//2\\

143 27 3
                                    










Aku pernah membaca kalimat yang sebenarnya sedikit menamparku.

'Ketika seseorang tidak tepat untukmu, maka Tuhan akan terus-menerus membuatmu terluka, hingga kamu cukup kuat untuk membiarkannya pergi.'

Dan aku juga pernah membaca kalimat yang sejujurnya tanpa di rangkai menjadi kalimat indah pun aku sudah memahaminya.

'Tidak ada selamanya untuk hubungan yang sedari awal di bangun dari kesalahan.'

Aku pria yang berumur 20thn, yang saat ini sedang bekerja menjadi penulis, dan sebagai mahasiswa baru. Tidak ada yang spesial kecuali gaji yang ku dapatkan setelah episode ceritaku di publish oleh perusahaan yang menaungiku. Hanya mahasiswa yang tinggal sendiri karena lari dari segala kerumitan dunia.

Orang tuaku? Masih ada, jika kalian bertanya-tanya. Aku kabur dari kekasihku yang telah menghamili adik tingkatnya, atau bisa ku katakan aku kabur dari mantan kekasihku. Dia telah menjadi suami dari wanita yang dia hamili, jadi aku bisa apa kecuali kabur? Pengecut, anggap saja begitu.

Joong, temanku selalu mengatakan apa enaknya menjadi penulis. Anggap saja aku bisa membunuh orang di dalam cerita yang ku tulis, itu yang seru menurutku. Selebihnya aku hanya ingin membuang penatku dengan menulis kisah yang tidak jelas, tapi setidaknya pikiranku menjadi tenang. Tidak usah berbelit-belit karena atasanku sangat cerewet dalam mengenai deadline, jadi lanjutkan hidup kalian dan jangan berharap happy ending, cukup jalani hidup dengan tenang dan babas.





-----------------------------------------





''Phu?''

''Hmmm?''

''Ku dengar jika Phi Mix mengatakan kalau kau akan di istirahatkan sepekan.''

''Begitulah.'' Sahut Phuwin acuh tak acuh, dia sedang malas memikirkan kembali mengenai apa yang Mix katakan sewaktu dia di panggil keruangannya. Di dalam ruangan ada Earth, Mix, dan dirinya. Entah ada angin apa tiba-tiba Earth marah saat mengetahui dirinya pindah Kondo sekali lagi, iya sekali lagi.

Setelah kejadian Pond yang berdiri di depan kondonya kemarin lusa, dia langsung saja mencari kondo yang setidaknya murah di kantong walaupun sedikit jauh lagi dari tempatnya bekerja. Jangan salahkan Phuwin, salahkan saja Dunk yang seenak jidat gemasnya memberitahu Pond tempatnya yang baru. Dan selama dua hari ini dia belum berniat membalas pesan Dunk atau Joong yang meminta maaf padanya.

'Aku tidak tahu masalahmu apa, jika keuangan kau bisa bicarakan denganku. Dan juga apa maksudmu berpindah-pindah tempat? Kau teroris atau agen pembunuh yang membuntuti targetmu? Pikirkan kuliah dan juga kesehatanmu, Phu.'

'Uhhh sial'

Kenapa juga orang dewasa suka mengomel ataupun membuat segala sesuatu terlihat rumit?

''Sudahlah, Phu. Anggap saja liburan.'' Ujar Neo rekan kerjanya.





------------------------------------------------





''Saat itu....emmm saat itu.''

Phuwin yang merasa otaknya tiba-tiba buntu pun mengacak-acak rambutnya. Hahh sudah hampir sepekan dia mengalami Writer's block, dan sungguh hal ini menyiksa Phuwin, karena tinggal dua hari dia harus mengirimkan deadline pada Mix. Sungguh sial memang, tapi dia bisa apa? Apa dengan makanan bisa membuatnya berpikir kembali? Tapi dia malah mengantuk.

''Masih buntu?''

Phuwin menoleh dan mendapati Chimon yang menghampirinya sembari membawa dua gelas ditangannya, bisa Phuwin tebak itu adalah kopi. Ahhh Phuwin butuh itu saat ini, sunggu sahabat terbaik.

Our LineWhere stories live. Discover now