THE WINNER

2.5K 231 29
                                    

Dua bulan berlalu semenjak kejadian itu. Becca masih berada di Thailand. Dia sudah memutuskan tinggal disini sementara. Becca masih mencintai Freen, apa pun konsekuensinya.


"Becca? Sudah makan? tanya Ibu ramah.


"Belum tante. Belum lapar," kata Becca, lalu memandangi fotonya bersama Freen dalam pigura yg dulu pernah dibelinya.


Freen tampak sangat lucu difoto itu. Dia sedang tersenyum, hal yg jarang dilakukannya. Tak terasa air mata Becca jatuh. Ibu menghampiri Becca, lalu memegang pundaknya lembut. Becca balas memegang tangan itu. Segalanya memang sudah berubah. Padahal, Becca sempat berfikir bahwa tak akan ada yg berubah.


*****


"Apa yg kamu lakukan?" Rose mengambil tempat duduk di gazebo.


"Mau aku temani?"


Freen tersenyum simpul, lalu mengangguk pelan. Walaupun demikian, matanya menatap kosong kearah kolam renang. Rose mencoba untuk tak menatap Freen lama-lama, lalu memutuskan untuk melihat kolam renang juga.


"Freen, tadi aku menang pertandingan persahabatan," Rose mencoba mencairkan suasana.


Freen menatap Rose. Matanya berkedip-kedip lugu.


"M....VP?" tanyanya pelan.


"Aku dapat juga, aku hebat kan?" kata Rose sambil tertawa kecil.


Freen mengangguk-angguk kecil. Tangannya terulur untuk mengambil minum. Rose bisa melihat tangan itu bergetar hebat. Rose segera membantunya untuk minum. Rose hampir-hampir tidak bisa menahan emosinya saat Freen minum dari gelas yg dipegangnya. Kakaknya yg super tangguh bisa jadi selemah ini hanya karna ulah si brengsek Lisa. Freen sekarang sama rapuhnya dengan balita. Dia nyaris tidak bisa melakukan apa pun sendiri. Beberapa sarafnya sudah tidak bekerja. Freen memang masih bisa berjalan, tapi itu pun harus pelan-pelan, dan harus ada yg menemaninya karna siapa pun tidak ingin dia jatuh lagi.


Kira-kira dua bulan yg lalu, Freen dinyatakan sembuh dengan cacat sementara. Tim dokter sudah melakukan yg terbaik dan menurut Ayah dan Ibu Freen memang sudah waktunya pulang kerumah.


"Freen? Orn titip salam," kata Rose setelah Freen selesai minum.


"Orn?" Freen memandang Rose ingin tahu.


Rose terenyak. Ingatan Freen menurun drastis selama beberapa hari ini. Dia sudah lupa pada kedua teman baiknya Billy dan Amber, dan sekarang dia justru melupakan Orn. Rose tak ingin Freen melupakan dirinya. Benar-benar tak ingin.


*****


Hari ini hari yg sangat cerah. Freen melemparkan pandangannya keluar jendela dari tempat tidurnya, lalu menghela nafas. Ini waktu yg tepat. Freen mengumpulkan segenap tenaganya, memejamkan matanya sesaat, lalu bangkit.


"Freen? Sayang? Mau kemana?" tanya Ibu saat Freen keluar kamar.


"Pergi," jawab Freen nyaris berbisik.


Ibu hanya mengernyitkan dahinya.


"Ada hadiah untuk Ayah dan Ibu dikamar, nanti dilihat ya," kata Freen dengan lancar.


Ayah, Ibu, dan Rose saling pandang. Ini pertama kalinya Freen berbicara lancar setelah keluar dari rumah sakit. Seketika, harapan mulai membuncah didada mereka.


"Pergi kemana? Dengan siapa?" tanya Ayah sambil membantu Freen duduk disebelahnya.


"Ke taman, dengan Becca," jawab Freen.


THAT SUMMER BREEZE (END)Where stories live. Discover now