I LOVE YOU - 3

5 1 4
                                    

Agnitha sibuk mengetik laporan saat telepon genggam yang ia letakkan di atas meja kerjanya menyala dan bergetar. Diliriknya sekilas dan ia mengernyit heran saat tertera nama Marcus di notifikasi ponselnya. Tak biasanya Marcus mengiriminya pesan saat ia sedang bekerja.

Penasaran karena takut ada hal penting yang ia lewatkan membuat Agnitha membuka pesan pribadi itu. Agnitha terbatuk keras untuk menyembunyikan tawanya melihat foto diri yang dikirim Marcus. Agnitha tak pernah ingat kalau Marcus bisa berfoto dengan pose imut seperti itu. Agnitha membaca pesan singkat yang dikirim Marcus bersamaan dengan foto itu.

Marcus

Semoga harimu menyenangkan dengan melihatku.

Agnitha setengah mati menahan tawanya. Ia tak mau rekan kerjanya menganggapnya sudah gila karena tertawa-tawa sendiri. Dibalasnya pesan Marcus itu dengan singkat pula. Jujur saja ia senang dengan foto dan pesan singkat Marcus yang cukup manis itu.

You

Hariku melelahkan tapi aku bisa tersenyum setelah melihat fotomu.

Marcus

Syukurlah kalau aku masih bisa membuatmu tersenyum senang. Pulang jam berapa?

You

Laporanku banyak yang harus kuselesaikan hari ini. Mungkin sekitar jam 7.

Marcus

Aku jemput nanti. Ban mobilmu yang sebelah kanan belakang tadi kempes kan makanya kau tak naik mobil sendiri tadi. Kau naik apa tadi pagi?

Agnitha kaget saat Marcus tahu ban mobilnya kempes. Sejak kemarin sore ban mobilnya itu sudah kempes. Agnitha memaksanya jalan sampai rumah. Ia tidak mau menunggu di bengkel untuk mengganti ban karena kemarin sore hujan lebat. Toh, ia bisa berangkat kerja naik taksi.

You

Taksi. Tadi pagi aku buru-buru berangkat kerja sampai tak sempat membangunkanmu. Kau pasti bangun kesiangan. Kau sempat sarapan?

Marcus

Aku bangun kesiangan. Tapi masih sempat sarapan.

You

Aku harus melanjutkan pekerjaanku. Sampai nanti ya.

Marcus

Ok. Sampai nanti. I love u.

Agnitha tersenyum melihat pesan terakhir yang dikirimkan Marcus padanya. Hatinya terasa hangat. Sudah lama sekali Marcus tak membisikkan kata-kata cinta.

You

I love u too.

Agnitha mematikan telepon genggamnya. Perasaannya mulai terasa ringan sekarang. Pesan Marcus barusan membuat hatinya bahagia. Ia pun melanjutkan pekerjaannya lagi. Mengetik beratus-ratus lembar laporan tak dirasa melelahkan sekarang.

*

*

Petang sudah datang menjelang. Marcus melajukan mobilnya menuju kantor Agnitha. Meski ia harus menempuh perjalanan yang lebih jauh untuk pulang, ia tak mengeluh. Komunikasi lewat pesan elektronik yang tadi dilakukannya dengan Agnitha sedikit banyak sudah memperbaiki keadaan. Setelah ini ia akan mengajak Agnitha makan malam bersama. Biarkan saja badannya yang belum mandi dan bau keringat, ia tak peduli.

Marcus sampai di depan gedung kantor Agnitha. Ia sengaja tak turun dari mobilnya. Diambilnya ponsel hitamnya unuk menghubungi istrinya, memberitahukan kalau ia sudah sampai. Sepuluh menit kemudian Agnitha terlihat menghampiri mobilnya. Senyum manis merekah dari bibirnya.

I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang