Kaisan yang sudah selesai berpakaian menghampiri istrinya yang lagi ngomel. " Ya maaf, namanya juga baru buka puasa, jadi kalap." Ujarnya sambil menyodorkan dasi pada sang istri meminta untuk dipasangkan.

Kagumi hanya mendnegus, " Dasar!"

Perempuan itu mengambil dasi yang suaminya sodorkan, Kagumi langsung memasangkan dasi itu pada kerah kemeja suaminya.

" Ya udah, nanti aku sebelum ke toko mampir dulu ke kantor kamu bawain makanan. Mau dimasakin apa?"

Selesai memasangkan dasi Kagumi lanjur menyisiri rambut suaminya.

" Apa aja masakan kamu, aku makan." Katanya,kemudian meraih wajah Kagumi untuk mengecup kening, mata, hidung, pipi, dan terakhir bibirnya dengan durasi yang agak lama.

" Aku berangkat dulu ya sayang." Pamit Kaisan, kemudian dia mengecup perut Kagumi yang membuncit untuk menyapa anaknya.

Kagumi mengangguk, " Hati-hati di jalannya, jangan ngebut, tenang aja."

Perempuan itu mengambil tangan sang suami untuk disalimi.

" Oke Mama."

Setelah Kaisan beranjak keluarkamar kini saatnya Kagumi membereskan kekcauan yang mereka perbuat semalam. Kaisan yang mulai membuatberantakan tapi Kagumi yang akhirnya membereskan.

*****

Selesai bersih-bersih Kagumi baru keluar dari kamar, rumah nampak sepi entah kemana perginya penghuni rumah. Sebelum berangkat ke toko Kagumi mau masak dulu sesuai ucapannya tadi, untuk makan siang Kaisan nanti.

Saat sudah berada di dapur Kagumi membuka kulkas, namun dia tidak menemukan bahan makanan apapun. Pantas saja rumah sepi, Ibu mertuanya dan Bi Asri pasti lagi ke pasar buat belanja mingguan. Mau nggak mau Kagumi harus nyari tukang sayur yang biasa keliling di komplek, karena kalo nunggu mertuanya bakalan lama.

Untung masih belum terlalu siang, setahu Kagumi tukang sayur biasa mangkal di dekat masjid sana. Semoga aja si tukang sayurnya masih ada.

Karena tidak begitu terlalu jauh, Kagumi memutuskan untuk berjalan kaki saja. Hitung-hitung sekalian olahraga.

Saat akan melewati rumah tenangga sebelah a.k.a rumahnya Nisya, perempuan itu melihat Nisya yang juga baru keluar rumah. Kagumi tersenyum penuh kelicikan.

Bertepatan Kagumi yang melewati gerbang rumah Niysa, dan si perempuan itu juga sedang membuka gerbang rumahnya agar bisa mengeluarkan mobil. Kagumi memelankan langkahnya, sehingga Nisya juga melihatnya. Perempuan itu mengibaskan rambutnya yang masih basah dihadapan Nisya, dengan sengajanya Kagumi memperlihatkan area perpotongan lehernya yang tadi dia tutupi dengan rambut untuk memperlihatkan tanda merah keunguan yang cukup banyak.

Nisya pun bukan perempuan polos yang nggak tahu kondisi Kagumi bisa rambutnya basah pagi-pagi dan ada tanda di perpotongan leher dekat tengkuknya. Sangat jelas Nisya lihat bekas tanda yang dibuat sudah pasti oleh Kaisan itu.

Padahal masih pagi tapi yang Nisya rasakan justru panas bukan hawa sejuk. Emosinya terkumpul melihat Kagumi yang mengejeknya dengan cara seperti itu. Bahkan gerbang yang biasanya susah dia buka gampang dia dorong.

Kagumi tersenyum penuh kemenangan berhasil memancing emosi perempuan itu.

See, Nisya nggak nanya pas Kagumi lagi sendiri. Beda halnya kalo lagi sama Kaisan, dia pasti nanya dengan ramahnya pada Kagumi. Emang caper aja gitu.

Kagumi tidak terlalu banyak belanja, sebab Ibu mertuanya sudah pasti men-stok bahan-bahan buat seminggu kedepan. Kagumi belanja buat masak yang sekkarang aja.

Kagumi & KaisanWhere stories live. Discover now