Kunjungan sekolah mesra [9]

134 17 3
                                    

Semalaman membahas dan mengevaluasi proker yang akan dilaksanakan. Kini mereka sudah membiasakan diri untuk bangun pagi akibat kerusuhan Haikal pada pagi hari.

Beberapa dari mereka yang sesuai rencana awal akan mengajar, kini sudah bersiap dengan kemeja dan penampilan yang rapi. Meski belum mulai mengajar, setidaknya menyapa anak-anak yang akan mereka ajar tentu sangat membantu dalam mengakrabkan diri.

Seperti Jessica, yang siap untuk mengajar prakarya kepada siswa kelas 4-6 SD. Ia tiba di kelas dengan mengenakan kemeja yang rapi dan senyum yang hangat. Dengan tatapan penuh semangat, Jessica menyapa anak-anak dengan ramah. Ia tahu betapa pentingnya menciptakan ikatan emosional dengan siswa-siswanya agar proses belajar mengajar berjalan lancar.

Sementara itu, Lingga bersiap-siap untuk mengajar bahasa Inggris kepada siswa kelas 3-6 SD. Ia telah mempersiapkan materi yang menarik dan interaktif untuk membuat belajar bahasa Inggris menjadi menyenangkan.

Lingga memakai pakaian yang nyaman namun tetap profesional, dan ia berharap dapat menginspirasi para siswa dengan cinta dan semangatnya terhadap bahasa asing.

Tak hanya itu, Lista telah bekerja sama dengan pihak sekolah untuk membangun klub karate sementara. Ia ingin memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental mereka melalui olahraga ini.

Dengan dedikasi dan kerja kerasnya, Lista berharap klub karate dapat menjadi wadah bagi para siswa untuk belajar tentang disiplin, keberanian, dan penghargaan terhadap diri sendiri.

Selain klub karate, Selfi juga mengambil inisiatif untuk membangun klub tari sebagai ekskul tambahan. Ia percaya bahwa melalui tarian, siswa-siswi dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan kreativitas mereka.

Selfi telah menyiapkan berbagai jenis tarian yang menarik dan beragam, sehingga siswa-siswi dapat menemukan passion mereka dalam dunia tari.

Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, mereka bersama-sama membawa perubahan positif ke dalam kehidupan anak-anak di sekolah itu.

Mereka siap untuk menghadapi tantangan dan melangkah maju dengan keyakinan.

Jessica memulai pelajaran prakarya dengan antusias. Ia memberikan contoh bagaimana membuat kerajinan tangan dari bahan-bahan sederhana yang dapat ditemukan sehari-hari. Siswa-siswi yang semula agak ragu sekarang mulai terlihat bersemangat.

"Kalian semua pasti bisa kok!" ucap Jessica dengan penuh semangat.

"Kreativitas kalian gak punya batas. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan mengungkapkan ide-ide kalian sendiri. Oke?"

"Bisa 'kah Bu?" tanya Ana, salah satu siswi yang sedang berusaha membuat bingkai foto dari stik es krim.

"Bisa dong, Ana," jawab Jessica sambil membantu memotong stik es krim dengan hati-hati.

"Setiap karya yang kalian buat memiliki nilai dan keunikan tersendiri. Yang penting kalian punya kemauan untuk mencoba dan berusaha."

Jessica tersenyum membanggakan saat Ana berhasil menyelesaikan bingkai fotonya. "Lihat! Ana, hasil kerjamu bagus banget! Kamu udah menunjukkan kreativitas kamu dengan sangat baik," ucap Jessica dengan penuh kebanggaan.

Ana tersenyum bangga, dan siswa-siswi lainnya ikut memberikan pujian. Mereka mulai memamerkan hasil karya mereka sendiri, saling menginspirasi dan memberikan dukungan satu sama lain.

Sementara itu, di kelas bahasa Inggris, Lingga dengan penuh semangat memulai pelajarannya. Ia menggunakan metode pembelajaran berbasis permainan dan aktivitas kelompok untuk membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.

"Hari ini kita akan bermain 'Guess the Word'!" ucap Lingga sambil membagikan kartu-kartu kata kepada siswa-siswi.

"Kalian harus menebak kata apa yang ada di kartu kalian dengan menggunakan kalimat bahasa Inggris. Siapa yang bisa menebak dengan benar, akan mendapatkan poin!"

Kuliah Kerja Ngapel [KKN] || DojeongWhere stories live. Discover now