07 - Close

1.3K 302 50
                                    

"We suffer more often in imagination than in reality

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"We suffer more often in imagination than in reality."

𓆩ᥫ᭡𓆪

"Zin menolongmu sampai tangannya patah?" Pertanyaan yang sama kesekian kali terlontar pada [Name]. Kali ini Kim Yui yang melontarkannya setelah memaksa [Name] ikut berbelanja dengannya di mall yang ada di daerah Gangbuk.

[Name] tak menjawab dan menatap Yui malas. Kini keduanya memasuki food court yang Yui rekomendasikan beberapa waktu lalu.

Setelah memilih makanan dan duduk di area food court, Yui melemparkan tatapan sendu pada [Name] yang sama sekali tak terlihat antusias, gadis itu memangku tangan dan menoleh ke kanan-kiri seolah malas menatap Yui.

"Sepertinya Zin menyukaimu, [Name]." Yui kembali membuka topik tentang Zin.

[Name] menatap Yui lurus, lalu terdiam sejenak, ia menghela napas.

"Yui, Zin jelas-jelas menyukai Mijin. Aku kan temannya, wajar saja Zin menolongku." Tanpa sadar, [Name] memutar matanya terlihat jengkel.

"Tapi, bukankah Zin bisa lebih tenang jika ingin menolongmu?"

"Kau benar, jika itu Hyungseok aku bisa menyetujuinya, tapi ini Zin. Dia kan sumbu pendek."

"Dalam beberapa tindakan, dia terlihat menyukaimu loh..."

Perkataan Yui yang sejak tadi bersikukuh bahwa Zin menyukai [Name], benar-benar membuatnya jengkel dan ingin meninggalkan Yui sendirian di sana, namun apa daya, [Name] tak cukup punya rasa tega. Apalagi Yui terlihat sangat menyukai [Name]. 

"Hmm bagaimana ya, aku dan Zin itu belum mengenal satu sama lain dalam waktu yang lama, kami juga dekat karena sering bertengkar. Terlebih, jika Zin memang terlihat menyukaiku karena perhatiannya padaku, kurasa itu bukan perasaan suka, namun itu adalah tindakan wajar seorang teman. Teman-temanku yang lain 'pun begitu kan? Jay, Haneul, Hyungseok, Mijin, mereka pun sama baiknya padaku. Jadi kalau kau menyimpulkan Zin menyukaiku, satu-satu kebenaran yang pasti adalah, Zin menyukai Mijin."

𓆩ᥫ᭡𓆪

[Name] melangkahkan kakinya tak tentu arah. Rasa bosan membuatnya memilih berjalan luntang-lantung di area taman yang tak jauh dari rumahnya setelah berpisah dengan Kim Yui.

Kepalanya mendongak menatap langit yang sudah berubah jingga. Hari sudah mulai sore tapi [Name] tak berniat untuk pulang, matanya menerawang melihat memori lama, kala pertama kali ia bangun di umur lima tahun dengan sisa ingatan yang lebih dari sekadar kabur, lalu tinggal bersama Lee Dogyu dan bertemu teman pertamanya, Janghyun.

Tanpa sadar keningnya mengerut, tak ada kenangan buruk selama ini, namun entah mengapa hatinya didominasi kehampaan. Wajah yang ditunjukkan tak serta-merta menggambarkan isi hati, sikap yang baik hanya dilakukan demi kemanusiaan, ia pun bertanya-tanya, entah sampai kapan kemanusiaannya bertahan di sana.

𝐈𝐍𝐅𝐋𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ‧₊ lookism Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang