Part 14

928 77 0
                                    

Hari ini adalah hari di mana perayaan ulang tahun sekolah diadakan. Panggung yang cukup megah terlihat di aula besar sekolah, panitia terlihat sibuk berlalu lalang menjalankan acara. Hingga tiba diacara puncak, dimulai dari band osis yang menampilkan bakat mereka.

"Ini sebentar lagi osis selesai, untuk penampilan selanjutnya dari kelas sepuluh IPA dua. Udah siap belum, Fre?" monitor Chika pada Freya swbagai ketua pelaksana.

"Mereka lagi siap-siap, katanya nunggu dua orang teman mereka yang belum datang," jawab Freya.

"Jadi mereka belum lengkap?"

Freya mengangguk dan menambahkan, "dari laporan tim acara mereka lagi di jalan."

"Karena mereka penutup jadi sampai mereka datang, kita handle dulu, kasih aja tebak-tebakan atau game."

"Baik, Kak, paling kita isi beberapa menit, Kak. Karena jika terlalu lama malah bosan ke merekanya."

"Gak apa-apa yang penting keisi jangan sampai kosong, sebab ini puncak acara dan acaranya udah hampir seratus persen selesai."

"Baik, Kak, terima kasih," kata Freya.

"Iya, Fre, makasih udah bekerja keras ya. Kalau gitu gue mau kontrol yang lain dulu," ucap Chika yang diangguki Freya.

Setelah itu, Chika berjalan melihat stand dan jobdesk yang lainnya. Ia melihat kerja keras dari panitia yang begitu baik, Chika tersenyum bangga dengan kerja keras teman-temannya.

Setelah selesai mengontrol dan membantu teman-temannya di bagian yang lain, Chika pun kembali ke stage untuk melihat persiapan penampilan penutup dari kelas X IPA 2.

Saat ia akan berjalan menuju back stage, ia berpapasan dengan Zee yang sedang berjalan beriringan bersama Marsha. Hal itu jelas membuat Chika terkejut, karena biasanya Zee selalu bersama Ashel.

"Hi, Kak Chika," sapa Zee tersenyum ramah pada Chika.

Chika terdiam, ia menatap Zee dengan seksama. Jika dilihat secara detail, ia melihat ada perbedaan dari penampilan Zee kali ini, menggunakan kacamata dan jaket berwarna hitam putih. Ah, bukan itu ... gadis itu terlihat lebih kurus dari pertemuan terakhir mereka serta wajahnya yang terlihat pucat.

"Kak Chika baik-baik aja kan?" tanya Zee saat melihat Chika yang tak meresponnya, ia menaruh punggung tangannya di kepala Chika. Mengecek suhu gadis itu.

"Maaf ya, Kak," sesal Zee melihat Chika terkejut dengan perlakuannya.

"Harusnya gue yang tanya, lo kenapa? Lagian ngapain lo nanya keadaan gue," ketus Chika menatap Zee sinis, Zee meringgis melihat respon Chika.

"Maaf, Kak, aku cuma khawatir Kakak sakit dan kelelahan. Kelihatannya Kakak sangat sibuk dengan acara hari ini, sehingga Kakak mungkin lupa makan dan istirahat." Jawaban itu disertai senyum manis Zee membuat Chika merindukan saat-saat kebersamaan mereka.

"Apa sih, gak penting." Helaan napas panjang terdengar dari hidung Zee setelah Chika pergi ke arah back stage.

"Sabar, Kak Zee," ucap Marsha mengusap tangan Kakaknya.

"Makasih dedek Marsha," balas Zee tersenyum.

"Yaudah kalau gitu ayo kita pergi sekarang."

***

"Hallo guys, balik lagi sama gue Febiola Margaretha dari kelas sebelas IPS tiga dan ini partner gue ..."

"Lulu Zulaika dari sebelas IPS tiga juga," sambung Lulu.

About Us : Liebling (END)Where stories live. Discover now