BAGIAN 4 (Aku Berbeda)

Start from the beginning
                                    

"Ke ... toilet?" Tebaknya salah lagi, Ayesha menggeleng.

Lantas Ayesha menunjuk kotak makanan yang dipeluknya. Sedetik kemudian, Hansel mengangguk paham, membulatkan matanya.

"Oh, ke kantin?!" Tanya-nya sambil menunjuk Ayesha, dan gadis itu menjawab dengan menganggukkan kepalanya dengan semangat, lantas tersenyum tipis.

'Kok gemes senyumnya!?' Hansel pun membatin lalu ikut tersenyum sejenak hingga menampilkan lesung pipinya.

Sedetik kemudian Hansel tersadar. Ada apa dengan dirinya? Entah yakin atau tidak, dirinya sudah tertarik dengan gadis bisu ini sejak semester pertama dirinya sekelas dengan Ayesha.

Kemudian setelahnya, Hansel berdehem menghilangkan sesuatu yang menghalangi tenggorokannya, kemudian melirik kotak makan yang dibawa Ayesha, berencana untuk membuka topik pembicaraan.

"Lo bawa bekal apa hari ini?" Tanya nya, Hansel sudah mengetahui rutinitas gadis itu, dia selalu membawa bekal setiap harinya.

"Aku membawa kue kering, tapi ini bukan untukku."

Hansel dibuat bingung lagi dengan tingkahnya. Sepertinya ia tidak harus banyak tanya saat bersama gadis disampingnya ini.

"Ehm, bareng ya ke kantinnya," ucap Hansel pada akhirnya, yaaa walaupun tidak nyambung, ia bingung akan membangun topik apa dengan seorang gadis yang bisu? Sulit juga ya.

Sepertinya ia harus belajar bahasa isyarat setelah ini.




***



Arfan menenteng kantong kresek yang didalamnya berisi minuman dingin miliknya, dan milik kedua temannya itu. Setelah membayar, dengan cepat ia berjalan menuju meja dimana kedua temannya duduk sambil memakan bakso yang sudah tersaji di depannya.

"Nih," ucap Arfan sambil meletekkan kantong kresek tersebut.

"Thank's Fan, tau aja gue lagi kepedesan," ucap Adriel tak kuasa menahan pedas, lantas membuka kantong kresek tersebut dan melotot.

"Anjir! Ngapain lo beliin kita susu beruang Fan?!" Adriel terkejut ketika melihat isinya, begitu juga Putra langsung tersedak kuah baksonya.

"Ya terserah gue," jawab Arfan seadanya membuat Adriel kesal.

"Sejak kapan lo doyan kek ginian?" Tanya Putra membuat Arfan menghela nafas kasar.

"Gue nggak doyan. Itu buat lo berdua. Lagian gue tanyain mau dibeliin minum apa malah fokusnya kemana," Arfan berdecak setelahnya.

"... Jadi gue beliin itu," lanjutnya membuat keduanya menggeram kesal.

"Anjir, nggak harus beliin minuman kek gini juga kali Fannn!! Astaga, air mineral kayak punya lo, 'kan bisa!" Putra menggeleng di buatnya.

Adriel berdiri dari duduknya, "Ck! Gue beli lagi aja dah, nggak guna punya temen laknat kek lo, Fan!" Dengan kesal ia pergi ke stand minuman dengan langkah cepat, sudah tak tahan dengan rasa pedas di mulutnya.

Putra menggelengkan kepalanya pelan. Ada-ada saja kelakuan temannya ini. Matanya menangkap Aksa yang masih saja menggoda Mbak Iyam yang nampak sedang menangani pembeli sotonya.

"Gak habis-habis rupanya sifat buaya anak itu," komentarnya dengan bijak sambil menatap Aksa.

Arfan yang mendengarnya lantas mendelik. "Ngaca lo!" Tegasnya.

Unspoken Love (Ayesha Gabriella)Where stories live. Discover now