BAGIAN 3 (Si Gadis Bisu)

57 34 38
                                    

"Dalia Erisa."

Seorang wanita yang memakai kemeja dengan balutan jas khas seorang guru itu pun mengernyit heran, sambil memegang sebuah pena ditangannya ia mendongak membenarkan letak kacamatanya.

"Alia Erisa?" Panggilnya sekali lagi, mengabsen satu-persatu muridnya.

Namun hanya keheningan yang menjawab. Para murid celingukkan mencari sang punya nama.

"Gak hadir kayaknya Bu." Ucap Hansel selaku ketua kelas.

Ayesha memandang bangku di sebelahnya, berbagai pertanyaan sontak muncul di benaknya.

'Mengapa Alia tidak hadir hari ini? Tidak seperti biasanya.' Batin Ayesha lesu.

Lalu pandangannya tertuju pada kotak makan yang di dalamnya berisi kue kering yang dirinya buat kemarin.

'Padahal hari ini aku akan memberinya kue kering. Aku sudah membuatnya susah payah, tapi dia tidak datang.' Batinnya lagi.

"Baik, tanpa keterangan?" Jawab Ibu Guru tersebut.

Hansel pun celingukkan kebingungan entah mau menjawab apa. Pasalnya tidak ada laporan apa-apa kepadanya selaku ketua kelas. Hansel lantas melirik teman sebangku Alia, namun gadis tersebut menggelengkan kepalanya dan mengedikkan bahunya tanda tidak tahu.

"Iya, Bu." Jawab Hansel kikuk sambil memainkan pensilnya diatas meja.

Guru tersebut menghela nafas pelan. "Hal sekecil ini menjadi pelajaran bagi semuanya ya. Jika ada kendala seperti sakit atau semacamnya sehingga menyebabkan tidak dapat masuk mengikuti pembelajaran disekolah, setidaknya kasih kami alasan atau keterangan yang jelas."

"Baik Bu." Jawab semua murid.

"Setelah ini Hansel, kamu harus sering konfirmasi dengan wali kelas mengenai ketidakhadiran murid." Lanjutnya sembari menatap Hansel.

"Siap Bu," Jawan Hansel mantap.

"Jarang-jarang ini terjadi, biasanya Alia selalu hadir dalam pelajaran saya." Ujar Ibu Guru tersebut sambil bergumam, namun tetap bisa didengar oleh para murid di barisan depan.

Hal tersebut tentunya membuat para murid sontak berbisik-bisik mengenai alasan Alia yang tidak hadir pada hari ini.

"Ah sudahlah, yang penting kejadian seperti ini ibu harap tidak terjadi lagi. Di minimalisir ya, pasalnya ibu sering mendapatkan kejadian serupa di kelas lain."

Ayesha membuka buku catatannya dengan lesu. Temannya, Alia tidak hadir saat ini. Lantas dirinya pasti bosan tidak ada kawannya yang cerewet itu.

"Baik, kita lanjutkan materi kita pada pertemuan sebelumnya, mengenai Matriks." Ibu Guru tersebut langsung mencatat materi nya tersebut di papan tulis.

"Silahkan catat, dan di akhir nanti akan ibu bagikan kelompok untuk mengejar materi yang tertinggal serta beberapa soal latihan." Lanjutnya membuat sebagian menghela nafas gusar.


***


Ayehsa memandang lurus pada papan tulis yang menampakkan beberapa bagian nama-nama kelompok yang di pilih secara acak tersebut.

Menghela nafas pelan, Ayesha mencatat nama-nama tersebut di buku tulisnya agar tidak lupa.

Kelompok 2
1. Bima
2. Laras
3. Ayesha
4. Danu
5. Megan
6. Hansel

Bunyi bel pergantian pelajaran berdering beberapa menit yang lalu. Setelah otak mereka berasap menerima pelajaran matematika, tepat saat bel tersebut berbunyi, sebagian siswa ada yang meregangkan ototnya, ada yang pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya, serta ada juga yang memijat kepalanya pusing.

Unspoken Love (Ayesha Gabriella)Where stories live. Discover now