Maisarah berjalan pergi . Matanya tertancap pada telefonnya semula .
Kahar datang menyapanya . Dia mengetuk meja itu .
" Reen . Abah kau call aku suruh kau call dia ." Ujar Kahar . Dia hanya merenung coklat di bibir Aireen itu .
" Pahal bapak aku call kau pula ? " Aireen tak puas hati . Coklat itu masih digigitnya .
Boleh je abah call dia terus . Nak juga call si Kahar ni .
" Call je lah . " Kata Kahar , agak geram dengan Aireen yang sengaja dikeraskan kepalanya itu .
" Kau siapa nak mengarah-arah aku ? Kau tu babysitter je pun . " Aireen geram .
Kahar membongkok dan terus mematahkan coklat di bibir Aireen . Aireen hanya tinggal se-kolum saja . Kahar dah rembat lagi 2 .
" Bakal suami kau . " Ujar Kahar sambil memasukkan coklat itu ke dalam mulutnya dan tersenyum sinis .
Aireen terdiam . Dia terkaku . Kahar berjalan pergi .
Perlahan senyuman terukir di bibir Aireen . Cepat-cepat dia tampar diri sendiri , menyedarkan dirinya .
Kau gila ke apa ? Kau senyum apa ? Mamat tu ambil coklat kau .
Suara hatinya berkata .
Biarlah . Kalau dia nak se-lori coklat pun aku boleh belikan .
Lagi satu suara muncul .
" Gila . Sah , gila . " Aireen menggeleng-gelengkan kepalanya .
" Apa hal kau ? " Nadya mencuitnya .
Aireen tersentak dan menggelengkan kepalanya tanda tiada apa .
++++
Kahar dan Aidil keluar dari bilik , ingin merokok .
Aidil menghulurkan sebatang rokok kepada Kahar .
" Thanks . " Ujar Kahar .
Senyap di antara mereka . Mereka menghisap rokok .
" Kau ... Dengan Aireen ada apa-apa ke , bro ? " Soal Kahar .
Aidil tergelak .
" Kenapa kau ketawa ? " Tanya Kahar , pelik .
" Aku dah lama tunggu kau tanya aku soalan tu . Aku dengan Khai macam adik abang je lah . Lagi pun , aku dah tunang . " Ujar Aidil .
Kahar mengangguk , agak malu .
" Janganlah cemburu . Aku dengan Khai memang rapat sejak dia naik jadi kapla masa dia tingkatan 2 dulu . " Ujar Aidil .
" Aku tahu kisah korang berdua . Apa cerita sekarang ? " Soal Aidil .
" Entahlah bro . Aku dah cuba sedaya-upaya untuk pujuk dia . Tapi dia macam tak nak baik semula dengan aku je . " Kata Kahar .
" Walau apapun yang terjadi antara kau dengan Aireen , jangan berhenti berharap dan pujuk dia . Dia macam api yang tengah marak menyala . Kau pula perlu jadi sebaldi air untuk padamkan api yang sedang marak itu . " Ujar Aidil seraya menghembus asap rokok .
" Aku cakap sebab aku ada pengalaman . Aku pun pernah bergaduh teruk dengan tunang aku . Macam ni lah . Dalam sebulan juga dia merajuk dengan aku . " Aidil sempat mengeluh dan tertawa kecil , mengenang cerita lamanya dulu .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...
Chapter 68
Start from the beginning