Chapter 1

5.3K 199 29
                                    

" Seriously , abah ? Abah nak Reen pindah sekolah dekat Kudrat ? Kudrat ? It's a all boy boarding school lah , abah . " Aireen berkata , separuh menjerit . Dia cuba mengawal kemarahannya kerana tak mahu dilabel sebagai anak derhaka .

Keputusan abah dan mak tirinya untuk memindahkannya ke sekolah berasrama Kudrat tanpa berbincang dengannya amat menyakitkan hatinya .

" Abah tahu , Reen . Abah pengetua kat sana . Sebab tu abah nak Reen ikut abah so that abah boleh pantau Reen dan jaga Reen . " Abahnya dengan tegas berkata .

" Betul tu . Abang pun sekolah dekat Kudrat . Reen lompat tingkatan , kan ? abang pun form 4 . Dia akan jaga Reen dan ajar Reen dalam pelajaran . Reen ni dah lah gadis liar , susah nak jaga . Lagi-lagi masa kitaorang tak ada . " Mak tirinya berkata . Ayatnya berbaur sindiran .

" Jaga Reen ? For what ? Reen boleh jaga diri Reen . Reen dah besar . " Aireen mempertahankan dirinya .

" Reen . Reen jangan degil boleh tak ? Just ikut apa yang abah dengan mama suruh . Jangan melawan . Semua yang abah buat adalah untuk Reen ! " Abahnya hampir menengkingnya .

" Tapi Reen boleh-- " Belum sempat Reen menghabiskan ayatnya , satu tamparan yang kuat singgah ke pipi kanannya .

" Kalau Reen boleh jaga diri Reen , kenapa Reen kena gantung sekolah ? Kenapa Reen bergaduh ? Kenapa setiap kali Reen balik rumah , mesti ada luka-luka ? Jangan melawan abah , Reen ! " Abah menengkingnya dengan kuat sehinggakan dia terkelu .

Aireen hanya senyap . Dia melihat ke arah mak tirinya dengan mata ekor . Kelihatan satu senyuman sinis terukir di bibirnya .

" Reen jangan menyusahkan abah boleh tak ? Abah just nak pastikan Reen selamat dan tak meliar masa abah dengan mama tak ada . Jangan jadi beban lah Reen . "

Aireen senyap . Dia hanya memandang abahnya dengan pandangan yang kosong .

" Maafkan Reen sebab jadi beban abah . Reen akan ikut cakap abah . " Aireen mengalah .

" Bagus . Tak payah nak bertengkar pasal ni lagi . Abah dah penat . Kalau dengan abang , senang je abah cakap dengan dia . Dengan Reen , hmm . Payah ! " Hati Aireen bagai ditusuk dengan pisau yang amat-amat tajam .

" Biasalah . Si abang dengar cakap kita berdua . Tak macam Aireen . Entah perangai siapa budak tu ikut . " Mak tirinya menyindir sekali lagi . Satu lagi pisau ditusuk ke hati Aireen .

" Reen masuk bilik dulu . " Tanpa membuang masa , dia berjalan pergi ke biliknya .

Abahnya meraup rambutnya ke belakang .

" Saya bersalah pula dengan Aireen . Kasar sangat ke saya ni ? " Abah bertanya pada isterinya .

" Eh . Baguslah abang tegas dengan dia macam tu . Kalau tak , esok lusa tentu tak jadi orang . Risau dia menyundal sana sini . " Isterinya cakap lepas .

" Awak ni pun . Saya kenal Aireen . Seteruk mana pun perangai dia , dia tahu batas . Dia tak akan buat benda yang bukan-bukan . " Abah tiba-tiba mempertahan Aireen .

" Hmph ! Suka hati abang lah . Abang manjakan sangat anak abang tu . " Isterinya berkata sebelum berjalan masuk ke bilik mereka berdua .

Abah mengeluh berat .

Tup !

Aireen menutup pintu biliknya . Dia berusaha untuk tidak menangis . Tetapi otak dan hati bertindak sebaliknya .

Abah dah tak sama macam dulu . Abah dah lain . Lain sangat . Aku dah tak kenal abah . Sebelum umi pergi , abah tak macam ni . Abah bukan kaki pukul , tak baran . Tapi lepas umi pergi , abah selalu pukul dan marah Reen . Kenapa Reen , abah ? Kenapa Reen ? Reen pun sakit , abah . Reen ni manusia juga . Reen rindu abah yang dulu . Mana abah dah pergi ?

Aireen melemparkan badannya ke atas katil dan menekap bantal di mukanya . Dia menangis .

Kalau dulu , kalau Reen buat salah , abah just akan tegur . Kalau teruk , abah cubit atau rotan Reen sebagai hukuman . Tapi sekarang ? Abah mula angkat tangan pada Reen . Abah pukul Reen sampai berdarah . Abah seakan melepaskan amarah pada Reen . Apa salah Reen , abah ? Reen pun nak rasa kasih sayang seorang abah . Reen rindu abah .

Lama-kelamaan , matanya mula terasa berat dan dia masuk ke alam mimpi . Maksudnya , tidur lah tak kan pergi alam bunian .

++++

Esoknya , di Aspuri . Dia telah digantung sekolah selama 2 hari . Sekarang dia datang ke Aspuri untuk kemas barang-barangnya .

" Eh , Khai . Kenapa kemas barang ? Cuti sem lambat lagi . " Rakan sebiliknya yang digelar Mai , nama pendek bagi Maisarah , bersuara .

" Aku pindah sekolah . Hari ni aku last ." Jawab Aireen .

" Pindah ? Awat tiba-tiba ? " Lagi seorang rakannya yang bernama Nadya , tiba-tiba menyampuk .

" Tch . Yang kes aku bergaduh dengan budak 5 Mawar lah . Kan ada orang jibam , cakap yang aku punca , aku yang cari gaduh . Lepas tu aku kena gantung . Abah aku dah tak percayakan aku . Dia nak aku pindah sekolah ke Kudrat . " Aireen berkata sambil mengemas barang-barangnya .

" Kurang ajar betul yang jibam tu . Cakap macam dia ada dekat situ . Padahal minah 5 Melur tu yang tiba-tiba serang kau . Kalau aku dapat si jibam tu , memang aku sumbat dalam locker rosak kat belakang sekolah . " Nadya melepas geram .

" Jangan dekat locker . Tak muat . Kita kasi humban dalam tong air kat tepi loji tu . " Aireen menambah .

" Jap . Kudrat ? Weyh ! Tu bukan sekolah asrama untuk lelaki sahaja ke ??" Serentak mereka berdua berkata .

" Ye . Abah aku pengetua dekat sekolah tu . So , kira aku masuk guna kabel lah . Tapi aku betina masalahnya . Eyh ! Tak faham aku . " Aireen menghempas begnya ke lantai .

" Habis tu , jawatan hang ? " Kawannya bertanya .

Aireen duduk di atas katilnya dan mengeluarkan sebuah buku yang agak usang kerana sudah lama digunakan dari generasi ke generasi penghuni asrama Aspuri .

" Kumpulkan semua pelajar form 4 dan form 5 ." Aireen memberi arahan sebelum berjalan keluar dari biliknya , menuju ke dewan .

Berita dia akan berpindah telah tersebar . Semua telah berkumpul di dewan seperti yang diarahkan . Dia berjalan masuk ke dalam dewan dan semua mata tertumpu kepadanya .

" Aku , kapla high council Aspuri , meletakkan jawatan aku sebagai seorang kapla dan ex-kapla , Nur Fasha dari 5 Melur yang akan pilih pengganti aku . Keputusan muktamad ! " Aireen dengan tegas berkata . Bergema suaranya di dalam dewan . Masing-masing berbisik di antara satu-sama lain .

" Siapa yang tak puas hati atas keputusan aku pasal hak pemilihan , kita boleh manifesto sekarang . " Aireen mencabar kerana dia tahu beberapa orang pelajar yang cukup benci dan dengki akannya ketika dia diangkat menjadi seorang kapla bagi Aspuri .

Senyap . Dewan itu senyap , sunyi . Tiada yang berani bersuara .

" Tiada ? Bagus . Lagi satu , jawatan aku dalam MMAO , biar guru yang bertugas yang handle . Aku tak nak masuk campur . " Dia baru terfikir tentang jawatannya di dalam persatuan MMA , iaitu sebagai seorang ketua MMA bagi tingkatan empat .

Segelintir daripada mereka mengangguk faham . Dia memberi buku itu pada pelajar 5 Melur tersebut .

" Bersurai . " Dia berkata sebelum berjalan keluar dari dewan dan menuju ke dorm .

Dia sambung mengemas dengan pertolongan dua orang sahabatnya . Dia tak ada banyak barang . Hanya baju sahaja tinggal .

Kehadiran seseorang membuat dia terhenti . Seorang gadis bersama tiga lagi rakannya masuk ke dalam dorm .

" Kau nak apa ? " Aireen bertanya .

----

Sangatlah lapuk , nyah :)

THE KAPLA'S CINTA HATI Where stories live. Discover now