3. At Villa With Him

91 4 0
                                    

Setelah makan dan menempuh beberapa jam perjalanan, Haechan dan juga Renjun akhirnya tiba di Villa pribadi milik Haechan. Mereka berdua segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.

Haechan yang lebih memilih untuk bergegas lebih dulu masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan diri. Sedangkan Renjun, ia menunggu di sofa seraya memainkan ponselnya.

*drtdrt* pesan masuk dari mommynya tertera dilayar ponsel Renjun.

From : Nyonya Huang.
Kamu dimana, dek? Kenapa belum pulang?

To : Nyonya Huang.
Ada rapat diluar kota, Mom. Jadi, aku akan pulang besok.

From : Nyonya Huang.
Baiklah kalau gitu. Jangan sampai telat makan, jangan sampai kecapekan, dan jangan tidur malam-malam!

To : Nyonya Huang.
Siap, Nyonya Huang!

Baru saja Renjun ingin menutup aplikasi pesan miliknya, notifikasi pesan masuk dari daddy-nya membuat ia mengurungkan niatnya.

From : Tuan Huang.
Besok, datang ke perusahaan daddy bersama dengan Haechan.

Netranya langsung membola, begitu dirinya membaca pesan dari Daddy. Bagaimana bisa Daddy-nya yang sudah tau siapa CEO sebenarnya, tapi tidak memberitahu dirinya?! Padahal Daddy-nya tau kalau dirinya ini selalu berusaha menjauhi pria yang di maksud.

Ia hanya bisa menghela nafasnya kasar, lalu membalas pesan singkat daddynya.

To : Tuan Huang.
Baiklah, Dad.

From : Tuan Huang.
Jangan melakukan yang tidak-tidak. Daddy selalu memantau kalian berdua, terutama dirimu!

Netranya membola lagi, ketika ia membaca balasan yang diberikan ayahnya. Balasan yang berupa sebuah peringatan, yang isinya sungguh ambigu.

Ia hanya bisa menggelengkan kepala lalu bergidik ngeri. Ayahnya ini benar-benar tsunder mengerikan! Tapi kenapa selalu menggemaskan kalau disamping Mommy-nya, Winwin.

"Kau kenapa? Kerasukan?" Suara seseorang sukses membuat lamunan Renjun buyar. Ia langsung menatap orang yang telah bertanya seperti itu,  yang ternyata Haechan yang sudah selesai membersihkan tubuhnya.

Renjun yang tadinya menunduk menatap ponsel, kini pandangannya teralihkan menatap pria yang ada dihadapannya. "Yaaakkk! Lee Haechan!!! Pakai baju-mu!" Pekikkan yang ia lakukan, karena melihat tubuh atas milik Haechan yang tidak terbalut apapun.


B

ukannya langsung menutup bajunya, Haechan malah terkekeh melihat tingkah menggemaskan milik wanita yang saat ini tengah menutup wajahnya. Ide jahil langsung terlintas dipikirannya. Ia langsung menghampiri wanita mungil yang tengah duduk ini.

Sementara Renjun, kini ia memaki dalam hati. Bagaimana bisa pria ini keluar dari kamarnya dengan bertelanjang dada, dan dengan santainya, padahalkan ada dirinya disini.

Langsung saja ia mengontrol nafasnya yang memburu, serta detak jantungnya yang berdetak dengan cepat, hanya karena melihat pria ini bertelanjang dada yang menampilkan 8 kotak yang sangat indah ditubuh seorang Lee Haechan.

Sementara Haechan malah duduk disamping wanita mungil yang masih menutup matanya, mendekatkan mulutnya disamping telinga sang wanita, dan mulai membisikkan sesuatu. "Kenapa emangnya? Apakah pikiran milikmu ini sudah melayang jauh?" Bisiknya dengan seduktif, yang sukses membuat wanita yang ada disampingnya ini menahan nafasnya.

Kalau saja Renjun memiliki riwayat jantung, sudah dapat ia pastikan bahwa dirinya sudah tak bernyawa saat ini. Untung saja keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat itu. Riwayat kegilaan plus kebucinan baru ada, yang sudah diwariskan daddy-nya kepada Nana selaku adiknya.

NO BOUNDRIES - HYUCKRENDove le storie prendono vita. Scoprilo ora