I LOVE YOU-1

15 1 2
                                    

Siang ini terasa panas. Matahari sudah berada di pucuk kepala. Sinarnya yang terik membuat orang-orang enggan keluar rumah dan tempat naungan yang nyaman. Begitu juga dengan empat sahabat yang siang ini menghabiskan waktu makan siang mereka di sebuah kafe dekat kantor mereka.

Mereka menikmati makan siang ditemani segelas jus buah yang menggoda selera. Keempatnya teman sekerja. Sudah empat tahun terakhir mereka bekerja di sebuah kantor jasa keuangan.

Agnitha, Benita, Vivian, dan Darlene, empat sahabat sekantor, namun dari divisi yang berbeda. Mereka kerap menghabiskan waktu luang bersama atau istilahnya me time bersama. Agnitha, Benita, dan Vivian sudah menikah. Darlene, yang termuda di antara mereka baru saja bertunangan sebulan yang lalu dan kini tengah menyiapkan pesta pernikahan yang akan digelar tahun depan.

Meskipun menikah di tahun yang berbeda, namun Agnitha, Benita, dan Vivian belum mempunyai anak. Benita sudah tiga tahun menikah, namun tampaknya ia masih betah menikmati masa pacaran dengan suaminya.

Benita merasa belum siap menjadi seorang ibu. Benita merasa belum siap berbagi cinta dan kasih sayang suaminya dengan anaknya. Alasan yang menurut Agnitha dan Vivian tidak masuk akal sama sekali. Kalau tidak ingin punya anak dan memperpanjang masa pacaran mengapa Benita dulu mau dinikahi Jason, suaminya.

Jason, suami Benita adalah seorang pialang saham. Dulu, sewaktu masih muda, Jason seorang model terkenal. Setelah usianya bertambah dewasa dan mencapai tiga puluh tahun, ia banting setir menjadi broker.

Menurut Benita pekerjaan sebagai model tidak bisa dijadikan pegangan seumur hidup. Semakin usia bertambah dan semakin banyak model-model muda, maka kesempatan bertahan di dunia model semakin sempit.

Untunglah Jason dulu tidak meninggalkan pendidikannya sampai meraih gelar sarjana. Setelah tak lagi aktif di dunia modeling, ia bisa memanfaatkan ilmunya sebagai pialang saham, meskipun kadang kala ia masih menerima tawaran berlenggang di atas catwalk atau menghiasi majalah-majalah dengan bodi atletis dan wajah tampannya.

Vivian menikah enam bulan setelah Benita menggelar resepsi super mewah di hotel berbintang. Vivian pun belum memiliki anak. Namun, alasan Vivian lebih masuk akal. Ia belum memiliki anak karena setelah menikah, ia harus tinggal berjauhan dengan suaminya.

Dua bulan setelah menikah, Brian, suami Vivian mendapat tugas dari perusahaan untuk berkarir di Jepang. Mereka hanya bertemu tiga bulan sekali. Kurangnya intensitas kebersamaan itulah yang membuat Brian dan Vivian belum memiliki momongan.

Brian, suami Vivian, bekerja di salah satu perusahaan otomotif yang berkantor pusat di Jepang. Karena otaknya yang brilian dan etos kerjanya yang tinggi, ia pun mendapatkan tawaran untuk bekerja di kantor pusat di Jepang.

Brian sebenarnya ingin memboyong Vivian ke Jepang. Namun, karena ibu Vivian tinggal sendiri dan tak mau tinggal jauh dengan putri semata wayangnya itu., maka mau tak mau mereka harus melalui long distance relationship seperti saat ini.

Agnitha sudah menikah selama setahun. Namun sampai sekarang ia belum hamil juga padahal dokter pernah menyatakan bahwa Agnitha dan Marcus, suaminya, baik-baik saja. Yah, mungkin Tuhan memang belum bekenan memberikan seorang bayi mungil untuk mereka.

Agnitha sebenarnya ingin sekali segera menimang bayi. Ia memang menyukai anak kecil. Namun Marcus selalu berkata agar mereka sabar menunggu. Tak usah buru-buru, kalau Tuhan berkehendak, pasti akan terjadi.

Marcus dan Agnitha tinggal di sebuah apartemen. Sebenarnya, orang tua Marcus lebih suka kalau Marcus dan Agnitha tinggal bersama mereka. Namun, Marcus menolak. Mereka ingin mandiri, alasannya.

Marcus saat ini mengelola perusahaan desain interior bersama ayah dan kakak laki-lakinya. Perusahaan yang berdiri puluhan tahun silam itu semakin bertambah besar apalagi ayah dan anak itu yang saling menopang untuk memperkokoh dan membuat perusahaan semakin berjaya.

I Love UМесто, где живут истории. Откройте их для себя