2. Awal mula mabar

1.3K 168 66
                                    

Tulisan ini disponsori oleh aifahudaifah

Terdiri dari 6 chapter pendek ya para bebku.

Bagi kalian yang suka fanfik kopong. Selamat datang~

 Selamat datang~

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

.

.

Waktu pertama kali Naruto pindah ke apartemen Bella Luna, dia dalam keadaan di skors dari kegiatan perkuliahan karena terlibat tawuran dengan aparat.

Awalnya sih mengumpat-ngumpat karena selain apartemen ini dekat dengan kampus, seluruh apartemen ini dilengkapi CCTV, mulai dari depan, belakang, samping, lobi, basement parkir, lift sample lorong apartemen. Udah kek penjara berkedok apartemen mewah.

Gokilll, fasilitas menyamai hotel bintang lima bro. Masih pula ada jasa laundry, fitness dan juga klinik di lantai bawah.

Yah, namanya juga anak tunggal dari ibu sosialita dan bapak anggota DPR. Kurang nyaman gimana hidup Naruto ini. Kos-kosan yang nyaman dan murah bukan pilihan setelah ibunya murka. IP-nya sih lumayan masih kepala 3. Belakangnya juga angka 5. Masalahnya itu adalah pergaulan. Ibunya sudah merepet kayak petasan Imlek.
"Kalau kamu urusan sama polisi lagi, wes. Nggak usah kuliah. Angon wedhus ae!" Ancamnya.

(Kalau kamu berurusan sama polisi lagi, udah. Nggak usah kuliah. Menggembala kambing saja!)

.

.

Naruto bergidig membayangkan jadi juragan kambing. Yah walau peternakan keluarganya besar dan juga ada hewan itu, tapi dia kan kuliah Teknik Industri. Bukan Peternakan atau Manajemen Bisnis.

Dengan langkah gontai, pemuda jangkung ogah-ogahan masuk lift. Namun sedetik sebelum lift menutup ada tangan yang menghalangi.

Membuat Naruto terpaksa memencet lagi tombol buka. Dan sesosok mahasiswi mungil, dengan kacamata bulat dan rambut dicepol tinggi itu menundukkan kepala sebentar, "makasih Mas."

.

Siyaaaaalll.
Cuma dibilangin gitu aja Naruto baper. Duh, kapan lagi dia dipanggil Mas?

Emang radak norak. Tapi kata Mas tuh kek magis gitu. Serasa dihargai, dan dipuja. Haduh... Suaranya aja kalem banget kek putri Solo.
"Lantai berapa, Dek?"

Hiya.. Hiya... Lancar banget. Udah kek pacaran lama aja. Padahal sih, hahaha...

"Sama kek Mas-nya."
"Heh? Masa?"

Cewek itu mesem aja. Bajunya oversize, celana boyfriend jeans dengan sepatu kets putih. Terlebih dan yang paling penting adalah almamaternya sama cuk.

Gendheng, ada Dewi di tempatnya menimba ilmu eh, kok dia nggak tahu?!
"Maba?" Tanya Naruto.

"Nggak Mas, lagi koas."
"Dokter?"
"Kedokteran hewan Mas."

Duh, mantep! Prospek calon mantu ideal ini.
"Beneran lantai 11, Dek?"
"Iya."

Wes, gassss. "Kenalin, Naruto."
"Iya, sudah tahu kok. Siapa yang nggak kenal Ketua BEM."

"Kamu?"
"Hinata, Mas." Si imut menjabat tangan Naruto yang masih terbebat perban.

Ting!

Pintu terbuka. Mereka berjalan beriringan. Kebetulan, unit mereka bersebelahan. Ya ampun jodoh memang tidak kemana.

1101 dan 1103.
Naruto yang ujungnya 1. Dan Hinata yang ada 3-nya. Nikmat mana yang mau didustakan?

.

🌶️🌶️🌶️


.

Malam itu, sehabis menyantap kwetiau goreng, Naruto iseng ke balkon. Eh ternyata si Hinata lebih kawaii daripada yang pake jas almamater.

Kaos oversize itu nggak dikasih bawahan Bray, bahkan ketika cewek itu menunduk untuk membenarkan bantalan duduknya, keliatan banget celana dalemnya ngintip.

Astagfirullah...

Naruto nyebut dalam hati. Namun bukannya takut-takut, kayaknya Hinata lupa kalau apartemen di sebelah udah berpenghuni lawan jenis.

Bahkan, si cewek mungil calon venetarian itu malah sengaja duduk di ayunan sangkar burung raksasa sambil menekuk lutut.

Anjir...
Makin keliatan itu bentuk apemnya mbak.

 Makin keliatan itu bentuk apemnya mbak

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Naruto menelan ludah susah payah. Kegilaan apa ini?!

Benda pusaka yang melekat di inti dirinya mendadak bangkit. Menentang takdir semesta. Keras seperti tekad Naruto yang masuk ke dalam ruang tamu, menggeret bean bag untuk dipakainya di balkon.

Cewek itu masih di sana, mendengarkan lagu melalui headset tidak menyadari kalau di balkon Naruto yang lampunya tidak pernah dinyalakan itu, si pria sedang duduk sambil memejamkan mata.

Membayangkan bagaimana si rubah ganteng, nama pusaka yang diurutnya ini masuk ke dalam sana dan dipijat hingga lemas tak bertenaga.

Naruto berusaha menahan desahannya. Sumpah demi jagad raya. Hinata bahkan nggak perlu bikin gerakan erotis. Cuma duduk memperlihatkan CD yang tercetak lekukan apemnya.

Tapi Naruto mendadak menjadi sarjana pertanian yang kekurangan lahan. Bercocok tanam swadaya dan menyemai melalui tisu.

Crot, crot, crot...

Legaaaa...

Eh? Hinata mana?! Kok ilang?!

Eh? Hinata mana?! Kok ilang?!

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
Playing Spicy ✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat