28. Masalah terus

1.1K 116 17
                                    

Gubrak!

Clara terperanjat kaget dari kursinya, suara bising terdengar dari pintu kelasnya. Clara dan Hani lantas menoleh ke arah pintu kelas, ia melihat Arya yang sedang berkelahi dengan kawan sesamanya. Murid-murid langsung berkerumun melihat, termasuk Clara dan Hani yang kepo. Arya beberapa kali memukul laki-laki seumurannya, entah apa yang membuat mereka berkelahi.

"ELU ANJING!!! MAKSUD LU APA NGE-FITNAH GUE SAMA CLARA PERNAH NGENTOT, HAH!!?? ANJING LU!! NYEBAR FITNAH BANGSATTT!!! GUA GAK PERNAH KAYAK GITU KE CLARA!! MELUK DIA AJA GUA IJIN DULU KE DIA!" Teriak Arya setelah lawannya itu tumbang di lantai.

Darah terus berceceran dari hidung Rio, yang tak lain anak kelas 9 ruang 1 yang terkenal dengan kenakalannya di sekolah. Rio salah satu cowok mulut lemes menurut Clara. Teman Clara sigap menangani Arya yang kesetanan karena emosi.

"GUA TUNGGU LU PULANG SEKOLAH ANJING!" Teriak Arya lagi sebelum ia di tarik dari hadapan Rio.

Clara terdiam, apa-apaan lagi kesalahannya sampai di fitnah begitu? Padahal ia hanya diam saja di sekolah, beberapa hari pun ia tak bertemu dengan Arya. Kini tiba-tiba ia mendapati kabar di fitnah. Semua murid yang melihat perkelahian mereka langsung menoleh ke Clara, ada yang bertatap tak percaya, kasian, kaget, atau bahkan sedikit percaya dengan fitnah ini.

"Apa?!" Sewot Clara, ia menunjuk semuanya, "Gak usah ke hasut sama fitnah Rio ya anjing! Gue gak pernah kayak gituan sama Arya!!"

Emosi Clara mulai terpancing. Ia bahkan menampar pintu kelas karena tatapan memicing dari mereka, Hani segera menenangkan Clara, bahaya jika Clara lepas kontrol seperti ini.

"Bubar lu pada! Clara anak baik-baik, dia gak mungkin bisa sampe begini!" Tegas Hani.

Satu persatu murid-murid yang berkerumun mulai membubarkan diri dari TKP, di lihatnya Rio yang bersandar pada dinding, tak ada yang menolongnya, mungkin mereka sudah kenal sekali dengan mulut kelemasan Rio.

"Lu juga, njing!" Tunjuk Hani ke Rio, "apaan bangsat, lu ngapa jadi fitnah Clara begini?! Emang lu ada salah sama Clara? Hah!?"

Hani membawa Clara masuk ke dalam kelas, ia mendudukkan Clara di kursinya, dengan sigap ia memeriksa kepalan tangan Clara yang terkelupas akibat menampar pintu. Sepertinya Clara terlalu keras menampar pintu tadi, alhasil tangannya terlihat bengkak, bahkan kulitnya terkelupas. Walaupun hanya satu tamparan, tetapi suaranya terdengar nyaring.

Diva dengan ke khawatirannya datang dari pintu bersama Nanda, "Lu gapapa?"

Nanda diam dengan cuek, ia sebenarnya hanya ingin memperhatikan sekitar, tak di pungkiri kalau wajahnya sedikit terlihat panik. Tak jarang sekali ia melihat Clara se-emosi ini, paling mentok, Clara jika sedang emosi hanya memaki kata-kata kasar.

"Gue gapapa," jawab Clara, "kesel banget di fitnah begitu anjing! Baru juga gue abis bahagia, tiba-tiba banget dapet fitnah gini."

"Rio emang gitu. Lu udah tau sendiri kalo mulutnya lemes, minta di paud in lagi." Jawab Nanda setelah ia memperhatikan jika teman-teman kelasnya seolah tak percaya dengan fitnah Clara.

"Heran gue. Hari gini masih aja percaya sama yang mulut ke mulut gitu."

"Iya anjir! Di kira masih hidup di zaman gak ada hape gitu ya?"

Hani menatap Clara, "ke UKS aja yuk? Tangan lu sampe bengkak gitu, Ra. Minimal di kompres pake es batu, dari pada ntar makin nambah bengkaknya."

"Gak usah. Ntar juga bakal sembuh sendiri."

"Jangan batu, Ra." Tegas Hani.

Clara menghela napas, ia berdiri dari duduknya, "iya-iya."

***

Kakak Pramuka Cantik!Where stories live. Discover now