Part 6

588 81 6
                                    

Suasana di SMA Antariksa saat ini cukup ramai, banyak siswa-siswi yang berlalu-lalang di koridor sekolah. Ada juga yang sedang berbincang di depan kelas mereka. Zee dan Ashel yang saat itu baru sampai sekolah dibuat heran dengan keadaan sekolah yang ramainya tidak seperti biasanya.

"Tumben banget koridor rame," kata Ashel yang diangguki Zee. Keduanya berjalan beriringan menuju kelas.

"Cel, kemarin kan kamu gak jadi main sama Adel dan Kath, mereka gak akan marah emang?"

"Ya ampun, Zee, udah berapa kali sih gue bilang, mereka gak akan marah kok. Marah sih kemarin tapi biarin lah, namanya juga kan ketiduran."

Kemarin setelah makan siang, Ashel dan Zee memang sempat menghabiskan waktu bersama atau bisa dibilang Quality Time setelah hampir 2 bulan lamanya mereka tidak melakukan itu. Karena terlalu asik menghabiskan waktu, keduanya hingga tertidur di sofa ruang TV.

"Bukan gitu, aku gak enak sama mereka. Karena gimana pun kan kamu udah janji sama mereka," ujar Zee.

"Gak apa-apa, Zee, gue udah jelasin ke mereka kok."

Akhirnya Zee hanya mengangguk pasrah, tak terasa keduanya telah sampai di depan kelas mereka. Keadaan kelas yang ramai dan tidak kondusif, membuat jiwa anti-sosial Zee meronta-ronta. Menyadari ketidaknyamanan sahabatnya, membuat Ashel berinisiatif menarik sebelah tangan Zee dan meremasnya.

"Tenang ya, Zee, gak apa-apa kok. Semua butuh proses, jangan panik dan tertekan ya." Ashel membisikan kalimat itu tepat di telinga kanan Zee, membuat Zee menarik napas dalam dan mengatur suasana hatinya.

"Rileks, Acel yakin Zee bisa melewati semua ini. Come on, Zee," ucap Ashel pelan penuh perhatian.

"Makasih, Cel." Zee tersenyum pada Ashel tanpa menyadari bahwa orang-orang terpana dengan senyumnya yang langka.

"Ayo duduk." Selanjutnya mereka duduk dibangkunya. Adel duduknya tak jauh dari mereka menatap Ashel penuh tanda tanya, Ashel memberikan jawaban tanpa suara yang diangguki Adel.

Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi, membuat siswa-siswi kelas itu berhamburan duduk di kursinya. Tak lama dari itu, seorang guru memasuki kelas.

"Beri salam," koor Ketua Kelas yang langsung disahut oleh seluruh siswa.

"Selamat pagi semua," ucap Bu Feni yang merupakan guru Matematika setelah menjawab salam mereka.

"Pagi, Bu."

"Baik hari ini kita akan memasuki materi tentang Sistem Pertidaksamaan Linear, untuk itu silakan buka buku halaman enam belas."

Kemudian Bu Feni menjelaskan materi itu yang disimak dengan baik oleh mereka. Saat sedang menjelaskan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kelas membuat Bu Feni menghentikan penjelasannya.

"Permisi, Bu," ucap orang itu seraya mengetuk pintu yang terbuka.

"Iya, silakan, ada apa Chika?"

"Sebelumnya saya minta maaf telah mengganggu waktu mengajar Ibu. Saya disuruh Kepala Sekolah untuk mengantarkan siswi pindahan, Bu," jelas Chika.

"Oh iya tidak apa-apa Chika, mana siswi barunya?"

Chika memanggil siswi itu dan menyuruhnya untuk masuk, kemudian ia pamit untuk kembali ke kelasnya setelah tugasnya selesai. Saat berbalik pergi, Chika menatap sekilas pada Zee yang menatapnya, ah bukan padanya tetapi pada siswi baru itu.

***

Hari ini Chika dan Christy berangkat bersama, keduanya sudah sampai di sekolah sejak 15 menit yang lalu. Sebagai Ketua Osis, Chika memang harus datang lebih awal daripada Siswa lain. Saat melewati ruang kepala sekolah, Chika dipanggil.

About Us : Liebling (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat