2

5.7K 553 8
                                    

Yohan kaget melihat kedatangan Valerio tiba tiba saat dirinya dan yang lain sudah membersihkan kekacauan yang baru saja terjadi tetapi mereka tidak ada yang berani mendekati kamar sang tuan.

"Yohan, dimana Ian!? " Valerio mondar mandir gelisah melihat beberapa sisa sisa kekacauan di ruang tamu.

"Tu-tuan ada di kamarnya" Yohan menjawabnya dengan gagap.

Saat Valerio ingin melangkah menuju kamar yohan menghentikannya. "Tuan val jangan mendekati tuan Deon, sekarang emosinya tidak stabil"

"Ta-tapi Deon tidak baik baik saja Yohan! Bahkan dia baru saja keluar rumah sakit! " Valerio sangat khawatir sedangkan yohan gelisah dan takut sesuatu terjadi pada Valerio.

"Saya akan mencoba memanggil tuan! " Yohan bergegas menuju kamar Deon walaupun jantung Yohan berdetak tak karuan dengan wajah pucat pasi.

"T-tuan... Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda... " Suara Yohan membuat Deon yang berada di kamar menatap tajam pintu kamar dimana Yohan berdiri dengan gugup dibaliknya.

"Usir--"

"...-Tuan Valerio menghawatirkan anda--... " Suara Yohan maupun Deon bersautan satu sama lain. Mereka terdiam, Deon memproses perkataan Yohan.

"Sa-saya akan memberitahu--" Yohan tersentak saat mendengar jawaban Deon.

Saat Yohan akan melangkah pergi dari sana dia tersentak kaget mendengar pintu terbuka dengan lebar dan keras.

'BRAKK

"T-tuan? " Hampir saya Yohan terjungkal, Deon berjalan dengan langkah besar menuju ruang tamu menuruni tangga cepat.

'Tap Tap

'Tap

Suara hentakan kaki di tangga menggema di lantai bawah. Yohan maupun pekerja lainnya ketar ketir melihat Deon melangkah turun dengan feromon kuat dan wajah gelap.

"Tuan! " Yohan dan pekerjaan lainnya berteriak memanggil Deon melihat nya melangkah mendekati Valerio.

"I-ian? " Valerio bergetar merasakan feromon Deon yang menyebar melihat wajahnya gelap dan tertutup rambut.

'Sreet

'Grep

Deon menarik Velerio kedalam dekapannya. Memeluk erat Valerio dengan nafas memburu.

Valerio kaget, sempat tertekan dengan Feromon mendominasi dari Deon sebelum akhirnya mengangkat tangannya balik memeluk Deon. Bisa ia rasakan jantung Deon yang berdetak tidak karuan, nafas memburu serta tangan Deon yang bergetar.

Yohan dan penjaga lainnya yang bersiap dengan situasi buruk kaget begitu juga maid maid yang berada di sana ketar ketir dengan wajah pucat pasi kini menghela nafas lega walaupun di hati mereka dag dig dug takut sang tuan melakukan suatu hal buruk pada Valerio.

Deon menghirup rakus bau Valerio yang tercium memasuki hidungnya. Valerio yang merasakan Deru nafas kacau Deon mulai mengeluarkan Feromon Marine dengan Floral.

Bau harum dari bunga yang indah dan kesegaran laut yang menghanyutkan menyebar menyelimuti Deon.

Deru nafas yang awalnya menderu tidak beraturan mulai teratur kembali, jantung yang berdetak tak karuan berangsur-angsur kembali normal dan tubuh yang awalnya kaku kembali rileks. Kini Feromon Deon mulai menghilang begitu juga Valerio, ia hanya mengeluarkan sedikit saja feromon untuk menenangkan Deon.

Mereka saling berpelukan dengan posisi seperti itu selama 20 menit bahkan para maid, penjaga dan Yohan masih setia stay berdiri di tempat mereka. 'Udah lelah haduh tapi tuan gak gerak gerak kok an yah!? ' Batin para pekerja.

Velerio yang juga sudah mulai lelah menepuk punggung Deon meminta agar melepaskan pelukannya.

"Ian! Lepas dulu pelukannya ya!? " Deon diam tidak menjawab sebelum akhirnya menggeleng pelan.

"I-ian tapi... " Valerio sedikit tertekan. Sedangkan Deon, dia menggeleng brutal dan malah mengeratkan pelukannya.

"Ughh" Valerio benar benar tertekan sekarang ia menatap Yohan berniat meminta bantuan, dan saat Yohan menatap penjaga lainnya mereka saling melemparkan tatapan sebelum akhirnya mulai mendekati sang tuan membantu Valerio.

Saat mereka mulai mendekat tiba tiba Feromon Deon menyebar dengan cepat seakan menolak kehadiran Yohan dan yang lainnya. "Tuan!? " Yohan mulai bingung ingin mendekat tapi ditolak kalo tidak mendekat Valerio bagaimana?

Yohan dan yang lainnya saling melemparkan pandangan sebelum akhirnya mundur beberapa langkah dan yang benar saja Feromon Deon berangsur-angsur menghilang. Kini Yohan penjaga yang lain memasang senyuman tanpa emosi kepada tuannya.

Yohan dan penjaga yang lainnya mencoba mendekat lagi dan Feromon Deon kembali menyebar. Sekarang Yohan menghela nafas sabar menatap mata Valerio dan menggeleng lalu memberikan ibu jarinya pada Valerio dengan raut wajah yang seakan berkata "Semoga berhasil Tuan Val kami serahkan pada anda! "

Valerio menghela nafas lelah dan menepuk punggung Deon "apa ian tidak lelah? " Deon menggeleng, "tapi Val lelah" Deon terdiam kaku. "Lepas dulu yah pelukannya? " Deon menggeleng lagi, "lalu, apa kita akan terus begini? " Deon mengangguk. "Vale capek, berhenti dulu yah!? Dilanjutin nanti" Deon terdiam... Terdiam sangat lama sebelum akhirnya melepas pelukannya dengan kepala menunduk.

Yohan dan pekerja lainnya menatap bingung, kaget, shock dengan tingkah tuannya. Seperti nya setelah sadar kepala sang tuan tertimpa tabung oksigen hingga berubah seperti ini.

Valerio menatap kasian melihat Deon seperti anak anjing yang sedih bahkan bisa ia lihat telinga dan ekor imager yang menurun tanpa semangat.

Valerio menepuk dan mengelus surai Deon dengan lembut. "Jangan sedih, Nanti Ian boleh lakuin apa aja setelah ini ya!? " Ucap Valerio dengan suara lembut.

Deon terdiam, dia mengangkat kepalanya sedikit melihat Valerio dari sela sela surai panjangnya memperlihatkan mata emasnya.

'Oh... Tidak! Seperti sesuatu yang tidak merepotkan akan terjadi' Valerio menegang melihat kilat dari mata emas Deon. Dan benar saja kejadian selanjutnya mengagetkan Valerio maupun yang lain.

"IAN!?? " Valerio berteriak kaget dengan suara tercekat langsung memeluk leher Deon secara refleks.

Karena dengan gerakan cepat Deon menggendong Valerio ala bridal style berjalan menuju lift, sebelum melangkah memasuki lift Deon menoleh kebelakang "Jangan Mengganggu" dengan suara intonasi berat dan wajah datar yang dingin.

Semuanya hanya bisa mengangguk cepat sebagai tanggapan yang mereka berikan pada sang tuan sebelum akhirnya melihat Deon dan Valerio menghilang dari lift.

...

...

...

Setelah kepergian mereka suasana di sana menjadi hening, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing sebelum akhirnya berduaan menyuarakan pikiran mereka.

"Apa kita harus merayakannya? "

"Kurasa kita harus berpesta, membuat perayaan"

"Tidak, ini harus dijadikan fenomena langkah dan dicatat di buku sejarah"

"Tidak tidak kita harus mem-viral kan moment luar biasa ini di tektok, Instagram, fesbuk, youtube, twiter seluruh sosial media"

"Mungkin aku harus menelfon wali kota untuk mengumumkan bahwa hari ini harus jadi hari raya nasional"

"Apa mungkin menjadi hari libur fenomena langkah luar biasa? "

Argumen argumen dari pikiran mereka membludak keluar setelah semua kejadian luar biasa diluar semesta.

TBC

Helianthus AnnuusOù les histoires vivent. Découvrez maintenant