Yang sebenarnya

Mulai dari awal
                                    

"Gak mau lang jangan paksa bunda," sentak Dela membuat mereka semua terdiam.

"Dela kamu harus makan, Fino sedih melihat kamu seperti ini" ucap Lusi.

Dela tetap menggeleng, "Nanti aku makan Lusi aku mau istirahat dulu,"

Dela bangkit meninggalkan mereka semua, Galang menghela nafasnya pasrah. Ia mendekat kearah Lusi lalu menyalimi wanita itu seraya men-gumamkan kata maaf.

"Maaf Galang udah sakitin anak tante,"

Lusi mengangguk, "Gapapa nak namanya masih remaja emosi nya belum stabil."

"Lain kali kalian harus selesaikan dengan baik ya," pesan Lusi pada Echa dan Galang.

0o0

3 hari kemudian

"Bun makan ya? kemarin bunda cuman makan roti,"

"Galang bawa nasi sama udang nih bun, ada jus jambu juga"

Galang menepuk-nepuk tangan Dela membuat wanita itu membuka mata yang terlihat jelas bahwa bunda-nya sedang tidak enak badan ditambah sering menangis dan kurang tidur.

"Makan ya bun?" tawar Galang lembut.

Dela menggeleng lemah.

"Tapi bunda harus makan," tangannya mengelus pipi Dela dengan lembut.

"Galang suapin ya? sambil tiduran juga gapapa," Galang mengambil piring lalu menyodorkan sendok didepan mulut Dela yang tak kunjung membuka.

"Biar perut bunda ada isi nya, makan ya" lelaki itu tetap sabar menghadapi bundanya yang sangat kacau.

"Bunda gak mau makan," setelah itu Dela membelakangi anaknya.

"Bun tapi harus makan dulu,"

Galang menarik nafas, "Sedikit aja bun yang penting--"

Dela membalikkan badannya namun naas piring yang ada dipangkuan Galang oleng sehingga jatuh dan Prangg!!

"Bunda bilang ngga ya ngga kamu ngertiin dong!" sentak Dela seraya meneteskan air mata kembali, sedikit merasa bersalah karena piring itu terjatuh.

Hati Galang seolah tertancap pisau, ia tahu bunda nya belum sepenuhnya ikhlas mengenai kepergian Fino namun bisakah Dela menghargai usaha nya sedikit saja? ia hanya khawatir kondisi Dela makin memburuk, namun bundanya itu tidak memikirkan sama sekali bagaimana perasaan nya juga.

Galang berdiri menatap nanar nasi yang berceceran serta piring yang pecah itu dilantai.

"Galang pergi, assalamualaikum" tanpa menyalimi Galang langsung pergi dengan perasaan yang campur aduk.

Diam-diam Dela menahan tangisnya, ia berbaring menghadap kanan.

Galang menuju dapur memanggil salah satu asisten rumah tangganya untuk membersihkan kamar Dela akibat makanan tadi, tak lupa meminta agar membawa makanan untuk bundanya. Setelah itu ia mengambil motor lalu memancap gas dengan kecepatan penuh.

Disisi lain terdapat 3 orang sedang berkumpul dan duduk disofa, dihadapan nya terdapat laptop dan beberapa kertas serta minuman.

"Bagaimana perkembangan ibu ratih?"

"Masih koma pak Zio, belum ada tanda-tanda beliau bangun."

ONLY MINE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang