4. Melompati Batas.

1.1K 155 27
                                    

Tulisan ini disponsori oleh aifahudaifah

Terdiri dari 6 chapter pendek ya para bebku.

Bagi kalian yang suka fanfik kopong. Selamat datang~

 Selamat datang~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Ada yang terjadi berikutnya sungguh di luar dugaan.
"Enak ngintipnya?"

Naruto nyengir, meski udah biasa kepergok kalau nyebat, nyontek, atau kena ciduk polisi. Sensasi ke gep pas coli dan membersihkan lantai ibarat memungut dosa yang tercecer.

Wkwkwk, ternyata rasanya beda. Bukannya kicep, mati gaya. Tapi kek tertantang gitu.

Adrenalinnya terpacu, dadanya bergemuruh. Dan yang dibawah sana sudah siap tempur kembali padahal baru saja menyembur. Gila, masa muda pas lagi mateng-matengnya emang tidak bisa dilawan.

"Terus kamu mau nyoba?" Naruto bangkit berdiri, dadanya bidang meski ada perban. Dan ada enam kotak hasil olah tubuh yang membuat siapapun tahu kalau lelaki itu jelas perkasa.

Sang tetangga, tersenyum manis, "enggak." Jawab perempuan itu telak.

.

"Terus?" Naruto mundur beberapa langkah.

Hinata mendengkus jengkel, "hentikan perbutan bodohmu, Kakak BEM yang terhormat. Tch!" Si cewek berambut night violet blue itu berdecih sinis.

Tapi bukan Naruto kalau tidak dikaruniai kenekatan dan juga kesintingan.

Jadi pemuda itu justru maju menerjang, dan melompati balkon itu dengan gerakan tangkas. Ha, hasil dari menghindari kejaran polisi membuat Naruto memasuki balkon tetangga.

...

.

.

Gerakan pemuda berambut keemasan bak aksi film laga. Membuat Hinata ternganga. Mereka berada di lantai sebelas, dan lelaki edan ini melompat ke apartemennya seolah punya sembilan nyawa.

Kegilaan itu sangat riskan karena jika Hinata tadi bergeser sesenti saja ke kanan, sudah pasti lelaki itu sudah pergi ke alam baka.
"Apa kau gila?" Hinata berkacak pinggang.

"Mana yang gila? Aku tau dirimu?" Naruto maju selangkah, langkahnya yang panjang, membuat Hinata mundur hingga menabrak pinggiran balkon.

"Setelah memergoki aku yang bisa klimaks karenamu, kau masih berani berkeliaran dengan memakai ini, Nona?!" Naruto tanpa segan mengelus tepian tali bra bikini Hinata.

Yang buru-buru ditepis kasar oleh adik Neji.
'Plak!'

.

"Owh, galak sekali." Naruto memberikan senyum culas.

"Aku tidak akan memberimu kesenangan cuma-cuma." Hinata mendorong tubuh kekar Naruto dengan susah payah.

Naruto tak bergeming, ia justru merogoh treningnya, dan menemukan dompet kulit buaya berwarna dark green army. "Silakan gunakan sepuasmu. Tapi itu juga tidak gratis." Pemuda meraih tangan Hinata dan meletakkan benda itu di tangan yang bersih dan kukunya terpotong rapi.

Hinata memicing mata, curiga.
"Seperti kau yang memiliki dompetku, maka kau—," Naruto mencium tepian bibir Hinata untuk menggodanya, "—milikku."

Hinata memutar mata dan berdecak kesal, "aku tak ber—, mmmpphhhh!"

Salah sendiri perempuan itu begitu cerewet. Jadi Naruto lebih suka membungkam bibir ranum itu dengan mulutnya sendiri. Bukankah itu definisi murni dari adu mulut?!

 Bukankah itu definisi murni dari adu mulut?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Playing Spicy ✅Where stories live. Discover now