01 - The Dawn

3.4K 428 100
                                    

“Life is not a problem to be solved, but a reality to be experienced

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Life is not a problem to be solved, but a reality to be experienced.”

𓆩ᥫ᭡𓆪

Realita di depan mata selalu memaksa diaminkan, menolak pun tak bisa. Pertanyaannya apa yang bisa ditolak ketika sudah terjadi di depan mata. Terpaksa menerima walau tak ingin, walau tak tahu, walau tak juga mengerti. Takdir mutlak yang mustahil diubah adalah persamaannya.

Saat ini, Okkotsu [Name] dihadapkan pada sebuah kebingungan. Perasaan campur aduk dirasakan setelah mengalami kejadian yang terjadi sekejap mata.

[Name] terduduk pada tumpuan kakinya, lemas pada otot tak kuasa ia tahan lagi. Matanya tak juga mengerjap dan menerawang pada kejadian sebelumnya.

Ingatan terakhir sebelum si gadis dalam posisi itu adalah darah, hanya darah. Sampai tiba-tiba, ketika ia membuka mata sudah berada di tempat yang asing dengan tubuh dan pakaian bersih, noda darah yang ia lihat sama sekali tak ada dalam pakaiannya.

Rasa nyeri tiba-tiba menyerang kepalanya. Tangannya sontak meremas kepala yang ia rasakan sakit.

"Ugh sial..."

Bruk

Dengan tiba-tiba, pandangan si gadis total menggelap. Tubuhnya tak bisa ia gerakan. Dia benar-benar tak berdaya untuk sekadar menggerakkan salah satu sendinya.

Samar-samar suara langkah kaki terdengar oleh inderanya. Siapa yang tidak takut, ketika dalam keadaan tak berdaya dan orang asing menghampiri. Begitu pula [Name], ia berusaha menggerakkan tubuhnya, namun nihil, ia tak bisa bergerak sama sekali. Sampai tiba-tiba, [Name] merasakan sebuah tangan menggapai keningnya, memberikan usapan lembut hingga membuatnya terlena sejenak.

"Kau aman di sini. Lakukanlah semaumu." Suara bariton yang lembut memasuki telinganya, seakan menyusup bersama kehangatan, sampai pada akhirnya [Name] total tak sadarkan diri.

[Name]'s POV

"[..me]!"

"...ngun!"

"[Name], bangun!"

Aku membuka mataku ketika mendengar dengan jelas seseorang memanggilku. Aku sedikit mengerjapkan mataku saat menemukan figur yang kukenal. Tunggu, aku mengenalnya?

Ah dia kakekku. Tapi, bukankah kakek sudah mati? Tapi rasanya kakekku ada banyak...

Sial, apa ini. Kepalaku seakan baru memproses informasi yang begitu banyak sekaligus, rasanya kepalaku akan pecah.

Baiklah, kita selesaikan dulu pak tua yang tengah menatapku bingung. Mungkin setelah ini aku akan paham.

"Ya, kakek ada apa?"

"Kau, harus cepat pergi dari sini. Tuan Dogyu akan menemanimu selama di sana. Cepat, kita tak punya banyak waktu. Kakek sudah menyiapkan seluruh barang-barangmu!" Kepanikan si kakek terlihat jelas di wajahnya.

𝐈𝐍𝐅𝐋𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ‧₊ lookism Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang