Extra Part 1 - Complete Happiness

2.7K 47 1
                                    

Pagi ini aku bangun lebih lama dari biasanya dan segera masuk ke dalam Toilet untuk mandi. Setelah selesai mandi, aku memakai skincare rutinku terlebih dahulu dan segera turun ke bawah. Di bawah aku melihat Mama dan Mami yang sedang memasak sembari mengobrol.

"Morning Ma, Mi." sapaku kepada Mama dan Mami yang langsung serentak menengok ke arahku.

"Morning sayang." balas Mama dan Mami bersamaan disertai dengan senyuman lebar.

"Maaf ya Ma, Mi, aku kelamaan bangunnya." ucapku dengan nada sedih yang sebenarnya aku tahu kalau kedua ibu cantikku ini tidak akan memarahiku.

"Eiii... Kok minta maaf gitu sayang? Kayak sama siapa aja ih kamu." sahut Mami Astrid lembut tanpa melunturkan senyumnya.

"Iya nak. Ngapain juga kamu minta maaf? Ini kan pure Mama dan Mami yang mau jagain sekaligus manjain kamu dan calon cucu kami. Jadi, jangan ngerasa nggak enak terus dong sayang." Mama ikut menimpali.

Rasanya sangat menyenangkan saat hamil begini, ada 2 sosok ibu luar biasa yang menemaniku. Aku dan Ravi memang akhirnya menikah secara sah menurut hukum dan agama 4 bulan yang lalu.

Saat itu aku benar-benar merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Ternyata penantianku selama ini terbayar lunas saat itu. Tuhan benar-benar menjawab semua doaku, padahal aku sempat pesimis dan menyerah, tapi ternyata rencana Tuhan sangat indah dalam hidupku.

Saat ini aku kembali diberikan keajaiban oleh Tuhan. Tuhan menitipkan janin dalam rahimku yang saat ini sudah berusia 11 minggu.

Semenjak Ravi dan semua keluarga kami mengetahui kehamilanku, mereka menjadi sangat protektif terhadapku. Seperti saat ini, Mama, Papa, Mami, dan Papi menghabiskan weekend bersama dengan kami.

Biasanya mereka pasti akan menginap di rumahku dan Ravi selama 2 hari dan biasanya juga selama 2 hari tersebut Mama dan Mami pasti akan benar-benar memanjakanku.

"Loh sayang, kamu udah bangun? Tadi kan aku udah nyuruh kamu istirahat aja. Kenapa malah turun ke bawah yank? Yuk, aku antar ke atas lagi!" ajak Ravi yang tiba-tiba sudah menghampiriku di Dapur.

Ravi memang sudah bangun tidur dari subuh tadi sekitar jam 05.00 karena pagi ini Papa, Papi Keenan, Ravi, Rafa, Jimmy, Reiki, Arsa, Danesh, Om Fulton, Bang Jack, Bang Johan, dan Bang Axel memang berjanji untuk bermain Futsal bersama di Lapangan Futsal milik DARR Company.

Jangan kaget kalau DARR Company memiliki Lapangan Futsal sendiri, bahkan empat sekawan tersebut juga mempunyai Lapangan Golf sendiri yang anehnya sama sekali tidak ada seorangpun Caddy Girl yang dipekerjakan di Lapangan Golf milik DARR Company, yang ada hanya beberapa Pramugolf atau Caddy Golf Pria.

Saat aku menanyakan hal itu kepada Jenny sewaktu kami menemani keempat sahabat karib tersebut bermain Golf, Jenny mengatakan bahwa itu semua memang ide darinya dan Jojo yang untungnya malahan disetujui oleh mereka berempat.

Mendengar jawaban Jenny saat itu sontak akupun sangat berterima kasih kepadanya dan Jojo atas ide brilliant mereka berdua.

Jenny dan Jojopun sangat senang melihat reaksiku saat itu. Jenny berkata kalau perselingkuhan itu bisa dimulai kapan dan dimana saja. Tidak mengenal waktu dan tempat. Jadi ada baiknya kita sebagai istri yang memproteksi terlebih dahulu.

Alasan ini juga yang membuatku tidak heran kalau sekretaris-sekretaris Rei, Ravi, Danesh, dan Arsa di DARR Company ya sepupu-sepupu mereka masing-masing.

"Loh kok kamu udah pulang Rav? yang lain kemana?" tanya Mami Astrid sambil celingukan mencari kehadiran yang lain.

"Iya nak, memang Futsalnya sudah selesai ya? Perasaan kalau kalian main Futsal, selesainya baru siang atau bahkan sore hari deh?" tanya Mama yang juga bingung dengan kehadiran Ravi yang tiba-tiba. 

Look at Me, PleaseWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu