BAB 25 (KISAH 3 KELINCI Bagian VIII)

1.6K 246 3
                                    

Semua orang menunggu dengan cemas dibalik ruang. Tiga orang anak kecil yang saling duduk bersandar menunggu dengan berharap. Mata mereka sembab karena menangis. Muka mereka tampak kelelahan. Bahkan baju mereka masih memancarkan bau amis darah serigala yang mereka lawan tadi.

Yoon menunduk dengan memeluk kedua lututnya, walau sepintar apapun mereka anak kecil tetaplah anak kecil. Melihat orang yang begitu berharga terluka membuat nya bersedih. Sedangkan Debora bersandar di pundak Yoon dan tertidur pada akhirnya karena kelelahan. Noah beberapa langkah dari mereka tepatnya di ujung sudut ruang tersebut. Ia meringkuk dilantai. Matanya sayu, jelas ketiga anak ini mengalami shock secara mental.

"Jangan khawatir, Cyril akan baik baik saja" ujar Kartein mendekati Noah. Tangannya mengusap kepala anak itu. Dan hanya menyisakan suara isakan kecil didalamnya. Kartein tersenyum memberi semangat kepada ke tiga anak tersebut.

"Cyril itu kuat, walau sering terlibat masalah tapi ia akan baik baik saja pada akhirnya. Jangan bersedih seperti ini".

Seravh yang telah membaca situasi dengan sigap memberi support kepada anak anak itu.

"Itu benar, jika kalian begitu menghawatirkannya sebaiknya kalian mandi sekarang. Bagaimana mungkin kalian akan menemui tuan Cyril jika baju kalian dipenuhi darah dimana mana?" Ujar Countess Ines. Itu adalah identitas lain dari mage Seravh dari Black Knight. "Terlebih yang ku dengar tuan Cyril itu sangat membenci sesuatu yang kotor". Julid ines seolah mempermainkan mindset dari anak anak tersebut.

Mendengar hal itu Noah pun bangun, dan menatap contess ines.

"Begitukah? Aku ingin mandi, tapi aku tidak punya pakaian yang layak. Apa tuan baik hati itu akan membenciku?"

Ines memperhatikan baik baik anak kecil itu. "Siapa nama mu?"

"Aku Noah, Noah Houston". Jawab nya antusias. Ines menyadari jika itu adalah budak kecil yang telah dipesan beberapa Minggu sebelumnya dari pasar gelap. Bagaimana mungkin anak ini ada bersama Cyril?

"Aku punya banyak pakaian, jika kau mau mengikuti dan membersihkan dirimu".

"Tapi aku hanya seorang budak, pantaskah aku menerima kebaikan anda nyonya?"

"Tentu saja, kenapa tidak".

"Nyonya, bisakah aku minta satu permintaan?"

"Apa itu?"

"Bisakah nyonya meminta tuan Cyril untuk membeli ku? Aku tahu jika aku telah laku dijual. Tapi bisakah tuan Cyril menebusku dan membeliku dari bangsawan yang telah membeliku?"

"Hem kenapa begitu?"

"Aku rela jika harus menyerahkan semua hidup bahkan nyawaku jika itu adalah tuan Cyril. Aku tidak akan menolak meski harus menjadi alas pijak untuk nya menaiki kereta". Kata kata Noah terdengar sangat tulus dan meyakinkan. Bagaimana mungkin ia sampai berpikir sedemikian?

"Memangnya kenapa dengan bangsawan yang membelimu? Apa kau tahu siapa orangnya?"

"Aku belum pernah melihatnya" Noah pun menunduk. "Tapi kata para penjaga, bangsawan yang membeliku adalah Sampah dari Floyd. Katanya bangsawan itu suka membeli budak untuk alat kepuasan maupun eksperimen" ucap Noah kembali. "aku sangat takut, ku mohon jika aku harus menjadi budak setidaknya biarkan aku memilih tuan ku sendiri". Wajahnya kini terangkat dengan penuh percaya diri.

Kartein dan Maxmillan mendelik dan memegangi kepala mereka. Situasi macam apa ini?. Jadi anak ini tidak tahu jika orang yang di khawatirkan nya sedemikan rupa adalah orang yang membelinya. Maxmillan menggeleng tidak habis pikir.

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now