'ada orang dalam kali'

'uang segalanya cuyy'

'eh, eh, itu Syura kan? Kok bisa sih dia jahat banget sama Diva?'

'seharusnya dia dikeluarkan aja!'

'tapi cuy, seminggu gak lihat dia, gue kangen. Mana cantik banget lagi'

'percuma cantik, hatinya busuk!'

'kejam!'

Syura hanya mengabaikan suara itu, anggap saja ia tidak mengerti bahasa hewan. Saat sampai di loker nya, ia membuka. Dan,

Srett

Banyak sampah yang jatuh di bawah kakinya. Ia menatap datar kedepan, dan menatap sampah-sampah itu muak.

"Hahaha, lihat deh, iyuu, jorok benget lokernya." Syura melirik dari ekor mata, ahh, itu Liona dan antek-anteknya. Sungguh menyebalkan.

Syura berbalik, dan menatap datar mereka. Kalau gue lagi gak akting, habis kalian! Batinnya

Wajah Syura berganti ekspresi, dari wajah nya yang datar, menjadi wajah yang ketakutan. "K-kalian apain l-lokeer gue?" Tanyanya takut-takut.

Ketiga gadis di hadapannya itu tertawa terbahak bahak. "Jadi ini yang cewek yang berani deket sama Alex?" Salah satu gadis disana memandangi Syura dari atas sampai bawah. Sedang mengamati? Lalu satu senyum mengejek terbit dibibir nya.

"Katanya suhu, ehh, kok jadi cupu sih, upss."

Syura memegang ujung rok nya kuat, dan menunduk dalam. Zoraya perucha, nama salah satu dari mereka, dari betnya bisa Syura lihat dia kelas 12. Dan, lihatlah pakaian ditubuh nya, sangat ketat, dan lihat juga tebal bedak diwajahnya. Sangat baik untuk dicontoh oleh adek kelas bukan?

Dasar tante-tante girang.

Zora maju mendekati Syura, dan langsung menjambak rambut indah itu, membuat Syura meringis kesakitan. "Lo udah berani deketin Alex! Caper banget jadi orang! Lo pikir Alex mau sama lo? Ya, gak lah! Alex itu maunya sama gue!" Ujarnya pd.

Kepedean emang.

"S-sakit," kata Syura. Zora menarik kencang rambut Syura lalu melepaskan nya dengan cara didorong. Untung saja Syura bisa menyeimbangkan tubuhnya, kalau tidak pasti sudah jatuh.

Semua orang yang disana diam saja ketika melihat Syura di bully oleh kakak kelasnya itu.

"Gitu doang sakit? GIMANA DIVA YANG LO DORONG DARI PANTAI EMPAT SIALAN! PEMBUNUH LO!" teriak Liona.

Syura menggeleng kaku. "B-bukan g-gue."

"LO PEMBUNUH SYURA!"

Tuk

"Awss ... Siapa yang lempar?!" Sebuah kaleng minuman mendarat di kepala Liona dengan sempurna. Membuat gadis itu kesakitan. Ia menoleh kearah sang pelaku yang sedang tersenyum manis disana.

"Rembulan?" Beo Zora.

"Wahh, beban sekolah ada disini?" Ejek Rembulan. Lalu ia berjalan menghampiri Syura lalu berdiri di depan gadis itu. Syura terkejut dan menyembunyikan tubuh nya di belakang Rembulan.

"Lo ngejek kita?!" Sania Rawles, salah satu dari mereka bersuara. Dia juga kelas 12, dapat dilihat dari betnya.

Rembulan memasang ekspresi terkejut. "Waw! Kalian nyadar ya? Padahal gue gak bilang nama kalian, lohh."

"Sialan!" Desis Zora.

Rembulan maju kearah Liona, lalu kemudian kakinya itu menendang tulang kering gadis dihadapannya ini. Membuat Liona meringis kesakitan. "Itu akibatnya kalau lo ganggu Syura," katanya.

Liona mundur beberapa langkah, dan memandang nyalang kearah depannya. Sania membantu Liona, sedangkan Zora mendekati Rembulan. "Lo belain dia?! Seorang pembunuh kayak gitu!" Ujarnya.

Rembulan menatap remeh Zora. "Terserah gue dong, diri, diri gue. Urusan sama situ apa?"

Zora menggeram marah, ingin sekali dia menjambak rambut orang didepannya ini. Tapi Zora sadar, kekuasaan keluarga nya masih jauh dari keluarga Rembulan. Zora menatap Syura nyalang. "Lo! Lebih baik keluar dari sekolah ini! Karna sekolah ini gak nerima pembunuh kayak lo!" Bentaknya.

Rembulan menggeram lalu maju mendekati Zora. "lo seharusnya sadar, jangan mentang-mentang bokap lo salah satu donatur disini, lo bisa seenaknya. Dan satu lagi-" ia mendekat ketelinga Zora, "-keluarga lo masih jauh dibawah gue, mau gue hancurkan perusahaan kecil keluarga lo itu, hm?" Bisiknya.

Tubuh Zora menengang, ini yang ia takutkan. Keluarga nya yang jadi taruhan, sialan emang si Rembulan! Main ngancam! Ia trus mengupat dalam hati. Dan kemudian berlalu dari sana.

Liona dan Sania yang melihat itu menyusul Zora. Entah apa yang Rembulan bisikkan kepada Zora, keduanya tidak tau.

Rembulan memandang remeh mereka. "Mau menang dari gue? Gak bisa sayyy, Queen bullying kok dilawan!"

Tbc

***

Mau lawan Rembulan gak?

Kira" siapa ya orang yang disebut "Queen" oleh "Ge"?

Jangan lupa tinggalkan jejak! Gak sampai lima detik kok! Hargain karya author!

Dah~

Dia SAFARA (END)Where stories live. Discover now