Chapter 24

2.3K 170 41
                                    

Kahar berjalan menuju ke kelasnya . Dia mengetuk pintu .

" Ah , Kahar . Where have you been ? " Puan Faniza bertanya .

" I'm sorry for being late . I was called to see the principal just now . " Kahar menjawab .

" Oh . Alright . You may sit on your seat now . "

" Thank you , teacher . " Kahar berkata seraya menuju ke tempat duduknya di sebelah Hakeem .

" Alright , class-- " Puan Faniza sambung mengajar .

" Kahar . Ni bukan beg kau ke ? Tu beg siapa pula tu ? " Hakeem berbisik .

" Beg Aireen . Dia minta aku ambil dekat kelas dia tadi . Malam nanti baru aku pulangkan . " Kahar berkata seraya mengeluarkan buku tulis dan alat tulisnya .

" Apa cer dekat pejabat pengetua tadi ? " Hakeem bertanya , ingin tahu .

" Ada budak jibam pasal aku fly . " Kahar berkata seraya menggenggam penumbuk , geram .

Kalau dia dapat siapa yang jibam , memang dia siat-siat kulit budak tu .

Hakeem turut berkerut , memikirkan siapa yang jibam .

Sambil menyalin apa yang ditulis oleh Puan Faniza di whiteboard , sesuatu terlintas di fikiran Kahar .

Wajah Aireen . Dia macam pernah tengok sebelum ni . Tapi dia sendiri tak ingat .

Aireen Khairina... Aireen... Khairina...

Dia ke yang aku cari selama ni ? Dia ke budak perempuan dalam mimpi aku tu ? Dia ke budak perempuan yang kena culik sekali dengan aku tu ?

Haih... Otak aku stuck . Tapi kalau betul lah kan... Aku sanggup tunang dengan dia sekarang . Kahwin terus pun aku sanggup . Ayah dah conferm-conferm setuju . Dia pun berterima kasih dengan budak perempuan tu . Umi pun .

Tapi kalau... Salah ? Kalau dia bukan budak perempuan tu ? Macam mana ? Aku dah jatuh cinta sejatuh-jatuhnya dengan si Aireen tu . Entah macam mana boleh sangkut .

Padahal kalau pergi wedding , ramai je gadis-gadis yang ayah dengan umi kenalkan . Tapi semua tak kena dekat mata dan hati aku .

Ada yang cantik , tapi perangai macam sial , biadap dengan orang tua . Ada pula yang bertudung , berpelajaran , tapi judge people by their look .

Tapi Aireen ... Pergh . First day aku ternampak dia dekat dewan , aku tak boleh stop pandang dia . Dan dia adalah orang pertama yang berani pandang aku semula . Siap jeling sekali , mat .

Aku fikir dia tinggi . Tapi lepas dia berlanggar dengan aku hari tu , dia rendah je . Comel . Senang nak buli . Memang padan dengan nama panggilan dia . Kuman .

Sekarang ni , apa masalah mulut aku ni ? Cakap je lah . Confess je lah . Aireen . Aku suka kau . Aku betul-betul sukakan kau . Aku rasa aku dah jatuh cinta dengan kau . Sejak dari hari first kau masuk dewan . Aku jatuh cinta pandang pertama . Aku makin jatuh hati lepas aku kenal kau dan berkawan dengan kau . Sudi tak jadi girlfriend aku ?

Done ! Apa yang susah sangat ? Dah berapa banyak kali kau try ? Huh ? Banyak kali , Kahar . Banyak kali . Jangan sampai melepas , Kahar .

Aireen tu bagaikan sebutir gula yang dihurung beribu-ribu semut dekat Kudrat ni . Dan kau adalah salah satu dalam kalangan ribuan semut tu .

Kahar tak sengaja menghantukkan kepalanya di atas meja dek kerana frust . Semua orang memandangnya .

" Kahar , are you okay ? " Puan Faniza bertanya , risau .

" Uhm ? Y-yeah . I'm okay . I'm sorry about that . " Kahar dengan segera tersenyum kecil .

Dia menjeling semua orang yang memandangnya .

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now