Upacara pelepasan dan bekal jajan [6]

99 25 5
                                    

Terasa lama bila ditunggu, terasa cepat bila harus menghadapi realita. Kini seluruh mahasiswa(i) semester lima tengah berkumpul di lapangan untuk menghadiri upacara pelepasan mahasiswa(i) untuk terjun ke desa desa yang membutuhkan.

Berbagai kendaraan sudah terjejer di luar kampus, baik kendaraan dari kampus maupun kendaraan pribadi mahasiswa(i). Daffa sebagai komardes mengarahkan kepada anggota perempuan untuk bergabung ke dalam fasilitas bus yang sudah disediakan kampus.

Satu mobil dua motor adalah peraturan yang ditetapkan kampus untuk setiap kelompok KKN. Kini Hengki tengah membantu barang bawaan sang komardes yang begitu banyak, seperti deretan mantannya.

"Gue sama Haikal pakai pick up? Sisanya duduk di belakang 'kah? Soalnya, kan, cuma boleh bawa dua motor?" tanya Hengki.

Daffa tampak menimang pertanyaan Hengki sejenak kemudian mengangguk. "Boleh deh gitu aja. Yang pakai motor gue sama Jeka, Varel sama Jeffrey. Gimana?"

"Lo yakin mereka gak berantem Daf?" sindir Haikal pada Varel dan Jeffrey yang membuat keduanya sontak terkekeh.

"Pertemanan cowok gak banyak drama kali bro, santai aja," celetuk Varel seraya merangkul Jeffrey.

"Ya udah cepet baris! Bentar lagi upacara keberangkatan KKN mulai!" ucap Daffa tegas.

Upacara telah selesai dengan banyaknya mahasiswa(i) yang tampak kelelahan padahal baru awal mulai. Kini tersisa anggota laki-laki yang menunggu arahan dari sang komardes.

"Lo jahat bener Daf, siapa yang bilang kemarin 'barang bawaan jangan ngelunjak' digrub? Tapi lo malah bawa sebanyak ini," keluh Haikal merasa kesal.

Sontak Hengki memukul belakang kepala Haikal. "Daffa barang bawaannya bermanfaat, gak kayak lo! Bantal bekas iler aja segala dibawa," cibir Hengki.

Yang dikatakan Haikal memang benar, Daffa sepertinya sudah cocok bergabung pada kelompok ibu ibu rempong karena barang bawaannya. Terbukti dengan bawaan Daffa seperti proyektor portabel, printer, tiga rollan listrik, dispenser dengan kulkas mini, adapun dua kipas angin yang Jeka sumbangkan.

Bu Mawar memang tidak menyediakan fasilitas selain listrik, air, tikar dan alat masak. Sehingga setiap anggota harus berinisiatif untuk membawanya, ya..seharusnya begitu, walau hanya Daffa yang melakukannya.

"Selain yang pakai motor langsung berangkat aja, gue nunggu DPL kita sebentar," ujar Daffa membuat mereka serempak meninggalkannya.

Tak berselang lama kemudian Pak Candra datang dengan banyaknya paperbag yang memenuhi tangannya. "Maaf saya lama, ini ada sedikit bekal camilan dari saya buat menghemat pengeluaran kalian. Semoga bisa bertahan setidaknya dua minggu ya?" ucap Pak Candra membuat ke empatnya merasa tak enak hati.

"Duh Pak merepotkan banget kalau gini," keluh Jeffrey membuat Pak Candra terkekeh kecil.

"Segini doang gak bakal bikin Pak Candra miskin kali," celetuk Jeka menerima bingkisan dari Pak Candra.

"Nah itu tahu, ya sudah kalian hati hati ya selama perjalanan? Kalau butuh apa-apa bisa langsung hubungi saya saja. Nanti saya pasti akan sering berkunjung ke posko kalian," ujar Pak Candra.

"Baik Pak terima kasih kalau begitu untuk bingkisannya. Semoga kelompok kami tidak mengecewakan Bapak," ucap Daffa dengan sopan.

"Hm, take care ya di sana."

****

Memakan waktu sekiranya 3 jam untuk sampai ke desa tempat mereka akan KKN. Sesuai himbauan dari Daffa, anggota yang sampai terlebih dahulu harus membersihkan dan menata posko serapi mungkin.

Kuliah Kerja Ngapel [KKN] || DojeongOù les histoires vivent. Découvrez maintenant