Upacara pelepasan dan bekal jajan [6]

Mulai dari awal
                                    

Untung saja jalan ke arah kontrakan mereka bisa dimasuki mobil, sehingga para laki-laki tidak harus bersusah payah membawa barang bawaan setiap anggota yang begitu banyak.

Kini para lelaki tengah menunggu para perempuan yang bekerja sama membersihkan kontrakan. Seperti Joy, yang mendapat tugas menyapu dan membersihkan kamar laki-laki. Sekar, yang mendapat tugas menyapu dan membersihkan kamar perempuan. Lista yang mendapat tugas membersihkan dapur dan menata alat masak, dan Selfi yang mendapatkan bagian menyapu teras depan.

Lantas Jessica? Ia dibawa kabur entah ke mana oleh Pak Kades. Beruntung kedua pawangnya belum sampai di sini, hingga tidak menimbulkan keributan bahwa gadis itu masih belum kembali sampai sekarang.

"Hey yang cowok! Kita udah selesai beres beres nih!" pekik Sekar dari dalam rumah.

Tanpa berlama-lama lagi mereka segera mengangkut barang barang yang berada dimobil ke dalam posko. Kini giliran para perempuan yang duduk berleha-leha di gazebo bawah pohon mangga teras depan.

Joy, Sekar, Lista, Selfi, terbaring tak berdaya. Tak berdaya karena dayanya sudah habis belum di isi lagi. Sebelum aroma makanan membuat perut mereka keroncongan.

Joy yang memang biangnya lapar itu sontak bangun terlebih dahulu kemudian mendapati Jessica yang berjalan bersama Bu Kades di sampingnya.

"Hey! Hey! Cepet bangun ada Bu Kades!" Mendengar kalimat Joy refleks ketiganya bangun hingga kepala serasa berputar karena pusing.

"Sugeng siang mbak'e. Iki ibu nggawaake nedha awan kangge mbak lan mas'e . Pasti capek ya habis beres beres kontrakan?" Mereka mengangguk meski tak tahu apa yang Bu Kades ucapkan.

"Mboten susah repot repot bu," sanggah Selfi merasa tak enak hati. Berbeda dengan Joy yang sudah menerima nampan makanan dari Bu Kades.

"Mboten napa napa mbak, monggoh didhahar mawon," ucap Bu Kades.

Selfi tersenyum tak enak hati, lantas menyenggol siku Joy yang tengah sibuk memakan nasi goreng tersebut. "Inggih Bu, Matursuwun sanget." Bu Kades mengangguk.

"Ing mriki Ibu badhe ngaturaken bilih sesuk wonten MUSRENBANG ing bale desa. Bapak ngandika sampeyan bisa teka kangge ngenalake diri lan ngandhani warga babagan program kerja sampeyan sedaya ," jelas Bu Kades.

"Oh nggih, mangke kulo sampeaken marang rencang-rencang kulo teng mriki," jawab Selfi sopan.

"Menawi mekaten Ibu nyuwun pamit rumiyin. nyuwun pangapunten."

"Nggih Bu," jawab mereka serempak, karena hanya kata itu yang gampang diucapkan.

Selepas kepergian Bu Kades dengan kedua nampannya, para perempuan berdecak kagum pada kemampuan bahasa jawa Selfi.

"Selfi keren banget! Apa daya gue orang jawa tapi gak bisa bahasa jawa," celetuk Joy.

"Aku bisa ngerti kalau orang ngomong, tapi gak bisa ngomong jawanya gitu lho," tutur Jessica seraya mengerucutkan bibirnya lucu.

"Yang blasteran planet Bekasi diem aja deh gue," timpal Sekar yang membuat mereka semua tertawa kecil.

Tak lama kemudian suara gaduh dari dalam posko mengalihkan atensi mereka. "WOI! BAGI BAGI NASGORNYA NAPA!" Itu suara Haikal, sungguh memalukan.

"YA UDAH SINI! JANGAN TERIAK TERIAK GAK SOPAN!" Dan ini suara Joy yang menegur Haikal. Sama sama berteriak entah hilang ke mana urat malu mereka.

Para laki-laki sudah selesai meletakkan barang bawaan mereka sesuai pada tempatnya, kemudian sekarang tengah melahap nasi goreng buatan Bu Kades dengan penuh nikmat.

"Any way, kok jawamu bisa sebagus itu? Kebiasaan dari kecil 'kah?" celetuk Jessica membuat mereka serempak menoleh ke arah Selfi.

"Aku keturunan keraton," jawabnya singkat.

"Uhuk!" Haikal tersedak bagai kena karma, tidak.., laki-laki itu hanya kaget mendengar jawaban Selfi.

"Buset kelompok kita ada darah biru," seru Hengki merasa kagum.

"Wah! seru gak jadi  bangsawan?" tanya Joy dengan wajah polosnya. Selfi menggeleng yang membuat mereka menganga tak percaya.

"Terlalu banyak peraturannya, cukup aku saja kalian gak akan kuat," jawab Selfi dengan sedikit gurauannya.

"Iya sih gue denger denger emang gitu, dari cari jalan, duduk, makan, duh pasti berat ya?" Selfi mengangguk.

"Gak apa-apa, sayang! Selama 45 hari di sini lo bakal ngerasain kebebasan kayak kita kita!" seru Haikal berlagak seperti superman yang mampu membuat mereka tertawa.

Asik bercanda hingga tak sadar suara deruan motor menghampiri mereka. "Wih! Gue ketinggalan banyak nih?" celetuk Daffa.

"Yoi bro, apa lagi tadi Jessica sempet hilang," ucap Haikal yang lanngsung mendapat cubitan dari sang empu.

"Enak aja kalau ngomong!" desis Jessica.

"Any way Daff, kata Bu Kades besok bakal ada MUSRENBANG di balai desa. Katanya pagi, tapi gue lupa tanya jamnya," ucap Selfi yang dibalasi anggukan oleh Daffa.

"MUSRENBANG tuh apa sih?" tanya Hengki mengernyit heran.

"Musyawarah perencanaan dan pembangunan desa," jawab Sekar.

"Gitu aja gak tahu," cibir Haikal.

"Sirik lo!"

"Kenapa gak terima?" Dan terjadilah keributan di antara mereka.

Di sisi lain seorang gadis tengah menghampiri seorang laki laki yang membawa paperbag begitu banyak. "Habis borong jajan?" tanya Lista pada Jeka yang dibalasi anggukan kecil.

Kemudian gadis itu berinisiatif untuk membantu lelaki itu membawa jajan, namun segera ditolak dengan alasan yang cukup cringe. "Kamu gak akan kuat, biar aku aja," gurau Jeka yang membuat Lista menampilkan smirk andalannya.

"Belum pernah ngerasain dibanting calon sendiri?" bisik Lisa yang membuat Jeka bergidik ngeri.

To be countinue...

Kira kira nangkep yang Lista sampaikan gak nih?

Kuliah Kerja Ngapel [KKN] || DojeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang