Tapi kondisi Kenzo saat ini lebih menyakitkan, melihat abang kandungnya yang selama ini menghiraukannya, lebih sayang dan pengertian sama adek tirinya itu.

Kenzo menggelengkan kepalanya, dia menepuk pipinya supaya bisa kembali fokus. Niatnya tadi mau melihat pemandangan sambil mengerjakan tugasnya, tapi dia malah melihat Brian tampak kacau di halaman depan itu , entah apa yang dipikirkan abangnya itu.

"Ahh tau gitu gue kerjain aja di kasur tadi" monolog Kenzo dan akhirnya berdiri untuk melanjutkan pekerjaannya di kasur miliknya.

.

.

.

.

.

Brian masuk ke kamar Kenzo dan tersenyum tipis melihat Kenzo yang masih terlelap. Dengan pelan dia duduk di tepi kasur Kenzo dan mengelus rambut Kenzo yang berkeringat itu, padahal sudah ada AC yang menyala tapi sepertinya Kenzo masih tetap kepanasan.

"Sehat-sehat dek, maafin abang" gumam Brian langsung berdiri ketika melihat Kenzo yang sepertinya akan terbangun.

"Hemm, lo bersih-bersih sana, semuanya sudah nunggu buat sarapan bareng" ucap Brian dengan ekspresi datarnya.

Kenzo hanya mengerjapkan matanya menatap Brian dengan mata yang masih setengah terbuka.

"Huamm duluan aja, gue nanti makan sendiri" ucap Kenzo kembali menutup matanya dan memeluk gulingnya erat.

"Ck nanti Opa marah, sarapan dulu Kenzo" tegas Brian tapi dihiraukan oleh Kenzo dengan menggerakkan tangannya seperti menyuruh Brian keluar dari kamarnya.

"Kenzo, sarapan dulu" tegas Brian lagi, Kenzo berdecak kesal karena Brian sudah mengganggu tidurnya, padahal dia masih mengantuk dan baru tidur beberapa jam, karena semalam dia tiba-tiba menggigil, dan sekarang niatnya dia mau istirahat tanpa ada yang mengganggunya.

"Bilang aja gue makan sendirian nanti karena nggak mau ketemu bapak lo"

"Bereskan"

"Sekarang lo keluar" usir Kenzo dan menutup dirinya dengan selimutnya. Brian menghela nafasnya sabar dan akhirnya keluar dari kamar Kenzo itu, meninggalkan Kenzo yang hendak kembali tidur.

"Eghh tapi gue harus minum obat ya" ucap Kenzo ketika mengingat itu, dan akhirnya dia melangkah berat ke kamar mandi hendak mencuci muka dan menggosok giginya.

Setelah itu dia turun ke bawah hendak mengambil makanan.

"Loh kata abang kamu tadi, kamu mau makan sendirian boy" ucap Bobi tersenyum menatap Kenzo yang datang menghampiri mereka.

"Makan sendirian di kamar" ucap Kenzo mengambil makanannya, menghiraukan Doni yang menatapnya tajam.

"Abang makan di sini aja, habis itu kita main bareng yuk bang" ajak Arka antusias

"Hmm malas" ucap Kenzo sambil mengambil beberapa lauk di meja makan itu.

"Nggak usah main sama dia dek, nanti main sama ayah aja ya"

"Kita beli mainan mau?" Bujuk Doni melihat putra bungsunya itu sedih. Ingin rasanya Doni marah, tapi dia ingat ucapannya Bobi.

"Nggak usah yah, mainan Arka banyak kok, nanti kita mainin itu aja ya yah" ucap Arka tersenyum

''Apapun buat putra ayah ini" ucap Doni mengecup singkat puncak kepala Arka

"Kenzo makan di sini saja, ngapain kamu makan sendirian di kamar" ujar Bobi

"Nggak mood kalau makannya sama mereka" balas Kenzo menjauh dari ruang makan itu sambil menguap hingga dia masuk ke dalam lift.

"Dia selalu saja menghindar seperti itu" ucap Bobi menghela nafasnya kasar, kalau seperti ini terus kapan mereka akan dekat seperti dulu pikir Bobi.

Kenzo Emiliano(End)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن