14 - Failure

1.1K 251 31
                                    

"People care so much about being happy that they can't be

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"People care so much about being happy that they can't be."

𓆩ᥫ᭡𓆪

Teruntuk gadisku...

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin sejak aku mencintaimu. Entah sudah berapa lama, namun hingga detik ini, debaran jantungku masih sama saat pertama kali aku menemukanmu.

Entah bagaimana aku harus mengungkapkannya, serupa percikan embun menerpa tubuhmu yang membuatku mabuk kepayang.

Ah, aku tidak tahu lagi bagaimana menggambarkan perasaan ini pada tiap larik puisi yang kubuat.

Gadisku, meski malam-malamku kerap ditikam kesepian, juga luka yang membekas, serta harapan yang dirampas.

Aku akan menunggumu menjemput kesepian ini. Mengobati tiap luka yang tertoreh meski membekas, denganmu pasti memudar.

Segeralah kembali. Ketika saat itu tiba, aku akan meneriakkan perasaanku pada dunia hingga semut pun tahu kalau aku mencintaimu.

Sampai nanti.

Tertanda, kasihmu.

[Name] terkekeh geli setelah melihat sebuah surat yang tak sengaja ia temukan saat tengah bersantai di tepi pantai. Adegan klise di mana dirinya menemukan surat tersebut dalam sebuah botol yang melindungi kertas itu dari air.

Agaknya ia merinding geli saat membaca tiap kalimat yang tertoreh pada kertas usang tersebut. Juga merasa hangat mengetahui perasaan orang lain saat mencinta makhluk bernama manusia.

"Menggelikan." Ujarnya ketus, namun bibirnya mengulum senyum.

Meski demikian, [Name] memasukkan kembali surat itu ke dalam botol dan menutupnya, lantas melemparkannya lagi ke laut.

"Semoga sampai deh."

Waktu sudah memasuki hari libur, di mana [Name] kesepian karena Hyungseok pulang kampung dan teman-temannya yang lain sibuk bersama keluarga masing-masing.

Berbeda dengan [Name], gadis itu memilih pergi berlibur ke daerah pantai dibanding pulang menemui Lee Dogyu orang yang mengurusnya sejak kecil sekaligus pemasok uang.

Tak dapat dipungkiri, terkadang ia mengharap sosok orang tua yang akan menyambutnya setiap ia pulang, namun apa daya, yang ia ingat hanya memiliki satu orang kakek yang bahkan sudah kabur dalam ingatannya.

Di samping itu, ia juga bersyukur. Teman-temannya mengisi kekosongan hatinya, meski tak sedarah namun ia memiliki kasih sayang pada mereka.

"Halo?"

Saat sibuk melamunkan kesendiriannya, sebuah suara menginterupsi kegiatan si gadis yang seketika menoleh pada sumber suara.

"Oh?" [Name] sedikit terkejut melihat wajah pemuda yang terasa familier, namun ia sendiri kesulitannya mengingat siapa itu.

𝐈𝐍𝐅𝐋𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ‧₊ lookism Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang