𝐘 𝐎 𝐔 𝟖

68 36 5
                                    

"sttt..Wulan.."

"Ayo tenangkan dirimu,bukan kau yang salah kan? Sudah jangan menangis lagi aku tidak tahan jika kau seperti ini"

Berkali-kali Risma menenangkan Wulan yang kini terisak di pelukannya. Sudah hampir dua jam Wulan terus-terusan menangis karena pertengkaran di kantin tadi. Haerul bahkan sudah sempat mencoba untuk membujuk Wulan namun Risma memintanya agar menunggu sampai Wulan tenang saja.

Haerul sudah meminta maaf pada Sheena karena telah mengecewakannya dengan adanya berita seperti itu yang menimpa Wulan,tapi Sheena justru yang kembali meminta maaf karena telah berlebihan dan hanya mendengarkan satu pihak saja.

Untuk Bu Hasna? Mungkin dia sudah kegirangan karena perdebatan di kantin sebelumnya. Tidak tau rencana apa lagi yang akan dia lakukan untuk menghancurkan Wulan yang nyatanya memang sudah hancur.

Wulan menyeka ujung matanya yang basah,mencoba menetralkan perasaannya walau dia masih sesekali terisak. Perdebatan tadi sudah cukup untuk menghancurkan semangatnya yang susah payah ia bangun selama ini.

Memang ya,manusia itu lebih memilih menomorsatukan satu hal buruk dan langsung membuang seribu hal baik dalam satu waktu dan parahnya lagi,tidak ingin mendengar dari dua pihak. Nyata..manusia hanya sekumpulan ego yang selalu merasa dirinya paling benar.

Dan setiap ego pasti berujung penyesalan,dan ya! Setiap penyesalan selalu berada diakhir.

"Makasih.." lirih Wulan

"Sudah merasa lebih baik,sayang?" Tanya Haerul yang menerobos masuk ke kamar Risma,saat ini mereka berada di rumah Risma. Tatapan Haerul terlihat begitu khawatir pada Wulan,belum lagi Wulan akan demam jika menangis terlalu lama.

Wulan menatap Haerul dengan mata sembabnya dan mengangguk.

"Aku akan keluar mengambil susu pisang untuk Wulan," bohong Risma. Dia sengaja meninggalkan mereka berdua karena paham pasti Haerul butuh untuk bicara dengan Wulan

"Jangan lama-lama.." rengek Wulan

Risma mengangguk dan langsung ke dapur.

"Aku minta maaf.." lirih Haerul sambil menunduk, "jangan seperti itu kan bukan kau yang salah"

"Yang salah itu yang membuat cerita bohong,ntah punya masalah apa dia dengan ku sampai seperti itu!" Celoteh Wulan meluapkan kekesalannya

"Sttt.. jangan dibahas ya? Biarkan saja dia," bujuk Haerul

Haerul lalu merogoh saku jasnya dan mengambil sesuatu dari dalam sana. Sebuah kotak indah berwarna pink dengan pita kecil diatasnya. Tentu saja Wulan lagi-lagi dibuat curiga dengan kotak mungil itu.

"Terima ini ya,aku ingin kau memakainya setiap hari bahkan setiap saat jika bisa" ujar Haerul tulus dan meletakkan kotak mungil itu di genggaman Wulan

"Ini apa lagi?"

Haerul mengacak rambut Wulan, "hadiah ulang tahun untuk mu"

"Tapi kan.."

"Terima ya,Lan. Jangan di tolak lagi" Haerul menatap lekat-lekat mata Wulan yang mulai kembali berair, "tidak perlu dengan air mata" lanjutnya lalu mencubit gemas hidung Wulan

𝐘 𝐎 𝐔 [Haerul untuk Wulan]Where stories live. Discover now