" Assalamualaikum ... " Aireen memberi salam .

Kahar bangun dan membiarkan Aireen duduk di kerusi itu .

Gentleman lah katakan .

Aireen membacakan Al-Fatihah dan mengusap batu nisan putih itu dengan lembut .

' Marsya Kirana Binti Muhammad Zahid '

Tertera di batu nisan kubur itu .

Flashback ...

Sudah beberapa bulan si Marsya dimasukkan semula ke dalam hospital mental untuk merawat sakitnya .

Jujur , dia benci .

Dia bencikan Aireen .

Kenapa ? Kau boleh je bunuh aku . Tapi kau nak juga buat aku menderita , merempat dekat sini .

Marsya duduk di dalam wadnya , sedang merenung dinding putih berkusyen itu .

" Cik Marsya , kamu ada pelawat . " Ujar nurse .

Dia memandang nurse dan mengambil beberapa saat sebelum berdiri dan berjalan ke arah nurse itu .

Nurse itu memimpin si Marsya ke ruang lawatan .

Dia menunggu si pelawat . Siapa agaknya ?

Ayahnya ?

Dari dulu lagi ayahnya tak pernah jenguk dia masa dia dalam ni . Hanya kirim surat saja .

Fasha , kakaknya ?

Dia sudah datang minggu lepas . Tak kan datang lagi ?

Dia hanya memandang ke bawah sebelum kehadiran seseorang , menarik kerusi di hadapannya .

Dia mengangkat wajahnya .

Fakhri dan Maisarah .

" Assalamualaikum , Marsya . " Ujar Maisarah .

Maisarah yang memujuk Fakhri untuk membawanya berjumpa si Marsya , ingin melawat .

" Kau ? Kenapa kau datang ? " Soal Marsya .

" Nak melawat kau lah . Kau sihat ? " Maisarah bertanya .

" Sihat . Hidup lagi . " Jujur , dia tak suka apabila mereka datang dan melihat dia dalam keadaan macam ni .

" Baguslah macam tu ... " Maisarah mati topik .

Fakhri lebih selesa senyap .

" Kahar macam mana ? " Dia terdetik hati untuk bertanya tentang si Kahar .

Dia masih menaruh perasaan pada Kahar .

" Kahar ... " Maisarah tak tahu nak jawab sebab dia tak rapat dengan Kahar .

" Kahar sekarang ni tengah fokus SPM . Dia selalu pergi dewan dengan Aireen . Kau lupakan je lah dia . Dia dah bahagia dengan Aireen . " Fakhri menjawab dengan dingin .

Apa ? Ingat dia dah lupa apa yang si Marsya ni dah pernah buat pada Maisarah ?

" Heh ... Lupakan dia ? Dia bahagia ? " Perlahan dia berkata sendirian .

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now