friend?

25 4 6
                                    

bel masuk berbunyi, sudah lebih dari 1 jam pelajaran dan heeseung tak kunjung bangun dari tidurnya

"heeseung kemana ya?" ucap jungwon, ia menelisik belakang bangkunya yang kosong

"peduli sekali padanya" sindir jongseong "sepertinya dia sedang main dengan 'teman'nya...eumm siapa namanya?"

"jaeyoon?"

"nah itu...hei,apa kamu mau menegur heeseung nanti?"

jungwon mengrenyitkan keningnya "menegur?...maksudmu?"

"iya, kita bicara baik baik padanya...kita jujur kalau kita sebenarnya tidak pernah melihat jaeyoon dan katakan jaeyoon itu hanya halusinasinya...jika terus dibiarkan heeseung bila gila. ah tidak,dia sudah gila!" tutur jongseong dengan penekanan di akhir kalimat

"sekarang siapa yang lebih peduli pada heeseung huh?" jongseong terdiam akan ucapan jungwon.benar,tadi dia sendiri yang menyindir jungwon terlalu peduli pada heeseung, sekarang?jongseong yang malah memberikan saran "aku bosan...bolos yuk!" ajak jungwon "sekitar 30 menit lagi bel pulang...sekalian kita cari heeseung"

mendengar ajakan mencari heeseung membuat jongseong mengangguk semangat, kalau perihal heeseung kedua orang ini selalu yang terdepan. tapi mereka tidak pernah mengajak heeseung berteman, aneh memang

jungwon mengangkat tangannya dan membuat alibi ke kamar mandi pada gurunya dan disusul jongseong beberapa saat kemudian

heeseung terbangun dengan keadaan tubuh yang terasa remuk dan kepalanya pusing sekali ,dia memijit pelipisnya seraya mulut itu tak hentinya memanggil jaeyoon

"jaeyoon...dimana kamu?...ck, jangan tinggalkan aku sendiri!" pengelihatannya yang mulai jernih melihat pada gips putih yang membebat tangannya.benar benar bersih tidak ada coretan.seingatnya tadi jaeyoon menuliskan kata kata berwarna diatasnya, ini membuat heeseung semakin bingung

akhirnya dia berjalan gontai keluar dari gudang. heeseung haus,langkahnya mendekat pada keran air di pinggir taman

"itu heeseung!" telunjuk jongseong membidik heeseung yang berjalan menuju keran "kenapa raut wajahnya sedih?"

"entahlah aku akan menyusulnya" jungwon berlari menuju keran

heeseung menaruh handycamnya diatas tembok pembatas.heeseung meminum air itu dengan mendekatkan mukanya ke keran

keran sebelahnya berbunyi dan sebuah wajah tak asing terlihat di hadapan heeseung

tatapan tajam itu...

heeseung mematikan kerannya,begitupun jungwon. jungwon menatap lamat heeseung sampai heeseung memundurkan langkahnya

"heeseung..."

"m-mau apa k-kamu?!" heeseung menggeleng takut,seolah dirinya mau diculik saja "hee-seung m-mau p-pulang!" jungwon menatap lirih atas keadaan heeseung

'kurasa heeseung sakit?...sakit mentalnya...'

"tidak apa apa" jungwon melangkah lebih dekat dengan heeseung, ia mengulurkan tangannya seraya tersenyum

"heeseung,mari berteman"

"t-teman?" heeseung bingung,ini benar jungwon mengajaknya berteman? "tapi-tapi t-teman heeseung kan jaeyoon" heeseung menunduk seraya memainkan jemarinya, ia kepalang gugup bicara dengan jungwon

"memang jaeyoon kemana?kamu kelihatan sedih..."

"tadi kan tidur ya heeseung ama jaeyoon di gudang...terus-terus jaeyoon hilang g-gatau kemana-" ucapan heeseung terpotong karena tenggorokannya tercekat, sebentar lagi dia akan menangis "t-tadi kan jaeyoom nulis kata kata disini..." telunjuk kanannya menunjuk nunjuk gips yang membebat tangan kirinya "terus hilang pas heeseung bangun...hiks...jaeyoon juga hilaaangg...hiks"

'waduh nangis lagi' batin jungwon

jungwon merangkul tubuh heeseung yang gemetar "sudah jangan nangis...nanti kita cari jaeyoon bersama" ujarnya lalu mencubit pipi heeseung, heeseung risih dengan itu

"apasih...l-lepasin" tangan heeseung melepaskan rangkulan jungwon

"bagaimana dengan tawaran berteman denganku?...kamu mau kan?"

"tidak. heeseung mau pulang! belnya bunyi!"

heeseung melenggang pergi meninggalkan jungwon dengan raut wajah kecewa

"dasar!"

jongseong berlari mendekat lalu menertawakan aksi jungwon barusan

"hahahaha...kalau aku bawa kamera sudah ku rekam momen kalian...hahahaha" mata jongseong sampai berair karena tertawa terbahak bahak "kasihaann...ditolak!" jongseong melanjutkan tawanya sampai kepalanya dijitak oleh jungwon

"aww!" ringis jongseong mengelus dahinya yang perih

"rasakan!...sudah!...aku juga mau pulang" jungwon sudah malas dengan hari ini

"bareng ya?!" ucap jongseong antusias dia sampai meloncat kecil seraya memegang satu tangan jungwon

"kan biasanya begitu"

"lah iya"

"bodoh!" cerca jungwon

"hei,aku tidak bodoh ya!...buktinya aku tahu apa nama 'penyakit' heeseung!" ketus jongseong, mereka tengah berjalan menuju kelas untuk mengambil tas

"apa memangnya?"

"sizorefina!" final jongseong bangga

   <>*——————ditto——————*<>

heeseung belum pulang, dirinya tengah berdiam diri di rooftop. melamun sambil memandang langit

"jaeyoon kemana ya?" gumamnya "tega sekali meninggalkan aku sendiri!" kesalnya lalu menendang asal sampah botol yang tergeletak di bawah

heeseung memejamkan matanya, otaknya membayangkan bagaimana rupa wajah jaeyoon yang tampan dan manis itu. heeseung tersenyum sendiri

hingga dapat dirasakan dua tepukan di pundak kirinya

"halo" suara itu...

"jaeyoon!" heeseung spontan menarik tubuh jaeyoon dalam pelukannya,sangat erat. dia tidak peduli akan tangannya yang masih sakit. tidak,heeseung tidak pernah merasa sakit bila disisi jaeyoon

jaeyoon adalah dunianya

"pulang bareng ya" ucap jaeyoon didalam pelukan itu dan heeseung pun mengangguk

"jangan tinggalkan aku lagi!"

"iya...maafkan aku ya"

"hmm, tadi aku diganggu jungwon saat kamu pergi tau!" dongkol heeseung

"kamu diapain?"

"tadi aku hampir diperkosa!" bohongnya. mendengar penuturan heeseung membuat jaeyoon kaget terbelalak "oleh sebab itu kamu harus selalu ada disisiku!aku selalu aman kalau ada kamu..."  jaeyoon menatap sendu mendengar perkataan temannya,lalu senyuman terukir di wajah tampannya

"iya...aku selalu ada disini" tangan jaeyoon menggenggam tangan heeseung lalu mengelus punggung tangan itu

"ayo kita pulang" ajak jaeyoon menarik lengan heeseung menuju lantai bawah









ditto - 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang