutnya sembari menyemangati dirinya sendiri.

Karena melamun, Ayesha sampai tak sadar bahwa dirinya menabrak pundak seseorang.

"Eh!" Kaget seseorang tersebut lantas berbalik, menatap orang yang menabrak dirinya.

Ayesha meringis pelan, lalu dengan cepat menunduk beberapa kali.

"Maaf, maaf, aku tidak sengaja."

"Loh, Sha?" Ucapnya setelah menyadari itu teman sekelasnya.

Merasa tidak asing dengan suara itu, lantas Ayesha mendongak dan mendapati Hansel yang menatapnya dengan wajah yang tidak bisa di kondisikan.

"Lo itu kalau jalan jangan nunduk," ucap Hansel mengingatkan.

Tampak raut wajah Ayesha menunjukkan seakan bertanya 'kenapa?'

"Ya gini, nanti nabrak orang lagi. Untuk yang lo tabrak sekarang ganteng," ucap Hansel dengan percaya diri sembari membenarkan letak kerah dan dasi nya.

Ayesha menaikkan sebelah alisnya. Kenapa dengan cowok di depannya ini? Apa hubungannya antara nabrak sama orang ganteng? Ayesha memilih tidak menghiraukannya. Lantas ia bergegas melanjutkan perjalanannya menuju kantin meninggalkan pemuda pede itu.

Menyadari hal itu, Hansel lantas saja mengejar kembali Ayesha dan menyamakan langkah kakinya dengan gadis itu.

"Lo mau kemana?" Tanya Hansel.

Ayesha bingung menjawab. Dirinya tidak membawa note book dan alat tulis miliknya. Mau pakai bahasa isyaratpun, cowok didepannya ini tidak akan mengerti.

"Ke..." Hansel mencoba menebak.

"... Ke perpus?"

Ayesha menggeleng, lalu menghela nafas pelan, dia menggerakkan tangannya.

"Aku akan ke kantin untuk membeli minum,"

Sudah Ayesha duga, Hansel tampak cengo dibuatnya.

Hansel menggaruk pergelangan tangannya yang tak gatal, untuk menghilangkan rasa kebingungannya yang tidak mengerti dengan arti gerakan tangan Ayesha.

Unspoken Love (Ayesha Gabriella)Where stories live. Discover now