~♥~Permintaan Maaf

3.2K 204 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Nggak, jangan," timpal Marvel.

Meisa langsung menoleh ke arah Marvel seraya memasang ekspresi bingung.

"Why?!"

"Kalau lu lakuin itu bakal tambah rumit," ucap Marvel. "Dan lu juga bakal kena masalah."

"Gue gak masalah."

"Yakin? lu mau kehilangan posisi lu di perusahaan itu?"

Meisa tidak bisa menjawab ucapan Marvel.

Marvel menaikan sudut kiri bibirnya. "Udahlah, gue gak mau lu lakuin apapun gara-gara gue. Itu bikin gue terlihat menyedihkan."

Meisa menatap sekilas ke arah Marvel lalu kembali menatap ke arah depan dengan tatapan kesal.

♡♡♡♡♡

Waktu berganti hari, hari berganti minggu, minggu nyaris berganti bulan. Dan kejadian antara Marvel dan Kia sudah berlalu selama tiga minggu.

Dan selama itu Eggi selalu memberikan Kia banyak perhatian, mulai dari antara jemput ke kampus atau bahkan menemani Kia ke suatu tempat. Kia tau Eggi melakukan hal itu karena khawatir sejak kejadian yang dilakukan Marvel. Tapi, Kia rasa Eggi tidak harus menghawatirkan dirinya karena selama tiga minggu ini Kia tidak pernah ketemu lagi dengan Marvel di kampus.

Kia sedikit kesal dengan hal itu, Marvel menghilang begitu saja tanpa berusaha meminta maaf kepadanya. Seakan-akan dia menyepelekan kejadian itu.

"Kiaa, kenapa bengong?" tanya Eggi membuyarkan lamunan Kia.

"Eng-enggak kok aku gak bengong," sangkal Kia.

Sepertinya biasanya Eggi menjemput Kia pulang dari kampus, awalnya Kia keberatan akan hal ini tapi lama-kelamaan ia terbiasa. Yah, meskipun sedikit paksaan.

"Bohong, jelas-jelas kamu gak dengerin aku ngomong," kata Eggi memasang ekspresi wajah sedih.

Kia jadi merasa bersalah setelah melihat mimik wajah Eggi. "Maaf, sebagai tanda permintaan maaf, aku bakal lakuin semua yang kamu mau hari ini," bujuk Kia.

Eggi menatap ke arah Kia seraya tersenyum tipis, lalu mendekatkan wajahnya dan meraih dagu Kia. "Hey jangan sembarang ngomong gitu ke laki-laki lain, kamu tau apa yang akan mereka lakukan?" katanya seraya menyeringai.

"Ehh?!" Kia membelalakkan matanya.

"Pftt hahaha aku bercanda,"—Eggi kembali ke posisinya—"Tapi karena kamu sudah bilang seperti itu, aku gak akan menyia-nyiakannya."

Kemudian Eggi kembali menatap ke arah depan dan melajukan kembali mobilnya.

Keadaan Kia saat ini masih terkejut. Wajah Eggi tadi yang begitu dekat membuat jantung Kia tidak bisa berhenti berdetak kencang.

Selama perjalanan Kia jadi menyadari bahwa mereka tidak sampai-sampai ke tempat tujuan. Bahkan, jalanan yang tadinya terlihat banyak gedung-gedung diganti dengan pemandangan pepohonan yang rimbun.

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Where stories live. Discover now