28 : Alone

120 15 0
                                    




Hari ini Seokjin terlihat lebih tenang. Ia masih terbaring lemah.

Seperti biasa Namjoon hanya berdiri di depan jendela besar yang memisahkan jarak mereka.

Seokjin menoleh dan mempoutkan bibirnya sambil menunjuk kepalanya.

Hati Namjoon mencelos saat itu juga. Ia meletakkan telapak tangannya di jendela.


"Sayang...."


Seokjin tidak dapat mendengar tapi ia tahu Namjoon memanggilnya. Ia tersenyum lemah.

"Semangat!" Namjoon mengepalkan tangannya dan berusaha tersenyum.

Seokjin mengangguk dan membuat finger heart. Lagi-lagi ia tersenyum.

Kepalan tangan Namjoon memukul pelan kaca jendela itu. Ia tidak tahan lagi. Air matanya kembali mengalir.

"Aku merindukanmu Seokjinnie...."

Seokjin menggeleng lemah dan menunjuk sudut bibirnya sendiri kemudian menariknya ke atas. Mengisyaratkan Namjoon agar tidak bersedih.

Pemandangan itu malah membuatnya semakin sakit. Ia berusaha tersenyum diantara isakannya.





"Namjoonieeee.....lepas dulu...."

"Aku mau ke toilet...." Seokjin tertawa geli saat kecupan-kecupan kecil itu mendarat di ceruk leher jenjangnya.

Setelah beberapa hari berlalu akhirnya Namjoon bisa menjenguknya. Memeluk tubuh kecilnya. Mengecup bibir pinknya seperti dulu lagi.

Ia mendorong kursi roda itu hingga depan pintu toilet dan membantu Seokjin berdiri. Memapahnya hingga ke dalam dan berdiri di belakangnya.

"Yyaaaahh....keluar..."

"Aku malu...." Seokjin tertawa.

"Aku pernah melihatmu telanjang Seokjinnie..."

"Kenapa malu..."

"Ssssttt....Namjoonie!"
Ia terbahak sambil memukul lengannya dan mendorongnya keluar.


"Namjoonie...."

"Aku ingin pergi ke karnival lagi..."

"Sebelum musim dingin tiba"

Namjoon mengangguk dan mengecup bibirnya.

"Kau harus cepat sehat..."

"Nanti kita kencan lagi..."

Seokjin tersenyum manis dan mengangguk kemudian memeluknya erat.

"Hyuuunnngggg!"
Jimin berlari memeluk Seokjin yang tengah berdiri menatap keluar jendela.

"Aigoooo Jiminieeee...." Seokjin membalas pelukannya senang.

Jungkook tersenyum lebar memamerkan gigi kelincinya.
Taehyung dan Hoseok ikut berlari memeluk Seokjin.
Yoongi menyusulnya.

"Hyung...ayo kembali ke tempat tidurmu..."
"Nanti kau lelah..." Jimin menarik tangannya.

Seokjin duduk di kursi roda sambil mempoutkan bibirnya.

"Kau masih harus beristirahat sampai pulang nanti Seokjinnie..." Namjoon mengecup bibirnya lembut.

"Hyung....anak di bawah umur..." Taehyung menunjuk Jungkook di sebelahnya.

"Aku sudah 21 tahuunnnn"

Hoseok terbahak.

"Ssstttt....nanti kepala Seokjin sakit lagi..." Namjoon menempelkan telunjuknya di bibir.

"Tidak apa-apa Namjoonie..."

"Aku suka suasana seperti ini ingat?"


"Aku kangen sandwich buatanmu Seokjin-ah..."

Para member menoleh bersamaan ketika ucapan itu meluncur santai dari mulut Yoongi.

"Aku mencium perselingkuhan..." Taehyung memicingkan matanya.

"Aniyaaa...."

"Waktu Seokjin datang bawa sandwich kan aku makan dua potong hehehe..." Yoongi tersenyum lebar.

"Hyuuunngggg!"
"Aku kelaparan dan hanya dapat satu potong" Jungkook mengerucutkan bibirnya.

"Aku jugaaa....katanya aku harus diet" Jimin memukul lengan Yoongi.

Taehyung hanya menganga. Hoseok yang melihat mereka kembali terbahak.

Namjoon memeluk dan menciumi leher dan bahu Seokjin yang tertawa tak berhenti dari belakang kursi rodanya.

Ruangan itu ramai sekali hingga Sandeul terpaksa membubarkan mereka karena takut berpengaruh pada kesehatan Seokjin.

Dan pasien di kamar sebelahnya.


"Kami pulang ya hyung...." Jimin kembali memeluknya.

"Cepat pulang hyung....main lagi ke studio..." Taehyung ikut memeluknya.

Seokjin sekarang dikerumuni oleh para member yang saling berpelukan.

Rasanya hangat sekali.

Mereka kemudian melepas pelukannya.

Satu persatu mulai keluar dari kamar itu.

Dan Seokjin pun kembali sendirian.



Ia menyentuh bibirnya.

Hangat bibir Namjoon masih menempel disana.

Begitu juga aroma parfum dari para member masih menempel di bajunya.




Seokjin menghela napas panjang.

Kamar itu sepi sekali.

Hello, Not GoodbyeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon