Bab 4: Anak Kecil Tak Mengerti +21

255 14 5
                                    

---

Ia mungkin lelah. Ia semakin tahu cinta yang tak pernah jelas telah ditahbiskan jadi mimpi, dan mimpi telah ditahbiskan jadi dosa, dan ia takut, atau mungkin malu, untuk kembali ke kastil itu.

Ketika matahari mulai tampak, ia pun bersandar pada perisainya yang tak lengkap. Ia dengar sarapan disiapkan. Bukan untuknya.

Ia ingin tidur [9]

***

Langkah kaki Katya melambat. Dia menyusuri tangga dengan menempelkan sisi bahunya pada dinding putih gedung Teater Novosibirsk itu. Matanya membulat, apa yang tampak di balik kaca pintu teater itu sangatlah langka... Esmeralda adalah sosok ibu yang selalu berwajah dingin dan selalu murung... Tetapi Katya jelas melihat... Gigi-gigi putih itu berkilauan, Esmeralda berbinar dan tertawa.

Bola mata Katya berguling, melihat seorang pria yang lebih tinggi dari ibunya. Katya pernah pernah melihat pria bermata biru itu. Dia adalah partner menari Esmeralda, Sergov Lurii. Sudah lama sekali Katya tidak pernah melihat pria berambut emas itu.

"Oh, Katya?" Esmeralda mendekati pintu. "... Kenapa kamu lama sekali?" Dia merapikan jaket bulu Katya.

"... Bingung mencari kursi," jawabnya dengan suara pelan.

"Oh, Katya? Lihatlah, gadis kecil ini sudah besar sekarang." Sergov tersenyum seraya merendahkan tubuhnya. "Apa kabar, Cantik?"

"Ba... Baik..." Katya Sedikit gugup. Mata biru pria itu benar-benar terlihat jernih, walaupun diterpa cahaya lampu di sekitar teater.

Sergov mengusap punggung Katya. "Lama sekali kita tidak berjumpa, Esmeralda. Aku mencari keberadaan kalian."

Esmerada diam. "Tidak semua orang mampu melalui hari-hari sulit itu dengan berbagi kepada orang lain."

Sergov menghela napas dan menegakkan tubuhnya. "Aku akan antarkan kalian pulang. Kamu sudah tidak perlu bersembunyi lagi, Esmeralda." Mantel hitamnya berkibar ringan ketika menghadang Esmeralda yang menghindari tangannya, dia ingin mengenggam tangan Esmeralda.

Katya melihat... Pria itu sangat berbeda memperlakukan Esmeralda. Bahkan mendiang ayahnya saja tidak berkata selembut itu... Tio, Ayah Katya... Bukanlah seorang penari, dia adalah seorang pengacara yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan ketika Esmeralda mendapatkan peran-peran penting dalam sebuah konser Balet terbesar... Tio tidak pernah datang. Dia hanya mengirimkan buket bunga dan kotak hadiah mahal untuk Esmeralda. Katya memang tidak paham dengan hubungan orang dewasa. Tetapi dia tahu, Ayah dan ibunya terlihat memiliki jarak... Mereka berdua cenderung diam... Sekalipun mereka berada di meja makan yang sama.

"Mengapa kalian tinggal di wilayah kumuh seperti ini?" tanya Sergov ketika menghentikan mobilnya. Rahangnya mengeras ketika tahu, sang Prima Balerina itu tinggal di rumah tua di distrik terpencil.

"Ini rumah yang bagus," jawab Esmeralda. Dia pelan-pelan dia keluar dari pintu mobilnya, lalu membukakan pintu untuk Katya. "Aku membelinya dengan harga murah," ucapnya sambil menarik tongkat bantu berjalannya.

Sergov sampai tidak jadi berbicara. Dia tahu, Esmeralda memiliki finansial yang cukup untuk masa depannya. Apalagi harta peninggalan suaminya sebagai seorang pengacara tentulah sangat baik. Perempuan cantik ini terlalu spesial untuk tinggal di tempat tidak layak seperti ini!

"Aku senang, bisa menemukan kalian..." Sergov mengulurkan tangannya, dia memapah untuk membantu Esmeralda berjalan. Dia melihat jelas kaki palsu dari belahan gaun hitam Esmeralda. "Demi Tuhan, aku sangat merindukanmu... Kamu sangat cantik malam ini."

Mengejar LangkahWhere stories live. Discover now