🌷🌷🌷
Sudah tahu bagaimana caranya menghargai karya ini? Jika kalian suka lalu membacanya, tinggalkan jejak di sini karena ada banyak hal yang saya relakan sehingga naskah ini dapat kalian baca dengan percuma.
Silent readers adalah sosok paling egois di dunia literasi. Karena mereka hanya mau menerima tanpa memberi. Ini bukan perihal keikhlasan, melainkan caramu menghargai karya orang lain.
Naskah ini bukan hanya sekadar suara berisik dari kepalaku, tapi juga ide yang kukembangkan dengan bersusah payah.
Rate mature dan beberapa harsh words. Jika bacaan seperti ini bukan selera bacaanmu, maka jangan mampir kemari. Bijaklah dalam memilih bacaan!
4
.
.
.
.
.
Hani berjalan menghampiri Jungkook di dapur. Pria itu buru-buru memasukan dompet ke dalam saku celana. Dia merasa risih melihat Hani memakai bajunya seperti itu. Biasanya, Aera yang memakai baju-bajunya. Dia merasa tak nyaman jika itu bukan Aera.
"Sayang, aku lapar ... Ayo pesan makanan," rengek Hani.
Jungkook meraih ponsel lalu memesan makanan untuk Hani. Dia tak pernah melakukan ini saat bersama Aera. Karena sehabis bercinta, mereka akan tidur bersama lalu terbangun karena perut mereka lapar, kemudian Aera akan masak untuk mereka berdua.
Masakan Aera adalah yang terbaik ketika dinikmati sehabis bercinta. Saat Jungkook tengah sibuk dengan ponsel, Hani menghampiri Jungkook lalu duduk di pangkuan pria itu.
"Sayang, jadi kapan kau akan memutuskan gadis sialan itu? Dia tadi menendangku. Perutku sakit," keluh Hani sambil bergelayut manja di pangkuan Jungkook.
"Kenapa dia menendangmu?" tanya Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Dia sibuk memilih makanan untuk Hani.
"Daeyoung menjambak rambutnya, Nara memukulnya dengan gagang sapu lalu aku mencakar wajahnya," tutur Hani.
Jungkook melirik kuku Hani yang memang terlihat panjang dan terawat. Sudah bisa dibayangkan situasi Aera saat itu.
"Suli sedang merekam video, tapi ponsel di tangannya terlepas gara-gara tersandung kaki Aera. Itu ponselku yang kau belikan dulu. Tentu saja aku marah. Aku meludahinya. Lalu dia menendangku. Isshhh ...," rengek Hani dalam pelukan Jungkook.
Jungkook terlihat mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya memutih. Rahangnya mengetat dan sorot matanya tajam.
"Padahal tadi seru sekali menyiksanya. Dia diam saja. Tapi, entah kenapa dia lalu menendangku begitu. Aku benci padanya! Cepat putuskan dia!" desak Hani.
Jungkook memejamkan mata. Napasnya kian memburu. Dadanya terasa sakit saat membayangkan Aera sedang dirundung oleh Hani dan teman-temannya.
Dia diam saat disakiti tapi melawan karena Hani meludahinya? Lalu aku memarahinya? Kau memang sialan Jeon Jungkook bodoh! batin Jungkook dalam hati.
Jungkook mengangkat tubuh Hani dari pangkuannya lalu mendudukan gadis itu di kursi kemudian ia berjalan cepat menuju kamar.
"Sayang ... Mau ke mana?" teriak Hani.
"Makananmu sebentar lagi sampai. Makanlah bersama Jimin dan Taehyung. Kepalaku pusing. Aku mau tidur," sahut Jungkook tanpa menoleh ke belakang.
Hani mencebik lalu berjalan menuju Jimin dan Taehyung yang sedang bermain ps di ruang tamu. Dia duduk di sofa dengan wajah cemberut. Dia ingin makan bersama Jungkook, tetapi Jungkook malah menyuruhnya makan bersama kedua temannya.
