DREAMS II

1.7K 232 7
                                    

Tak terasa sudah hampir dua minggu Becca berasa di Thailand. Becca sangat menyesali waktu yg terbuang begitu cepat. Andai saja Becca bisa tinggal lebih lama, atau bahkan tinggal selamanya di Thailand pasti akan sangat menyenangkan baginya. Sekarang, hanya tinggal sepuluh hari lagi waktu yg tersisa untuk bersama Freen. Walaupun demikian, Becca belum pernah menyinggung masalah ini dengan Freen karna tak mau membuat Freen memikirkannya. Becca hanya ingin bersama dengan Freen selama yg dia bisa.



Becca berjalan gontai ke arah meja belajar Freen, lalu menemukan fotonya dan Freen saat di mall berserakan. Becca mengernyit sebal, lalu membawa foto itu keluar kamar.



Freen sedang berdiri di depan meja makan, mulutnya penuh dengan roti isi dengan mata terpancang ke TV. Dia hanya mengerjapkan mata saat melihat Becca.



Becca menatap Freen sebal, lalu memberi sinyal agar Freen mengikutinya ke gazebo. Freen menatap Becca heran sebentar, lalu melirik kedua orang tuanya yg sepertinya tidak menyadari apapun. Freen pun mengikuti Becca.



"Kenapa?" tanya Freen polos setelah mereka sampai di gazebo.



"Kenapa? Aku yg harusnya bertanya kenapa!" sahut Becca berang, membuat Freen bingung.



"Kenapa kamu telantarin foto kita?"



Freen menatap fotonya dan Becca yg sekarang sudah diacung-acungkan gadis itu tepat di depan wajahnya.



"Oh, itu saja. Aku fikir kenapa, heboh sekali," komentar Freen, lalu duduk di gazebo.



"Itu saja? Ini bukan 'itu saja'! Kamu telantarin foto kita satu-satunya! Maksudnya, dua-duanya!" tambah Becca, karna foto itu terdiri dari dua pose berbeda.



"Kenapa tidak dirawat?"



"Dirawat?" gumam Freen semakin bingung.



"Becc, itu hanya foto bukan bayi. Santai saja,"



"Tapi Freen, harusnya kamu masukkan ke pigura atau apa!" sahut Becca lagi.



Freen terdiam lalu memandang Becca sebal.



"Apa aku terlihat seperti orang yg biasa memiliki pigura?" tanya Freen sinis.



Becca menghela nafas. Benar juga. Freen pasti tak pernah punya pigura. Bahkan Becca sangsi apa Freen punya foto lain.



"Ya sudah. Dompet," perintah Becca sambil menadahkan tangannya, sementara Freen bingung.



"Dompet kamu! Keluarkan," kata Becca lagi.



Freen mengeluarkan dompetnya. Becca segera menyambar dompet Freen lalu membukanya.



"Ini kan tempat foto! Kenapa di isi kartu pengenal," keluh Becca sambil memindahkan kartu pengenal Freen dan menggantinya dengan foto mereka.



"Ini baru normal,"



Becca mengembalikan dompet Freen, lalu duduk disebelahnya. Becca masih mengamati dompet itu saat diselipkan ke saku celana Freen.



"Kenapa? Jelek?" tanya Freen.



"Tidak. Antik," jawab Becca sambil tersenyum, lalu bersandar pada Freen.



Ada satu hal yg sedari dulu ingin diceritakannya kepada Freen. Kehidupannya selama sepuluh tahun ini.



*****



THAT SUMMER BREEZE (END)Where stories live. Discover now