𝐘 𝐎 𝐔 𝟔

72 37 1
                                    

"Baik pak,saya usahakan untuk mulai melatih mereka sebentar sore."

". . . "

"Iya pak,baik"

". . ."

"Terimakasih kembali!"

Tuuttt. . .

Sambungan telepon terputus. Wulan melemparkan handphone-nya ke sembarang arah tanpa peduli jika akan membentur tembok kamarnya. Hatinya sedang dilanda perasaan yang campur aduk antara gelisah,kesal dan sedih.

Tugasnya yang menumpuk sejak dua hari yang lalu malah ditambah dengan tugas makalah lagi,setelah itu dia di telfon oleh kepala sekolah dan diminta untuk melatih adik kelasnya bermain musik. Rasanya kepalanya akan pecah sekarang juga.

Belum lagi tugasnya yang menumpuk itu terakhir dikumpulkan besok sedangkan makalahnya lusa. Sungguh benar-benar hari yang menyebalkan baginya. Ingin menolak permintaan sang kepala sekolah tapi dia tidak tau harus bagaimana,orang kepala sekolahnya sudah sangat baik padanya.

Jika jadinya seperti ini berarti Wulan harus begadang lagi nanti malam untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya agar bisa dikumpulkan besok. Memang resiko seorang pelajar.

Daripada membuang-buang waktu lagi,Wulan segera mengambil buku tugasnya dan mengerjakan beberapa tugas miliknya. Tak lupa memasang alarm agar dirinya tidak lupa kalau dia harus melatih sebentar sore.

Karena terlalu larut dalam tugas Wulan sampai lupa ini hari apa. Yap! Ini adalah hari kelahirannya, tepatnya tanggal 03 Oktober.

Sementara itu. . .

* * *

"Nah begini saja cukup!" Risky mengusap peluh yang membasahi dahinya. "Bagus kan caraku membungkus kadonya?" Risky berbangga hati

"Bagus dari mananya? Ini miring bodoh!" Heril mengomentari

Anggi dan Tina menghela nafas bersamaan. "Tau begini kita menyuruh Wulan saja yang membungkus kado" ujar Tina dengan santainya

*Plak!

Satu kosong!

Satu tabokan mulus mendarat di bahu Tina. "Wulan yang ulangtahun kenapa mau kau suruh bungkus kadonya? Memang ada orang ulangtahun se mandiri itu,huh?" Omel Risma

"Biasa nasib orang jomblo" Heril meledek

Tina membulatkan matanya mendengar ledekan Heril "Memangnya kau tidak jomblo!?"

"Yaaa, setidaknya aku masih bisa di bilang..apa ya? Punya calon lah,kau? Mana ada"

"Dih! Ya Allah semoga jodohnya hilang!"

"Allah mana mau mendengar doa mu?"

"Memangnya kau Tuhan? Sampai tau semuanya?"

"Bukan sihh. Tapi aku kan punya kemampuan khusus,yahh seperti indra ketujuh atau semacamnya"

"Apa aku peduli? Tidak!"

"Lalu?"

"Kau kenapa sih!?"

"Kau yang kenapa!"

𝐘 𝐎 𝐔 [Haerul untuk Wulan]Kde žijí příběhy. Začni objevovat