BAB 17

2.8K 291 0
                                    





Suara ramai hiruk pikuk pasar di ibu kota memang pemandangan umum yang bisa di jumpai. Seorang pria berkemeja putih, dengan span hitam dasar elegan berjalan menyusuri jalanan pasar. pedang disisi kiri pinggang terikat dengan rapi yang menandakan bahwa ia seorang kesatria. Badannya yang atletis terlihat menawan dengan setelan kemeja tersebut. Wajahnya tampan, bermata emerald dengan rambut berwarna emas.

Di pelipis kirinya terdapat bekas luka yang tidak tersamar dengan baik. Yah memang wajar bagi seorang kesatria memiliki bekas luka yang tidak dapat hilang. Karena pekerjaan mereka yang berkutik di bidang senjata tajam.

"Selamat pagi tuan Mikaela" sapa seorang gadis kecil. Ia membawa banyak bunga dalam satu keranjang yang terbuat dari anyaman daun liar tua.

Sapaan tersebut membuat pria berambut emas tersebut menengok ke arah suara itu berasal.

"Ah selamat pagi juga Debora" dengan senyum manis nya membuat nya terlihat seperti angin musim panas yang menawan.

"Sudah lama tidak melihat tuan Mikaela, apakah tuan baru saja kembali dari misi?"

"Iya kau Benar, aku baru saja kembali dari tugas"

"Wah, tuan Mikaela benar benar keren"

"Aku? Tentu saja" senyum Mikaela sambil mengelus kepala gadis kecil tersebut. Gadis tersebut sangat manis memakai penutup kepala yang dililitkan nya membentuk sebuah bando.

"Tuan, aku dengar jika Tuan Cyril mengalami hal buruk, bahkan tuan Cyril sampai kehilangan ingatannya. Apa itu benar?"

"Iya itu benar"

"Ini" setangkai bunga tulip diberikan oleh tangan gadis kecil tersebut. "Berikan ini pada Tuan Cyril, bilang padanya semoga cepat sembuh"

"Iya benar, ku harap Tuan Cyril lekas sembuh dan dapat bermain bersama kami lagi. Sudah sejak lama Tuan Cyril tidak mengunjungi kami" ucap anak laki laki yang datang sambil membawa kotak kayu berisi apel.

Mikaela mengambil setangkai tulip tersebut dan menyimpannya dengan hati hati kedalam sebuah tas kulit yang dibawanya.

"Ini, berikan apel ini juga. Bilang pada Tuan Cyril jika kami semua merindukan kunjungannya" senyum anak laki laki tersebut sambil memberi 1 buah apel dari kotaknya. "Jika aku sudah gajian, aku berjanji akan memberikannya sebuah syal padanya jika tuan Cyril mengunjungi kami. Tampak anak laki laki tersebut tengah bekerja membawa kotak kotak buah untuk didistribusikan ke toko toko yang berada di pasar. Sedangkan gadis kecil tersebut pamit pergi untuk menjajakan kembali bunga bunga tersebut.

Mikaela memandangi kedua anak tersebut yang pergi dengan riang. Walaupun bagi para bangsawan Cyril adalah sosok sampai yang suka mengacau di perkumpulan kelas atas. Tapi ia adalah sosok yang perduli terhadap anak anak.

Cyril dengan picik mengambil alih beberapa pasar gelap dan menjalankan pasar tersebut dibawah kendalinya. Penjualan barang ilegal, obat terlarang, maupun budak Cyril awasi dengan ketat. Namun tidak dengan para anak anak yang dijual. Cyril akan memonopoli harga dan membeli mereka semua. Tidak terkecuali dua anak tersebut. Cyril membeli mereka dan memberikan tempat tinggal khusus dimana anak anak lain seperti mereka tinggal. Mengirim orang untuk mengajarkan beberapa keterampilan dan perdagangan kepada anak anak tersebut. Dengan harapan mereka bisa menjaga diri mereka sendiri nantinya.

Cyril terkenal suka membuat onar, berkelahi, mengatakan hal hal buruk, bertindak kasar, dan hal buruk lainnya. Namun itu hanya dilakukan kepada para bangsawan. Cyril tidak pernah menindas atau menghakimi rakyat jelata maupun para budak. Setidaknya itulah hal yang dilihat Mikaela dari sosok seorang Cyril.

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now