Part 21 - Rafa, Alfa, Agnes?

Start from the beginning
                                    

Selepas mengatakan hal tersebut, Alfapun menarik Danesh pelan dan mengisyaratkan untuk segera pergi dari tempat itu. Sepeninggal Alfa dan Danesh, Agnes berjalan cepat ke arah Toilet Khusus Petinggi dan Sekretaris kemudian menumpahkan semua tangisannya disana.

Agnes memperhatikan pipi kanannya yang memerah di depan kaca, iapun menepuk-nepuk pipinya yang memerah dengan percikan air dari wastafel dan melapnya pelan.

Daritadi sebenarnya Agnes menahan rasa perih di pipinya. Tetapi ia tidak mau menunjukkannya di hadapan Alfa dan Danesh. Agnes kembali mengambil tissue dan melap air matanya, menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya dengan kencang.

Setelah itu Agnes memutuskan untuk segera keluar dari Toilet dan menuju ruangannya.

*****

"Sebenarnya kamu mau ngomong apa sih Raf? Kenapa sampai ngumpulin aku, Bu Rosa, dan Rena? Apakah pembicaraan kita hari ini sangat penting?" tanya Agnes yang baru saja tiba di Cafe yang biasa Rafa dan Agnes datangi untuk kencan.

"Tahu nih Bang Raf, tumben banget ngumpulin kita semua gini. Kayak nggak ada kerjaan lain aja sih. Aku tuh masih banyak kerjaan yang lebih penting ketimbang ketemuan kayak gini." sungut Rena sembari meminum Citrus Squash yang dipesannya tadi.

"Rena, kakak udah bilang ke kamu berapa kali? Jangan suka bersungut-sungut apalagi terhadap saudaramu sendiri. Yaudah karena Agnes udah datang, kamu bisa mulai Raf. Apa yang mau kamu bicarakan sebenarnya dek?" aku kembali mengingatkan Rafa untuk memulai pembicaraan kami berempat.

"Iya kakakku sayang. Maafkan aku ya kak. Hehehe. Maafin aku juga ya Bang Raf." ucap Rena sedikit tidak ikhlas dalam meminta maaf.

Dari 3 hari yang lalu saat Rafa meminta aku dan Rena untuk ikut berkumpul bersama dengan Rafa dan Agnes karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan Rafa, memang terlihat Rena benar-benar tidak suka. Rena sempat protes kepada Rafa dan menjelek-jelekkan Agnes di depan Rafa.

Saat itu Rena memang sempat berpikir bahwa Rafa ingin melamar Agnes, sementara aku dan Rena diminta untuk menjadi saksi untuk Rafa.

"Maaf Kak, Ren, kalau aku harus melibatkan kalian berdua kali ini. Agnes, maaf tapi kita emang harus bicarakan ini sekarang. Saat ini juga. Aku ajak Kak Rosa dan Rena ikut kesini karena aku nggak mau egois. Kak Rosa dan Rena harus tahu ini semua secara langsung." ungkap Rafa dengan wajah datar.

Mendengar penuturan Rafa barusan, seketika aku merasakan jantungku berdegup kencang. Apakah pikiranku selama ini benar? Jangan-jangan Rafa memang mau memutuskan hubungannya dengan Agnes bukannya melamar Agnes seperti yang disangkakan Rena beberapa hari ini.

Aku memang sudah mendengar kabar Agnes yang melabrak Alfa minggu lalu dari Danesh. Bahkan diam-diam aku juga sudah mengecek CCTV secara langsung. Danesh juga memberitahu kepadaku bahwa ia juga langsung mengabarkan hal tersebut kepada Rafa dan menyuruh Rafa untuk memperingati Agnes agar tidak macam-macam lagi terhadap Alfa.

Bahkan Danesh sampai memintaku untuk segera mendepak Agnes dari Perusahaan dan memblack list namanya dari berbagai Perusahaan yang termasuk Partner. Tentu saja aku tidak sebodoh itu, hanya karena masalah percintaan aku mendepak seseorang yang menurutku kinerjanya sangat baik selama ini dibalik sifatnya yang sangat boros, matre, dan gila belanja.

"Omongin apa ya Raf? Jangan bilang kamu mau ngelamar aku ya? Raf, aku kan udah bilang kita tungguin Bu Rosa aja dulu. Aku nggak enak loh ke Bu Rosa." ucap Agnes dengan kedua bola mata yang seketika kembali berbinar. Sepertinya Agnes terlihat antusias dengan pembicaraan kami malam ini.

"Bukan Nesh, bukan mau ngelamar kamu. Maaf tapi aku rasa hubungan kita cukup sampai disini. Aku udah nggak ada rasa apa-apa lagi sama kamu. Jujur aku juga kecewa banget sama kamu. Kamu punya kuasa apa ngelabrak Alfa? Bukan Alfa yang beritahu aku tapi Bang Danesh dan Bang Ravi. Bang Danesh dan Bang Ravi juga mengancam kalau sekali lagi kamu berani melabrak ataupun menyakiti Alfa, mereka berdua nggak akan ngelepasin kamu begitu aja. Mereka akan buat perhitungan kepada kamu." papar Rafa yang membuatku, Agnes, dan Rena melongo mendengar uraian Rafa.

"Apa-apaan kamu Raf? Maksud kamu apa? Aku nggak mau putus dari kamu!  Seenaknya aja kamu ngomong kayak gitu. Salah gitu kalau aku peringati Alfa? Lagian kamu juga nggak jelas, kamu pikir aku nggak tahu kalau kamu akhir-akhir ini mulai memikirkan Alfa kembali. Pokoknya aku nggak mau putus dari kamu. Titik." Agnes kemudian berdiri dan beranjak pergi dari Cafe.

Rafa yang melihat kepergian Agnes hanya terdiam dan tak bereaksi apa-apa. Sebelum kepergian Agnes tadi sekilas aku lihat wajah Agnes yang menyiratkan kekecewaan saat mendengarkan keputusan Rafa tadi.

"Abang serius? Putus? Yakin Bang? Udah nggak bucin lagi toh? Tapi aku dukung banget kok Abang putusin Agnes. Pelakor gitu mah jangan dipertahanin Bang. Rugi." hasut Rena kepada Rafa.

"Rena! Kamu apa-apaan sih dek! Rafa itu salah! Kok jadi kamu dukung. Kamu juga Raf! Bukankah kakak udah peringati kamu waktu itu untuk mempertahankan Agnes dan melupakan Alfa. Kenapa kamu jadi putusin Agnes? Kakak juga dapat info dari HRD, mereka nanya ke kakak apakah bersedia untuk menukar sekretaris. Sebenarnya maumu apa sih? Lagian Alfa itu sedang dekat dengan Ravi. Jangan macam-macam deh kamu!"

"Maaf kak. Aku benar-benar sudah tidak bisa bertahan dengan hubungan kami. Perasaanku yang dulu menggebu-gebu terhadap Agnes sudah hilang tanpa bekas. Aku sudah tidak mencintai Agnes. Aku nggak bisa memenuhi janjiku pada Kakak,  maafkan aku sekali lagi Kak."

"Segampang itukah buatmu Raf? Kamu tidak hanya menyakiti hati satu orang wanita tapi dua orang wanita. Kenapa dulu kamu tidak mencoba untuk bertahan saja dengan Alfa? Kalau sekarang kamu juga ikut menyakiti Agnes. Tapi kakak nggak bisa ngomong banyak. Sekarang semua terserah kamu. Kamu udah dewasa, kamu tahu apa yang terbaik untuk hidupmu. Kamu berhak menentukan kebahagiaanmu sendiri. Tapi jujur aja kakak sangat kecewa terhadapmu. Kakak juga minta biarpun kamu sudah memutuskan hubunganmu dengan Agnes, jangan dekati Alfa kembali."

"Maafkan aku sekali lagi Kak. Tapi aku benar-benar yakin dengan keputusanku saat ini. Mengenai info dari HRD itu benar Kak. Aku memang berencana untuk menukar posisi Alfa dengan Agnes. Jujur saja, aku sangat menyesal pernah melukai Alfa dulu. Aku juga tidak masalah kalau harus bersaing dengan pria lain di luar sana untuk mendapatkan hati dan cinta Alfa kembali."

"Termasuk itu Ravi sekalipun?" tanyaku dengan nada meremehkan kepada Rafa.

Bukannya meremehkan adik laki-lakiku tersebut, tetapi jujur saja sepertinya saat ini Ravi dan Alfa sudah semakin dekat. Beberapa kali aku memergoki mereka berdua tertawa lepas disertai dengan elusan lembut yang diberikan Ravi ke arah rambut Alfa. Bahkan aku pernah tidak sengaja memergoki Ravi memeluk Alfa ketika Alfa menangis sehabis bertengkar dengan Rafa.

"Of course kak. Aku tidak takut untuk merebut Alfa dari Bang Ravi." jawab Rafa santai.

"Maksud Abang mau CLBK lagi gitu sama Kak Alfa? Jangan ngadi-ngadi deh Bang! Kalau kayak gitu aku nggak setuju sama sekali. Abang tuh udah nyakitin Kak Alfa parah banget. Aku yang menjadi saksi betapa hancurnya Kak Alfa saat itu. Pokoknya aku nggak setuju Bang. Cari saja wanita lain, yang penting jangan juga balikan dengan si Pelakor." ucap Rena sembari mencomot French Fries yang tersaji di atas meja.

"Udah gini ajalah. Sekarang kita makan aja dulu. Nanti sampai di rumah kita bahas lagi masalah ini. Tapi kalau Papa dan Mama udah nyampe di rumah, ya pembicaraan kita malam ini diskip dulu dan kita lanjut besok. Besok kita bertiga pergi ke Apart aja pulang dari Gereja. Nggak enak kalau kita berdebat disini." putusku sembari mencomot Onion Ring yang juga sudah tersaji di atas meja.

"Iya Kak, mending besok aja kita omongin lagi ya Bang. Aku juga udah lapar banget nih." tutur Rena yang masih juga mencomot French Fries dan sesekali juga ikut mencomot Onion Ring.

"Iya Kak, Ren, yaudah ayo kita makan aja dulu!" ajak Rafa.

Setelah selesai Berdoa, kamipun mulai makan makanan yang daritadi sudah tersaji di atas meja. Kami memutuskan untuk tidak membahas masalah Rafa, Agnes,  dan Alfa dahulu.

Look at Me, PleaseWhere stories live. Discover now