day 2

63 4 5
                                    

Hujan, pagi ini hujan.

Tepatnya pukul 6.30

Pasti beberapa orang akan risau soal aktivitasnya yang tertunda karena hujan deras yang melanda pagi, tapi untuk tea sendiri, dia tidak begitu risau.

Tidak ada jemuran yang harus ia angkat, karena dia memilih jasa laundry, tidak ada jam yang harus ia kejar, karena dia tidak bekerja.

Lalu bagaimana dia punya banyak uang untuk menyewa pacar? Haha anggap saja itu masih menjadi tanda tanya.

Menatap hujan lewat jendela, sembari mencoret coret sesuatu disana, tea jadi berfikir bagaimana kalau dia menikmati hujan pagi ini?.

Menikmati hujan bersama pacarannya?.

Bukankah harapan itu terdengar menyenangkan, jika di wujudkan?.

Gadis itu segara mengambil ponselnya didalam saku, membuka ruang chat yang masih kosong. Karena dia baru saja mendapatkan nomer pacarnya itu beberapa jam setelah berpisah dengannya kemarin.

 Karena dia baru saja mendapatkan nomer pacarnya itu beberapa jam setelah berpisah dengannya kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tea menutup ponselnya dan tertawa kecil, gadis itu memilih duduk diteras sembari menunggu pacarnya datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tea menutup ponselnya dan tertawa kecil, gadis itu memilih duduk diteras sembari menunggu pacarnya datang. Posisinya memang duduk tenang dan juga damai disana, tapi entah kenapa tangannya terasa gatal, tubuhnya seolah ingin menggapai hujan yang ada didepan nya itu.

Tak butuh waktu lama, yha sekitar 30 menit. Yohan, pangeran itu datang sambil membawa payung. Sontaklah tea dibuat tertawa oleh tingkah cowok itu. Bukankah dia mengajak Yohan untuk bermain hujan? Kenapa cowok itu terlihat seperti menghindari si hujan?.

"Wah wah, pangeran Yohan datang"goda tea sambil tertawa.

Mendengar ucapan tea, Yohan lantas tertawa sembari menutup payung nya.

"Maaf ya, pangeran udah buat tuan putri nunggu lama"ucapnya sambil meletakan payungnyq dibawah sana.

"Apasih!, Dari tadi pangeran-tuan putri mulu"tea tertawa kecil sambil memukul lengan Yohan dengan lembut.

"Hehe"Yohan tertawa, lucu_____

"Yohan habis tanya sama mbak Lita, caranya manggil pacar biar romantis, makannya Yohan manggil tuan putri"jelas Yohan yang membuat tea hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Yohan naik apa kesini?"tanya tea sembari melihat sekeliling rumahnya, tapi tidak menemukan alat transportasi apapun yang digunakan oleh cowok tersebut.

"Di anter mbak lita, soalnya mbak Lita takut Yohan tersesat, kemarin pas pertamakali ketemu sama tea, Yohan di anterin supirnya mbak Lita juga, katanya muka muka kaya Yohan selain suka tersesat juga bakalan diculik orang"

Oke, ini terlalu lucu.

Bagaimana caranya menjelaskan, bagaimana caranya mengekspresikan penjelasannya. Itu semua tampak lucu.

"Yohan__"

"Iya?"

"Agak deketan sini"suruh tea.

Yohan pun maju dengan langkah kecil.

"Kepala nya nunduk dikit"suruh tea dan Yohan hanya menurut.

Kepala itu sedikit menunduk, tercium lah aroma wangi pada rambut rapi milik cowok itu, btw ini shampo nya ga di spill ya kak, soalnya author ga di endorse

"Lucu"tea mencubit pipi Yohan dengan lembut, lalu beralih mengusap rambut wangi milik Yohan"lucu banget"

Yohan refleks memundurkan tubuhnya lalu memalingkan wajahnya "apasih yang lucu, orang Yohan cuman cerita"

Tea tidak tahu saja, Yohan bisa mati muda kalo diperlakukan seperti ini terus. Jantung nya pasti benar benar tidak baik baik saja saat ini.

Gws ya bang buat jantungnya🗿.

Tea tersenyum tipis mendengarnya, gadis itu berjalan pelan ke arah kursi panjang yang ada diteras rumahnya, lalu menepuk pelan tempat disampingnya yang tak berpenghuni.

Yohan peka, dia langsung berjalan ke arah sana dan mengisi kekosongan itu.

"Awalnya aku mau ajak kamu hujan-hujanan, tapi aku lupa yohan___, aku lupa kalo aku mudah sakit kalo soal hujan"ucap tea.

Bahu kosong milik Yohan tiba tiba terisi oleh tea yang tiba-tiba bersandar. tatapan keduanya tak lepas dari tetesan air hujan didepan sana.

"Yohan__"

"Iya?"

Tea tersenyum"kapan terakhir kali kamu punya kenangan sama hujan?"

Yohan tampak tersenyum tipis"lima tahun lalu, waktu itu Yohan lagi sedih karena nilai matematika Yohan dapet 70, padahal mama enggak marahin Yohan sama sekali, tapi Yohan nangis terus"jelasnya.

Tea tampak mendengarkan dan tak berniat memotong apapun yang diceritakan oleh cowok itu.

"Waktu Yohan nangis, waktu itu juga turun hujan, mama ajak Yohan keluar dan main hujan, disana mama bilang, kalo tangisannya Yohan seperti hujan, deras dan terus mengalir, tapi mama juga bilang, meskipun Yohan menangis seperti hujan, Yohan juga harus bahagia setelah hujan itu reda, seperti pelangi yang muncul setelah hujan pergi"

"Ucapan mama kamu kaya malaikat, aku jadi pengen ketemu sama malaikat itu"ucap tea sambil terkekeh kecil.

"Ayo, Yohan siap Anter tea ketemu mama"

"Terus kamu mau jelasin gimana sama mama kamu yohan? Mau bilang kalo pacar sewaan kamu pengen ketemu sama mama?"tea tertawa lagi.

Yohan juga hanya bisa tertawa kecil.

"Kalo tea gimana?"

"Gimana apannya hm?"tanya tea balik.

"Kapan terakhir kali tea punya kenangan saat hujan?"

Pertanyaan Yohan berhasil membuat tea membisu. Namun tak butuh hitungan menit, gadis itu mulai tersenyum tipis.

"Lama banget, tea enggak inget udah berapa lama"ucap gadis itu"intinya___, waktu itu aku sama saudaraku lagi hujan-hujanan, terus mama sama papa Dateng, mereka marahin kita"

kepingan demi kepingan memori mulai kembali di ingatan tea"waktu itu tea marah banget sama mama dan papa, marah karena selalu aja dilarang main hujan, padahal asik banget, eh ternyata hujan buat tea sakit dan nyusahin mama sama papa"

Tea tampak membenarkan posisi bersandar nya yang agak kurang pas.

"Tadinya tea mau hujan-hujanan, mau nerobos hujan meskipun tau hujan bikin tea sakit"ucap gadis itu"tapi tea sadar, meskipun tea menerobos hujan______, itu enggak akan buat mereka kembali yohan___"

"Tea___"

"Mereka semua pergi yohan___, mama, papa, saudara tea, mereka semua pergi___"ada yang menetes, tapi bukan hujan"perginya jauh banget, bukan kaya pergi ke pasar yang jam 9 udah pulang___, tea udah nungguin sampai hari esok pun___, mereka tetep enggak pulang yohan___"

Pacar Sewaan Where stories live. Discover now