(25) Mengikuti Permainan Mereka

Start from the beginning
                                    

"Ngapain kalian nyuruh gue kesini?" Tanya Syura menatap heran kedua kembar itu.

Ananda berancak pinggang. "Sini biar gue ceritain. Tadi tu gue sama Amanda mau liat kuntilanak di pohon besar itu," tunjuknya kepada pohon beringin yang berada tak jauh dari mereka.

"Trus, gue dengar ada yang misuh-misuh gak jelas. Gue pikir itu kuntilanak nya! Tau nya bukan!" Jelasnya lagi.

Syura memandangi Amanda yang sedang memijit pelipisnya. "Bukan saudari gue," gumamnya.

"Trus?"

"Intinya gue lihat Diva yang duduk di sana, sendiri," tunjuknya ke arah bangku yang jaraknya lumayan jauh dari mereka.

"Diva?" Beo Syura.

"Iya Diva! Percaya gak?! Kenapa coba dia ada di sini sendirian. Lo gak curiga?" Ujar Ananda.

"Karna itu kita panggil lo kesini," ucap Amanda.

"Bener tu! Dan soal kuntilanak kapan kapan aja, deh!" Celetuk Ananda.

Syura melihat kearah bangku itu, dan benar saja, disana ada Diva. Sedang apa dia disana?

"Gue kesana, kalian mau ikut?" Tawar Syura.

Kedua kembar itu mengangguk. "Jangan berisik," lanjut Syura. Dan lagi, mereka mengangguk.

Syura berjalan mengendap endap agar tak dilihat. Mereka bertiga kemudian bersembunyi di balik pohon beringin yang besar, karna bangku tempat Diva duduk berada di dekat pohon itu.

Ananda seketika merinding. "Kalau tiba tiba kuntilanak nya muncul gimana?" Bisiknya.

Syura dan Amanda menatap tajam Ananda. Yang hanya mendapat cengiran dari sang empu.

Tidak butuh waktu lama, datang seseorang yang memakai Hoodie berwarna hitam, dengan topi dan masker. Wajah orang itu tak terlihat.

Diva berdiri dari duduknya. "Lo lama," ucapnya.

Syura bisa mendengar dengan jelas, karna mereka tidak begitu jauh dari lokasi. Dan disana juga sepi, sekaligus membuat suara menggema.

Orang misterius itu tidak membalas perkataan Diva. "Gue ada tugas buat lo," ucapnya.

Syura terkejut, itu .... Suara itu tidak asing di pendengaran nya. Dan suara itu suara seorang perempuan!

"Cewek?" Bisik Amanda yang juga menguping. Syura mengangguk sekilas.

"A-apa?" Tanya Diva.

Orang misterius itu tersenyum dibalik maskernya. "Karna Syura udah tau siapa lo, jadi kayaknya gue harus ngambil langkah ini, Diva."

Orang misterius itu mendekat kearah telinga Diva dan membisikan sesuatu. Dapat dilihat tubuh Diva yang menegang.

"Gak! Lo gila? Kalau gue mati gimana?!" Bentaknya.

"Gue mah bodo amat," kata orang itu.

"Lo .... Benar-benar jahat," lirih Diva.

Orang misterius itu tertawa kencang. "Lo tau Diva, dari dulu lo itu cuman alat buat gue! Gak lebih! Kalau lo gak mau ngikutin rencana gue, siap siap adek lo taruhannya!" Ujarnya.

Amanda dan Ananda terkejut. "Diva punya adek?" Bisik Ananda.

Dapat dilihat disana, Diva yang menggeleng pelan. "Gak! Gue mohon, apapun asal jangan adek gue! Pliss!" Mohonnya.

"Rencana nya mudah kan? Lo bawa Syura keatas rooftop dan buat seolah olah Syura yang ngedorong lo dari atas sana. Dan BOM! Tubuh lo jatuh, trus dia yang disalahkan!" Ucap orang misterius itu diakhiri dengan tawa.

Diva menatap tak percaya. "Lo kejam. Ngejadiin gue tumbal," ucapnya.

"Hmm, dari awal tugas lo itu cuman biar adek lo selamat kan? Jadi gue gak salah," ujarnya.

Diva mengepal kan tangannya kuat. "Oke, gue lakuin. Tapi, gue mohon. Kalau gue nanti meninggal, tolong lepas adek gue, dan tolong sembuhkan dia juga ...." Pintanya.

Orang itu tampak sedang berpikir. "Hmmm, oke, deal."

"Jangan lupa, lo ada klien di club," lanjutnya.

Setelah mengatakan itu ia berbalik dan pergi meninggalkan Diva yang seorang diri disana. Diva menatap tanah dan terduduk disana. Tatapan itu kosong. Ia menggenggam tanah yang ada disana.

"Ini semua karna lo Syura! Karna lo! Hidup gue dan adek gue bergantung sama dia ...." Ucapnya lirih.

"Gue benci .... benci sama diri gue sendiri!" Sambungnya. Kemudian berdiri dan berjalan cepat keluar taman itu.

Syura dan kembar masih termangu disana. Mencoba mencerna semuanya, dan terutama Syura. Sebenarnya apa yang di lakukan Syura? Dan apa salah Syura? Sehingga ada orang yang begitu menginginkan ia menderita?!

"Ra, gimana sama rencana lo selanjutnya?" Tanya Amanda menatap Syura.

Syura menyeringai yang membuat sang kembar merinding dibuatnya.

"Kayaknya kuntilanak kalah deh sama Syura," bisik Ananda kepada Amanda.

Amanda hanya memutar bola mata malas. "Diam lo, dari tadi Kuntilanak mulu!"

Syura diam mengamati dua saudari itu. Amanda menoleh dan masih menagih jawaban Syura.

Syura mengangkat sudut bibirnya. "Gue bakal ikutin permainan mereka."

Tbc
***

Hallo semua! Gimana-gimana?

Haii yuk mampir ke ig aku. @Aiutapu.

Dan ig para tokoh:

Amanda_friskana_00
Ananda_f.kani

Hehe

Jangan lupa ⭐

Dia SAFARA (END)Where stories live. Discover now