((4))

88 16 2
                                    




Apa kamu mencintainya? Hahaha.
Padahal dia tidak mencintaimu.
Katakan saja jika kau sudah tahu, untuk apa masih ingin meyakinkan diri sendiri jika dia mencintaimu.
Hei berhentilah, tidak ada yang berjalan baik dalam hubungan yang isinya hanya satu orang yang jatuh cinta. Karena hubungan seperti itu, hanya akan menyakitimu, dan juga hanya membuatmu semakin berharap.
Kenapa kau tidak pernah sadar padahal kau sudah terlalu menyadarinya?
Dia mampu melepaskan mu yang mencintainya, lalu kenapa kau tidak mampu melepaskan orang yang tidak mencintaimu?



————————





Gelap, itulah yang Phuwin rasakan saat dia memejamkan matanya saat ini. Bisa Phuwin dengar suara sayup-sayup dari jauh, ada yang berteriak tertawa ataupun mengobrol entah tentang apa, tapi yang pasti Phuwin mendengarnya walaupun hanya suara kecil.

Di dunia ini memang semua berjalan tidak sesuai yang di inginkan, kadang dan itulah yang membuat Phuwin terkadang membiarkan apapun hasilnya yang akan dia dapatkan. Dan karena sifatnya yang seperti itu kadang Dunk memarahinya, ataupun Joong yang akan memukul kepalanya sambil mengoceh jika Phuwin sangatlah Hopeless untuk ukuran pemuda seumurannya. Phuwin bisa jamin jika dia sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapi Phuwin paham sekali manusia hanya bisa berusaha, karena ada Tuhan yang akan menjadikannya seperti apa.

Melihat Mix yang duduk di depannya, membuatnya berpikir kenapa dia mau dengan sepupunya yaitu Earth. Padahal mereka adalah pasangan yang tidak bisa di katakan Phuwin selalu akur, mereka pernah membuat seisi perusahaan cuti seminggu karena aliran listrik dibuatnya rusak oleh mereka. Jangan tanya bagaimana ceritanya, Phuwin pun tidak mengerti.

"Kenapa?" Tanya Mix yang merasa sedari tadi Phuwin menatapnya.

"Hanya merenung." Jawab Phuwin sembari mengaruk dahinya yang tidak gatal.

"Sudah makan siang? Atau rekan apartemenmu membawakanmu bekal?"

"......" Phuwin diam.

Bekal? Ah masalah bekal, itu yang membuat Phuwin berpikir keras hari ini. Phuwin ingat, jika seminggu yang lalu dia selalu membawa bekal buatan Pond untuk dirinya dengan rasa senang. Tapi hari ini dia tidak membawa bekal dan juga makan sarapan di rumah, lucu sekali bukan?

Masalahnya terletak pada Phuwin yang merasa dia spesial, padahal itu hanya sebuah bekal makanan yang isinya nasi dan telur goreng.

'Karena ku pikir kau suka dan tidak protes'

Iya Phuwin suka, tapi tidak benar bukan semua ini, Pond hanya tuan rumah apartemennya saat ini tidak lebih.

"Aku nanti makan siang di kantin saja, Phi." Jawab Phuwin yang membuat Mix menatapnya heran.

"Phu?"

"Hmmm?"

"Jangan terlalu keras pada diri sendiri."

"....."

"Jika bukan kita sendiri yang peduli pada diri kita sendiri, lantas siapa lagi?"

Yahh siapa lagi? Phuwin pun tersenyum tipis, karena apa yang di ucapkan Mix memang benar.

'Tapi Phi Mix, jika aku tidak keras pada diriku sendiri, aku akan mengharapkan sesuatu yang bukan seharusnya' Pikir Phuwin.







——————————-




"Sudah pulang, Phu?"

Phuwin yang baru saja menutup pintu apartemen sedikit di kejutkan oleh kehadiran Pond yang menyapanya sembari menggendong Cake di gendongannya.

Our LineWhere stories live. Discover now