18

38 34 1
                                    


Up lagi guysss....

Akhir-akhir ini aku lagi mood nulis makanya aku up-nya terus hehehe.
Ya walaupun gak ada yang baca. Tapi gak papa.

Harus Heppy kiyowok ❤️

JANGAN LUPA ⭐ NYA DIPENCET! KOMEN JUGA!!!

TYPO NYA DITANDAI JUGA!
MAKLUM MASIH BELAJAR.

Selamat membaca 📍

   ~°¶un©ak°°~

Setelah menceritakan semuanya, mereka memutuskan untuk kembali mencari Keila. Mereka harus segera menemukan Keila, jika tidak––maka sangat berbahaya bagi Keila.

Mereka terus meneriaki nama Keila, tetapi nihil, Keila tidak menyahuti. Bahkan mereka sedari tadi sudah berjalan jauh, tetapi rasanya mereka seperti jalan ditempat. Hanya disitu-situ saja. Tidak berpindah.

Mereka ingin mencari Keila ketempat dimana Keila bersama Yoga terakhir kalinya, tetapi tidak sampai-sampai. Mereka hanya berkeliling disitu saja. Seolah-olah tempat itu tidak mengijinkan mereka pergi dari sana.

Seperti saat ini, Adit seperti kebingungan. Ia menatap sekitar, rasanya ia sudah berjalan jauh, tetapi, kenapa masih ditempat yang sama. Tidak berpindah sedikit pun. Sama halnya dengan Diga dan Yoga yang sedari tadi saling pandang. Mereka berdua menatap satu sama lain.

"Ga, kok kita gak nyampe-nyampe sih? Padahal udah jalan jauh nihh!" Celoteh nya sambil terus berjalan. Sesekali suaranya keluar sambil meneriaki nama Keila.

"Keilaa.... Yuhuuu, lo dimana? Lo denger kita ngakkk?!" Teriaknya sambil menatap sekeliling.

Sama halnya dengan Yoga, ia tak henti-hentinya memangil kekasih nya itu, ia sangat khawatir. Gimana keadaan Keila saat ini.

Ia terus berjalan, menatap kesana kemari, sesekali ia menoleh kearah belakang. Melihat kearah teman-temannya yang sedang sibuk mencari Pacarnya.

"Keila, kamu dimana. Aku khawatir sama kamuu! Kamu baik-baik aja kan!" Gumamnya sambil mendongakkan kepalanya keatas.

"Tuhan, tolong jaga Keila. Jangan biarkan keila kenapa-kenapa, Tuhan." Ucapnya sambil menutup mata dan mengantupkan kedua tangannya.

Ia memejamkan matanya, lalu ia menunduk dan meneteskan air matanya untuk kesekian kalinya. Ia tersadar, ia tidak boleh menangis kali ini. Ia gak boleh lemah. Dengan kasar ia menghapus air matanya yang membasahi pipinya.

"Diga? Kayaknya kita harus kesana dehh." Ucap Yoga sambil menunjuk kearah Utara.

Diga memandang kearah Yoga, lalu mengangukan kepalanya, "Oke, yaudah, sekarang kita panggil yang lainnya dulu."

"WOY! SEMUANYA SINI DULU!" teriak Diga memanggil teman-temannya yang lain.

"Di? Gak sakit tenggorokan lo dari tadi teriak-teriak mulu?!" Tanya Yoga kepadanya.

Diga mengelengkan kepalanya, "enggak, gue udah biasa, Ga."

Sedangkan Yoga hanya geleng-geleng kepala saja melihat temannya yang satu ini. Teman-temannya yang lain pun sudah berada dihadapan mereka sekarang. "Kenapa?" tanya Fadlyy sambil menatap Diga sama Yoga secara bergantian.

PUNCAK Where stories live. Discover now