MENINGGALKAN BUMI

517 95 13
                                    

Previous chapter

"Gempa? Kau mempercayainya?" Tanya Thorn, tapi Gempa tidak menjawab.

.
.
.
.
.
.
.

"Oh ya, kenapa bangsa werewolf dan demon bisa berperang? Pasti ada alasan dibalik semua itu" Tanya Ice.

"Pemicunya karena Yang Mulia menolak kerjasama dengan bangsa werewolf, menyebabkan bangsa werewolf marah dan menyerang dunia Demon" Jawab si bos itu.

"Gak mungkin cuman karena itu, pasti adalah sesuatu yang lain" Sanggah Ice. Si bos menatap bingung. "Maksudnya?" Tanyanya kebingungan. "Hal lain, mungkin ada yang mengadu domba mereka hingga menyebabkan peperangan" Sahut Ice. Si bos berpikir sejenak, pendapat Ice memang berbeda dari sejarah yang ia baca, tapi tidak ada salahnya berspekulasi karena informasinya memang masih berasal dari satu sumber, yaitu pihak demon. Mereka belum mendengarnya dari pihak werewolf.

"Tadi kau bilang ada tujuh pangeran, kalau kami semua reinkarnasi nya, lalu siapa 2 orang yang tersisa?" Tanya Thorn.

"Saya tidak tahu pasti namanya, kemungkinan nama kedua pangeran lainnya juga berubah" Jawab si bos.

"Kalau nama mereka saat masih jadi pangeran?" Tanya Thorn lagi.

"Yang Mulia Arthur Rictovious Halilintar Zyanoxavier dan Yang Mulia Aarash Auvamor Solar Zyanoxavier" Jawab si bos. Mereka semua diam, tidak ada yang menyahuti.

'Kuping gue yang salah denger apa emang tadi dia naruh nama Halilintar didalamnya?' Batin Taufan.

'Solar...' Batin Thorn. Thorn beranjak dari kursinya, ia menghampiri si bos. "Apa... Kau tahu dimana Solar sekarang?" Tanya Thorn, matanya mulai berair dan cara bicaranya sedikit serak. Mendengar itu, si bos bingung harus menjawab bagaimana, pasalnya dia hanyalah pesuruh dari bangsa vampire yang tidak terlalu ikut campur urusan bangsa Demon.

"Gue tau!" Seru seseorang tiba-tiba. Mereka semua menoleh ke asal suara. Di depan pintu mereka melihat seorang laki-laki berdiri menunjuk dirinya sendiri, kelihatannya dia habis menerobos masuk karena ada dua orang yang pingsan didekatnya. "Maaf tuan, dia menerobos masuk!" Lapor seseorang yang terlihat mendekap kaki laki-laki itu.

"Gentar?!" Kaget Blaze dan Taufan. Yes, laki-laki itu adalah Gentar, makhluk gak jelas yang ngaku-ngaku penjaga bumi. Tapi memang penjaga bumi. "Kok lu disini?" Tanya Blaze. "Uhm... Gue daritadi disini, sejak kalian buat masalah di tempat orang mati" Jawab Gentar santai, sambil berusaha melepaskan orang yang mendekap kakinya.

Gentar merasakan aura aneh  berada di belakangnya, dia hendak berbalik namun sosok dibelakangnya bicara lebih dulu.

"Ohh jadi daritadi disini~"

"Kenapa gak nolong kami~?"

"Hah?" Gentar berbalik, dia melihat Blaze dan Taufan sudah dibelakangnya dengan senyum creepy terukir di wajah mereka, membuat wajah yang sudah tampan paripurna tersebut menjadi lebih tampan. Tidak hanya senyuman, ada bayangan hitam menyelimuti mereka dibelakang mereka, bayangan itu menyerupai sosok besar dengan tanduk dan sayap iblis. Gentar tau dua bocah itu marah, tapi ia mencoba mempoloskan diri. "Kalian kenapa?" Tanya Gentar dengan muka polosnya. "Daritadi sengaja liat kami disiksa, tuan Gentar?" Tanya Taufan sambil meregangkan kedua tangannya, bersiap memberi hadiah istimewa untuk teman favoritnya, Gentar.

"Uhm, iya! Habisnya seru, andai punya HP, pasti gue rekam" Sahut Gentar, sambil membayangkan ia memiliki sebuah handphone.

"Ohh.. Git--Adehh!!" Rintih Taufan dan Blaze saat telinga mereka tiba-tiba dijewer.

"Gausah drama" Sela Gempa, ia tiba-tiba sudah berdiri di antara Taufan dan Blaze, juga menjewer telinga mereka. "Iya iya maap!" Seru Blaze kesakitan dengan jeweran Gempa.

DEMON KINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang