5 : Hello

167 23 0
                                    




"Silahkan ambil brosurnya...."
"Cafe kami baru saja buka..."

Seorang pria berkaos putih dan sweater rajut hijau dengan jeans biru muda sedang menjulurkan brosur di tangannya sambil tersenyum kepada orang-orang yang berlalu lalang di trotoar depan coffee shop yang baru saja buka.

"Aku boleh ambil orang yang membagikan brosurnya tidak?"

Pertanyaan tidak sopan itu membuatnya menoleh dengan wajah marahnya.

"Namjoon-ah! Kukira siapa..."
"Hampir saja aku memukul kepalamu..." Ia terbahak dan memukul lengannya.
Kebiasaannya ketika tertawa.

"Aku bantu ya.." Namjoon mengambil beberapa lembar brosur dari tangannya.

"J-jangan Namjoon-ah....nanti aku dimarahi bosku"

"Eoh...memang bosmu ada disini?" Ia menempelkan wajahnya ke depan kaca.

"Tidak ada.." Jawab Seokjin sambil kembali tertawa.

Namjoon menatapnya sambil bertolak pinggang.

Tawa Seokjin semakin keras.


Tak lama lembaran-lembaran kertas itupun habis.



"Temani aku makan siang mau ya..."

Namjoon menaungi kepala Seokjin dari terik matahari dengan kedua tangannya ketika pria itu membungkuk membereskan kardus-kardus bekas brosur di sampingnya.

Seokjin mendongak dan tersadar jika pria itu sedang melindunginya.

"Kau baik sekali....."

"Ha?"

"Ah...tidak...."
"Ayo....aku juga lapar"




"Kau bekerja di cafe baru itu?"
Namjoon menyalakan mobil dan menaikkan suhu pendingin di dalamnya.

"Hanya membantu teman saja hehe..."

"Jadi bosmu itu adalah temanmu?"

"Iya hahahahaha..."

"Aishhhh....kau ini benar-benar" Namjoon mencubit pipinya gemas.




Keduanya tengah duduk berseberangan di sebuah restoran cepat saji setelah sama-sama bingung memutuskan ingin makan apa siang itu.

Namjoon membolak balik buku menu sementara Seokjin menyeruput jus jeruk yang terlebih dahulu dipesannya.

"Aku tidak akan memesan kentang sekarang..."


"Pppffffttttt"

Ucapan polos Namjoon membuat jus jeruk yang diminum Seokjin membasahi buku menu dan setengah wajahnya.

"Yyaaaaahhh! Seokjin-ahh!"

Seokjin terbatuk dan menundukkan kepalanya hingga menyentuh meja sambil menutup mulutnya dengan gumpalan tissue.

"Hey...."
"Wajahku lengket Seokjin-ah..."

Namjoon mengambil beberapa lembar tissue dan menyekanya.

"Seokjin-ah!"

"Bajuku juga basah..." Ia sibuk menepuk-nepukkan tissue itu ke dadanya.

Seokjin masih menunduk dan menutup mulutnya menahan tawa agar orang-orang tidak mendengar.

Tangannya terangkat mengisyaratkan agar Namjoon berhenti bicara.

"Ah...jinjja...."
"Kau tidak bisa berhenti tertawa..."

"Kita makan di tempatku saja"

"Berapa banyak lagi jus jeruk yang akan membasahi wajahku kalau begini terus"

Seokjin tetap menunduk dan mengacungkan jempolnya tanda setuju.



"Namjoon-aahhhhh....kenapa tiba-tiba membahas kentang!"

Seokjin melompat-lompat sambil berlari kecil di samping Namjoon yang berjalan ke arah mobilnya.

"Aniiii....kau bilang kau alergi...aku hanya mengingatkan diriku sendiri"

Namjoon yang tidak mau kalah juga menaikkan suaranya sambil tertawa.



"Seokjin-ah....."

"Kau tahu.....seketika rasa penat di kepalaku hilang"

Namjoon bersandar dan menoleh ke arah pria yang sedang memasang sabuk pengamannya.

Seokjin mengusap kepalanya pelan dan tersenyum.

"Tapi wajahku lengket seperti pakai masker"

Namjoon kembali menatap jalan dan melajukan mobilnya.

"Yaakk...yaakkk...yakkkk!" Seokjin memukul lengannya bertubi-tubi.

Tawa wiper jendelanya kembali terdengar.

Hello, Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang