{7} . Dia Hanya membutuhkan Bulan dan bintang untuk Menemaninya//

80 7 0
                                    

Happy reading~

Tandai typo!!!


--Dermaga//--

  Waktu berjalan begitu cepat. Padahal, baru kemarin Lilya memasuki SMANDA1. Sekarang tiba masanya memasuki ajaran baru. Lilya memasuki kelas sebelas, dengan ranking yang sangat tidak memuaskan.

Ia akan mendapatkan sesuatu yang baru hari ini, seperti teman sekelas baru, pelajaran baru, penampilan baru. Hanya saja kehidupannya yang tidak pernah berubah.

" Indi!! Kita sekelas lagi!!! " Teriak Lilya setelah melihat nama sahabat nya terpampang di papan pengumuman. Mereka saling berpelukan senang rasanya sekelas bersama orang yang yang sudah kita kenal daripada beradaptasi lagi.

" Yes! Kita sekelas lagi! " Sorak Indi gembira.

" Masuk yuk! " Ajak Lilya kepada Indi untuk memasuki kelas. Kelas XI. MIPA3 terletak di lantai atas yaitu lantai 2, mereka bisa memandang pemandangan di atas sana.

" Gimana liburan lo Lya? " Tanya Indi menaiki tangga satu persatu dengan hati-hati.

" Biasa aja. Kalau lo? "

" Gak ada yang istimewa. "

Sesampainya dikelas, mereka langsung mencari bangku kosong untuk duduk.

" Untung duduk berdua, gak kayak kemarin. Males soalnya duduk sendirian. " Kata Indi, sembari duduk di samping sebelah kanan Lilya.

" Iya. "

Mereka berdua berbicara tentang liburan mereka. Kelas itu semakin ramai dimasuki oleh anak-anak yang berkelas di XI. MIPA3. Salah satunya nata dan catra yang memasuki kelas tanpa raut bahagia tercetak di wajahnya.

" Halo!! Selamat pagi everyone!!! " Suara menggelegar itu menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di dalam kelas.

Marella utami namanya. Siapa sih yang gak ngenal tami di sekolah ini. Perempuan berkarakter ceria, rendah hati, selalu senyum, sopan santun, positive vibes dan happy virus nya SMANDA1. Semua orang hampir mengenalnya karena sikapnya yang sangat ramah tamah.

" Halo Lilya, " Sapanya kepada Lilya tak lupa dengan senyum lebarnya.

" Halo juga... Maaf gw gak tau nama lu. " Ucap Lilya sedikit merasa bersalah.

" Kenalin. Nama gw Marella Utami, lo bisa panggil gw Tami. " Lilya mengangguk lalu tersenyum.

" Halo Indi. " Tak lupa juga ia mengucapkan salam sapa kepada Indi tapi, ia tidak memasang senyum lebarnya kepada Indi melainkan wajah julidnya.

" Males gw liat muka lu. "

Tami cemberut mendengar itu, ia duduk di bangku yang masih kosong yang berada di depan bangku Lilya dan Indi.

" Raya!!! Sini duduk. " Ajak Tami sembari menepuk kursi kosong di samping kanan nya.

Keyla raya martadania. Sangat berbeda dengan Tami, ia memiliki kepribadian yang cuek dan pendiam.

DERMAGA//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang