Proker tahan banting [3]

142 32 3
                                    

Observasi yang cukup membuat frustasi.

Berterima kasih lah mereka kepada Pak Candra yang memberikan informasi tentang apa yang harus mereka data saat observasi, karena saat melakukan observasi bukannya menjelaskan keadaan desa Pak kepala desa justru menceritakan mitos yang ada.

Ini adalah dua hari setelah observasi kemarin, dan selama dua hari itu Sekar mencoba menyimpulkan isi dari rekaman suara yang untungnya Daffa rekam saat itu. Ini baru menentukan proker, ia sendiri sudah waswas akan disuruh membuat proposal sedangkan tinggal menghitung hari lagi mereka akan menjalankan KKN.

"Gue gak mau basa basi, gue harap kalian semua udah tahu proker apa yang mau diambil. Kalau nanti gue sama Joy udah buat proposal kita, Daffa lo langsung ngambil uang dari kampus, dan yang lain langsung siapin barang bawaan kalian. Paham?"

Mereka mengangguk. Sekar tampak lebih menyeramkan hari ini, auranya seperti orang habis melakukan pesugihan, alias gelap, ya.. itu kata Haikal.

Berbeda dengan Daffa yang justru merasa kasihan pada calon gadisnya itu. Ia yakin Sekar begadang semalaman. Tak ingin membuang waktu lebih lama, Daffa segera memulai diskusi mereka.

"Jadi dua hari lalu gue sama Sekar udah observasi ke desanya, dan Sekar juga udah bayar uang sewa rumahnya. Nanti Joy bisa ganti uangnya pakai uang iuran kita." Joy mengangguk paham.

"Lo semua udah pada baca, kan? File yang Sekar kirim?" Beberapa mengangguk, dan yang tidak mengangguk hanya diam membisu. Nyawa mereka terancam kala Sekar sudah memberi mereka peringatan lewat tatapan tajamnya.

"Dimulai dari gue ya? Sekar tolong catat hasil diskusi kita hari ini," pinta Daffa yang dibalas anggukan lesu oleh Sekar.

"Dari hasil observasi kita kemarin desa ini gak terlalu tertinggal, tapi juga gak bisa dibilang maju. Syukur semua warga desa bisa baca tulis. Jadi target gue mau ningkatin literasi anak desa, terutama anak SMP," ujar Daffa.

"Cara ningkatinnya mau gimana? Dan selain target ningkatin literasi ada yang mau lo ubah dari mereka gak?" tanya Sekar sembari menghentikan aktivitas menulisnya.

"Gue mau sosialisasi dampak bacaan ke anak SMP yang mau SMA atau bahkan baru mulai. Kalian tahu sendiri, kan? Bacaan anak sekarang kayak gimana? Nikah sama psikopat lah, nikah muda sama CEO lah, nikah sama mafia lah. Gue sih seneng karena buku akhir akhir ini meningkat cetakannya faktor remaja pada suka novel."

"Tapi kalau bacaannya kayak gitu, mau dibawa ke mana nasib bangsa kita?" tanya Daffa yang dibalasi angguka serempak oleh mereka.

"Jujur gue juga heran sama mereka yang malah pingin punya suami psikopat. Itu mereka masokis, pingin dikuliti sama suami sendiri atau gimana deh?" celetuk Haikal kesal.

"Kalau gue sih keselnya sama cerita badboy zaman sekarang, lagi lagi ceritanya tentang nikah muda, keblablasan nganu lah. Buset itu merusak nama baik gue sebagai badboy," timpal Hengki.

"Bentar bentar, gimana konsepnya merusak nama baik tapi lo udah jelas bad?" tanya Haikal seraya mengernyitkan dahinya.

"Ck diem lo! Intinya gue tuh sebagai mantan badboy merasa gak terima. Dikira nakal disekolah sebahaya itu apa? Padahal, kan, paling parah gue cuma ketahuan ngerokok. Mana ada sampai ngelakuin hal aneh," jelas Hengki yang membuat semuanya mengangguk paham.

"Ya itu beberapa contoh tentang bacaan kurang berfaedah anak zaman sekarang. Jadi program kerja gue itu, semacam sosialisasi bacaan buku setiap minggu ke anak remaja. Nanti program sosialisasi gue tentang rekomendasi buku buku self improvment yang jelas manfaatnya."

"Berapa dana yang lo ajuin?" tanya Joy.

"45 hari sama dengan enam minggu, gue ngajuin tiga ratus ribu aja buat snack dan beli buku kalau cukup," pungkas Daffa.

Kuliah Kerja Ngapel [KKN] || DojeongWhere stories live. Discover now